Engkau org belajar agama,
Dan tahu halal haramnya,
Tapi aurat main dadah juga,
Atau saja nak buat dosa berganda-ganda...
Engkau org belajar agama,
Baik buruk dah tahu semuanya,
Cikgu cakap sampai nk pendek nyawa,
Tapi masih tak sedar juga...
Engkau org belajar agama,
Dah dpt beza baik buruknya,
Tapi kenapa tak insaf juga,
Tak nak masuk syurga ?...
Engkau org belajar agama,
Akal fikiran semua dah sempurna,
Kenapa perempuan pakai baju 'sarung nangka' ,
Tak sedar ke itu semua utk suami korang aja...
Engkau org belajar agama,
Tegakkan syiar Islam jadilah org yg berguna,
Hidup bukannya lama,
So, banyakkan buat pahala bukan dosa...
Ada ilmu tapi tak guna,
Sekadar buat koleksi kepala aja,
Kan dah banyak dosa,
Baik bertaubat Segera...
Bila hati manusia tlh mati,
Mereka dah tak nampak syurga neraka,
Yang mereka nampak keseronokkan dunia sementara,
Dan yg paling utama mereka bahagia walau pd hakikatnya jiwa mereka menderita...
Sekarang bila kita terfikir,
Bilalah manusia nak kembali kpd fitrah kalau hukum Allah kita buat entah tah endah aja,
Jgnlah mengharap dunia akn berubah,
Makin lama makin PUNAH !!!!...
Pages
▼
Thursday, November 28, 2013
Aurat Kaum Wanita
1 . Rambut
" Wahai anakku Fatimah ! Adapun perempuan-perempuan yang akan digantung rambutnya hingga mendidih otaknya dalam neraka adalah mereka itu di dunia tidak mahu menutup rambutnya daripada dilihat oleh lelaki yang bukan mahramnya " Riwayat Bukhari dan Muslim
2 . Kaki ( tumit kaki )
" Dan janganlah mereka ( perempuan ) membentakkan kaki ( atau mengangkatnya) agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan " - An-Nur : 31 a ) menampakkan kaki b ) menghayungkan/melenggokkan badan mengikut hentakan kaki
3 . Wangian
" Siapa sahaja wanita yang memakai wangi-wangian kemudian melewati suatu kaum supaya mereka itu mencium baunya , maka wanita itu telah dianggap melakukan zina dan tiap-tiap mata ada zina " Riwayat Nasaii , Ibn Khuzaimah dan Hibban
4 . Dada
" Hendaklah mereka (perempuan) melabuhkan kain tudung hingga menutupi dada-dada mereka " - An-Nur : 31
5 . Gigi
" Rasullulah melaknat perempuan yang mengikir gigi atau meminta supaya dikikirkan giginya " Riwayat At-Thabrani
" Dilaknat perempuan yang menjarangkan giginya supaya menjadi cantik, yang merubah ciptaan Allah" Riwayat Bukhari dan Muslim
6 . Muka dan leher
" Dan tinggallah kamu (perempuan) di rumah kamu dan janganlah kamu menampakkan perhiasanmu seperti orang jahilliah yang dahulu " a ) bersolek ( make-up ) b ) menurut Maqatil : Sengaja membiarkan ikatan tudung yang menampakkan leher seperti orang Jahilliyah
7 . Muka dan Tangan
" Asma Binte Abu Bakar telah menemui Rasullulah dengan memakai pakaian yang tipis . Sabda Rasullulah : "Wahai Asma ! Sesungguhnya seorang gadis yang telah berhaidh tidak boleh baginya menzahirkan anggota badan kecuali pergelangan tangan dan wajah saja " Riwayat Muslim dan Bukhari
8 . Tangan
" Sesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik daripada menyentuh kaum yang bukan sejenis yang tidak halal baginya " Riwayat At Tabrani dan Baihaqi
9 . Mata
" Dan katakanlah kepada perempuan mukmin hendaklah mereka menundukkan sebahagian dari pemandangannya" - An Nur : 31
"Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya . Kamu hanya boleh pada pandangan yang pertama , ada pun pandangan seterusnya tidak dibenarkan " Riwayat Ahmad , Abu Daud dan Tirmidzi
10 . Mulut ( suara )
" Janganlah perempuan-perempuan itu terlalu lunak dalam berbicara sehingga berkeinginan orang yang ada perasaan serong dalam hatinya, tetapi ucapkanlah perkataan-perkataan yang baik " - Al Ahzab : 32
" Sesungguhnya akan ada umat ku yang minum arak yang mereka namakan dengan yang lain , iaitu kepala mereka dilalaikan oleh bunyi-bunyian (muzik) dan penyanyi perempuan , maka Allah akan tenggelamkan mereka itu dalam bumi " Riwayat Ibn Majah
11 . Kemaluan
" Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan mukmin, hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka (jangan berzina) " - An Nur : 31
" Apabila seorang perempuan itu sembahyang lima waktu , puasa di bulan Ramadhan , menjaga kemaluannya (tidak berzina) dan menta'ati suaminya , maka masuklah ia ke dalam syurga daripada pintu-pintu yang ia kehendakinya " Riwayat Al Bazzar
" Tiada seorang perempuan pun yang membuka pakaiannya bukan di rumah suaminya , melainkan dia telah membinasakan tabir antaranya dengan Allah " Riwayat Tirmidzi , Abu Daud dan Ibn Majah
12 . Pakaian
" Barangsiapa memakai pakaian yang berlebih-lebihan, maka Allah akan memberikan pakaian kehinaan dihari akhirat nanti " Riwayat Ahmad , Abu Daud , An Nasaii dan Ibn Majah
" Sesungguhnya sebilangan ahli neraka ialah perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang yang condong pada maksiat dan menarik orang lain untuk melakukan maksiat . Mereka tidak akan masuk syurga dan tidak akan mencium baunya " Riwayat Bukhari dan Muslim
a ) Berpakaian tipis / jarang
b ) Berpakaian ketat / membentuk
c ) Berpakaian berbelah / membuka bahagian-bahagian tertentu
" Hai nabi-nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak perempuan mu dan isteri-isteri orang mukmin, hendaklah mereka memakai baju jilbab (baju labuh dan longgar ) yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali . Lantaran itu mereka tidak diganggu . Allah maha pengampun lagi maha penyayang " - Al Ahzab : 59
13 . Bulu kening
Menurut Bukhari " Rasullulah melaknat perempuan yang mencukur (menipiskan bulu kening atau meminta supaya dicukurkan bulu kening) " Riwayat Abu Daud Fi Fathil Bari
"Bagi wanita-wanita yang memelihara dirinya dan menta'ati suaminya , segala makhluk , burung yang terbang , ikan dilaut , malaikat dilangit , matahari dan bulan dan lain-lain memohon keampunan Allah untuknya "
Wallahu 'alam.
" Wahai anakku Fatimah ! Adapun perempuan-perempuan yang akan digantung rambutnya hingga mendidih otaknya dalam neraka adalah mereka itu di dunia tidak mahu menutup rambutnya daripada dilihat oleh lelaki yang bukan mahramnya " Riwayat Bukhari dan Muslim
2 . Kaki ( tumit kaki )
" Dan janganlah mereka ( perempuan ) membentakkan kaki ( atau mengangkatnya) agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan " - An-Nur : 31 a ) menampakkan kaki b ) menghayungkan/melenggokkan badan mengikut hentakan kaki
3 . Wangian
" Siapa sahaja wanita yang memakai wangi-wangian kemudian melewati suatu kaum supaya mereka itu mencium baunya , maka wanita itu telah dianggap melakukan zina dan tiap-tiap mata ada zina " Riwayat Nasaii , Ibn Khuzaimah dan Hibban
4 . Dada
" Hendaklah mereka (perempuan) melabuhkan kain tudung hingga menutupi dada-dada mereka " - An-Nur : 31
5 . Gigi
" Rasullulah melaknat perempuan yang mengikir gigi atau meminta supaya dikikirkan giginya " Riwayat At-Thabrani
" Dilaknat perempuan yang menjarangkan giginya supaya menjadi cantik, yang merubah ciptaan Allah" Riwayat Bukhari dan Muslim
6 . Muka dan leher
" Dan tinggallah kamu (perempuan) di rumah kamu dan janganlah kamu menampakkan perhiasanmu seperti orang jahilliah yang dahulu " a ) bersolek ( make-up ) b ) menurut Maqatil : Sengaja membiarkan ikatan tudung yang menampakkan leher seperti orang Jahilliyah
7 . Muka dan Tangan
" Asma Binte Abu Bakar telah menemui Rasullulah dengan memakai pakaian yang tipis . Sabda Rasullulah : "Wahai Asma ! Sesungguhnya seorang gadis yang telah berhaidh tidak boleh baginya menzahirkan anggota badan kecuali pergelangan tangan dan wajah saja " Riwayat Muslim dan Bukhari
8 . Tangan
" Sesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik daripada menyentuh kaum yang bukan sejenis yang tidak halal baginya " Riwayat At Tabrani dan Baihaqi
9 . Mata
" Dan katakanlah kepada perempuan mukmin hendaklah mereka menundukkan sebahagian dari pemandangannya" - An Nur : 31
"Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya . Kamu hanya boleh pada pandangan yang pertama , ada pun pandangan seterusnya tidak dibenarkan " Riwayat Ahmad , Abu Daud dan Tirmidzi
10 . Mulut ( suara )
" Janganlah perempuan-perempuan itu terlalu lunak dalam berbicara sehingga berkeinginan orang yang ada perasaan serong dalam hatinya, tetapi ucapkanlah perkataan-perkataan yang baik " - Al Ahzab : 32
" Sesungguhnya akan ada umat ku yang minum arak yang mereka namakan dengan yang lain , iaitu kepala mereka dilalaikan oleh bunyi-bunyian (muzik) dan penyanyi perempuan , maka Allah akan tenggelamkan mereka itu dalam bumi " Riwayat Ibn Majah
11 . Kemaluan
" Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan mukmin, hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka (jangan berzina) " - An Nur : 31
" Apabila seorang perempuan itu sembahyang lima waktu , puasa di bulan Ramadhan , menjaga kemaluannya (tidak berzina) dan menta'ati suaminya , maka masuklah ia ke dalam syurga daripada pintu-pintu yang ia kehendakinya " Riwayat Al Bazzar
" Tiada seorang perempuan pun yang membuka pakaiannya bukan di rumah suaminya , melainkan dia telah membinasakan tabir antaranya dengan Allah " Riwayat Tirmidzi , Abu Daud dan Ibn Majah
12 . Pakaian
" Barangsiapa memakai pakaian yang berlebih-lebihan, maka Allah akan memberikan pakaian kehinaan dihari akhirat nanti " Riwayat Ahmad , Abu Daud , An Nasaii dan Ibn Majah
" Sesungguhnya sebilangan ahli neraka ialah perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang yang condong pada maksiat dan menarik orang lain untuk melakukan maksiat . Mereka tidak akan masuk syurga dan tidak akan mencium baunya " Riwayat Bukhari dan Muslim
a ) Berpakaian tipis / jarang
b ) Berpakaian ketat / membentuk
c ) Berpakaian berbelah / membuka bahagian-bahagian tertentu
" Hai nabi-nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak perempuan mu dan isteri-isteri orang mukmin, hendaklah mereka memakai baju jilbab (baju labuh dan longgar ) yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali . Lantaran itu mereka tidak diganggu . Allah maha pengampun lagi maha penyayang " - Al Ahzab : 59
13 . Bulu kening
Menurut Bukhari " Rasullulah melaknat perempuan yang mencukur (menipiskan bulu kening atau meminta supaya dicukurkan bulu kening) " Riwayat Abu Daud Fi Fathil Bari
"Bagi wanita-wanita yang memelihara dirinya dan menta'ati suaminya , segala makhluk , burung yang terbang , ikan dilaut , malaikat dilangit , matahari dan bulan dan lain-lain memohon keampunan Allah untuknya "
Wallahu 'alam.
Kepentingan Aurat
Persoalan penutupan aurat wanita dipandang remeh
oleh sebilangan besar masyarakat kita.Kononnya masalah penutupan aurat
adalah hak induvidu .Tebal atau nipis iman di dada bukan terletak pada
gaya atau fesyen pakaiannya.
Betulkah dan bagaimanakah pula seriusnya masalah pendedahan aurat dalam media massa sehingga menimbulkan kacau-bilau dan simpang -siur di dalam gaya kehidupan kita? Mentaliti juga sangat dipengaruhi oleh persoalan pendedahan aurat rupa-rupanya.
Kebimbangan hari ini tidak terhenti kepada persoalan aurat semata-mata malah menular kepada isu implikasinya yang mengundang kepada kemungkaran seksual, pembuangan bayi, penderaan dan pelakuan zina dalam masyarakat yang mengakui dirinya Islam.
Perkembangan media massa kini yang pada asalnya merupakan elemen penyebaran maklumat kian tersingkir dengan memperlihatkan kepada kita seolah-olah ia medan untuk mengaut keuntungan semata-mata. Di sinilah bermulanya unsur yang mendesak kepada saingan untuk mengeksploitasikan aurat wanita sebagai umpan paling laris lagi mujarab.
Bermulanya dengan majalah hiburan yang boleh dikatakan 100% terlibat dalam eksploitasi kaum hawa seperti URTV, Hai, sehinggalah kepada majalah-majalah komik Mangga , Syok dan Remaja malah dalam keadaan tertentu penerbitan bacaan ilmiah dan berunsur maklumat juga tidak melepaskan peluang untuk menggunakan umpama pelaris seperti Jelita, Wanita, Dewan Siswa dan Dewan Masyrakat. Ini belum dikira lagi majalah -majalah yang kian membanjiri pasaran tempatan hari ini, yang sengaja diimport dari luar seperti Her World, She Elle, Vogue dan Cosmolitan sebagai contoh.
Dalam konteks ini, timbul persoalan tentang hukum kerjaya wanita dalam media massa terutama sebagai model iklan atau cover girl yang menjadi kegilaan remaja islam masa kini. Prof.Dr Shalaby menggariskan tentang maksud wanita berkerjaya dalam Islam sebagai mereka yang berkerja di luar rumah dengan menyebut beberapa pra syarat yang perlu diikuti iaitu:-
* Boleh menutup aurat dengan kebenaran tanpa ada paksaan untuk membukanya
* Tidak menjerumuskan ke arah pergaulan bebas antara pekerja lelaki dan wanita
* Tidak memerlukan pergerakkan agresif yang menampakkan rasa ghairah golongan lelaki melihatnya
* Tidak menimbulkan fitnah seperti menarik perhatian atau rasa ghairah lelaki
* Kerjaya itu mestilah bukan jawatan tertinggi pemutus(decision maker/decesive leader)yang dikhususkan untuk golongan leleki
Ini bertepatanlah dengan apa yang disabdakan oleh Rasulullah:-
"Aku tidak meninggalkan sesudahku suatu fitnah yang lebih besar bahayanya bagi kaum lelaki selain wanita". (muttafaqun A'laihi)
Sebagai rumusan, kita boleh menyimpulkan faktor berlakunya pengeksplotasikan aurat wanita hari ini sebagai:
* Penglibatan wanita dengan kerelaan yang tidak menyedari senario. Pengeksplotasikan ini sebagai satu bentuk penghinaan kepada mereka. Ini berlaku hasil daripada gagalnya panduan suasana persekitaraan dan sistem pendidikan mereka
* Pihak penerbitan yang mengambil kesempatan atas kelemahan wanita dan undang-undang
* Kerajaan dan undang-undang yang tidak ada usaha ke arah membendung gejala eksplotasi aurat wanita secara serius malah kadangkala sebagai faktor penggalak.
* Masyarakat yang turut sama memberi sokongan secara langsung atau tidak
Untuk itu, sistem perundangan negara ini, khususnya Akta Media Cetak dan Elektronik perlu diislamisasikan dengan kadar segera. Kesucian agama hendaklah diutamakan meskipun tidak mendatangkan banyak keuntungan yang berbentuk duniawi kemudian hendaklah isu ini dapat diatasi dan dibendung... ..
Wanita Seri Pemuda, Mulia Agunglah Pemuda, Hina Wanita Rosaklah Pemuda, Rosak Pemuda Binasalah Negara
Betulkah dan bagaimanakah pula seriusnya masalah pendedahan aurat dalam media massa sehingga menimbulkan kacau-bilau dan simpang -siur di dalam gaya kehidupan kita? Mentaliti juga sangat dipengaruhi oleh persoalan pendedahan aurat rupa-rupanya.
Kebimbangan hari ini tidak terhenti kepada persoalan aurat semata-mata malah menular kepada isu implikasinya yang mengundang kepada kemungkaran seksual, pembuangan bayi, penderaan dan pelakuan zina dalam masyarakat yang mengakui dirinya Islam.
Perkembangan media massa kini yang pada asalnya merupakan elemen penyebaran maklumat kian tersingkir dengan memperlihatkan kepada kita seolah-olah ia medan untuk mengaut keuntungan semata-mata. Di sinilah bermulanya unsur yang mendesak kepada saingan untuk mengeksploitasikan aurat wanita sebagai umpan paling laris lagi mujarab.
Bermulanya dengan majalah hiburan yang boleh dikatakan 100% terlibat dalam eksploitasi kaum hawa seperti URTV, Hai, sehinggalah kepada majalah-majalah komik Mangga , Syok dan Remaja malah dalam keadaan tertentu penerbitan bacaan ilmiah dan berunsur maklumat juga tidak melepaskan peluang untuk menggunakan umpama pelaris seperti Jelita, Wanita, Dewan Siswa dan Dewan Masyrakat. Ini belum dikira lagi majalah -majalah yang kian membanjiri pasaran tempatan hari ini, yang sengaja diimport dari luar seperti Her World, She Elle, Vogue dan Cosmolitan sebagai contoh.
Dalam konteks ini, timbul persoalan tentang hukum kerjaya wanita dalam media massa terutama sebagai model iklan atau cover girl yang menjadi kegilaan remaja islam masa kini. Prof.Dr Shalaby menggariskan tentang maksud wanita berkerjaya dalam Islam sebagai mereka yang berkerja di luar rumah dengan menyebut beberapa pra syarat yang perlu diikuti iaitu:-
* Boleh menutup aurat dengan kebenaran tanpa ada paksaan untuk membukanya
* Tidak menjerumuskan ke arah pergaulan bebas antara pekerja lelaki dan wanita
* Tidak memerlukan pergerakkan agresif yang menampakkan rasa ghairah golongan lelaki melihatnya
* Tidak menimbulkan fitnah seperti menarik perhatian atau rasa ghairah lelaki
* Kerjaya itu mestilah bukan jawatan tertinggi pemutus(decision maker/decesive leader)yang dikhususkan untuk golongan leleki
Ini bertepatanlah dengan apa yang disabdakan oleh Rasulullah:-
"Aku tidak meninggalkan sesudahku suatu fitnah yang lebih besar bahayanya bagi kaum lelaki selain wanita". (muttafaqun A'laihi)
Sebagai rumusan, kita boleh menyimpulkan faktor berlakunya pengeksplotasikan aurat wanita hari ini sebagai:
* Penglibatan wanita dengan kerelaan yang tidak menyedari senario. Pengeksplotasikan ini sebagai satu bentuk penghinaan kepada mereka. Ini berlaku hasil daripada gagalnya panduan suasana persekitaraan dan sistem pendidikan mereka
* Pihak penerbitan yang mengambil kesempatan atas kelemahan wanita dan undang-undang
* Kerajaan dan undang-undang yang tidak ada usaha ke arah membendung gejala eksplotasi aurat wanita secara serius malah kadangkala sebagai faktor penggalak.
* Masyarakat yang turut sama memberi sokongan secara langsung atau tidak
Untuk itu, sistem perundangan negara ini, khususnya Akta Media Cetak dan Elektronik perlu diislamisasikan dengan kadar segera. Kesucian agama hendaklah diutamakan meskipun tidak mendatangkan banyak keuntungan yang berbentuk duniawi kemudian hendaklah isu ini dapat diatasi dan dibendung... ..
Wanita Seri Pemuda, Mulia Agunglah Pemuda, Hina Wanita Rosaklah Pemuda, Rosak Pemuda Binasalah Negara
Solat Bersolek, Telekung Pula Berwarna
Oleh:Rumusan: Nadia Mingguan Wanita Penulis: Ustaz Azhar Tuarno
JAWAPAN
Alat solek yang dibuat daripada bahan halal adalah harus digunakan manakala alat-alat solek yang dibuat daripada bahan-bahan tidak halal atau tidak suci maka hukumnya adalah najis dan tidak boleh dibawa di dalam solat.
Memakai alat solek dalam solat setakat yang dibenarkan oleh syarak adalah harus. Pemakai alat solekan hendaklah membasuh muka terlebih dahulu kerana ditakuti alat-alat solek itu tadi akan menghalang air daripada terkena kulit muka atau pewarna rambut yang menghalang air sampai kepada rambut ataupun pengilat kuku yang menghalang air sampai ke kuku.
Apa saja yang menghalang air sampai kepada anggota wuduk akan mengakibatkan wuduk tidak sah. Apabila wuduk tidak sah maka solat pun tidak sah. Kepada wanita ataupun mungkin lelaki yang ingin menggunakan alat solek hendaklah memastikan bahawa alat solek yang digunakan dibuat daripada bahan-bahan suci atau tidak najis.
Ini kerana produk-produk kecantikan pada hari ini ada yang menggunakan bahan-bahan najis dalam penghasilannya. Jadi bahan-bahan itu tidak boleh dibawa ke dalam solat. Misalnya ia diperbuat daripada bahan-bahan haiwan ataupun apa saja yang tidak halal.
Wanita yang hendak menggunakan alat solek hendaklah membersihkan terlebih dahulu muka mereka daripada alat solek. Jika solekan penuh di muka, dikhuatiri air wuduk tidak sampai ke muka.
Sebahagian wanita suka kepada solekan melampau. Ini terlalu menarik perhatian orang lelaki dan solekan yang melampau ini adalah diharamkan dalam Islam.
Pastikan bahan halal dan suci
Kalau hendak bersolat maka sebenarnya tidak perlu bersolek, yang diperlukan adalah wuduk yang sempurna, pakaian yang sesuai dan sah dari segi syarak dan hati yang khusyuk bukannya solekan.
Sepatutnya sebelum menggunakan sesuatu produk itu kita hendaklah teliti terlebih dahulu bahan-bahannya, adakah ia diperbuat daripada bahan-bahan halal atau sebaliknya.
Perkara ini perlu diberikan perhatian sewajarnya kerana ia adalah penting sama ada kita boleh menggunakannya atau tidak. Kalau ia diperbuat daripada bahan-bahan suci dan halal tidak mengapa tetapi jika bahan-bahan najis yang haram apalagi bahan-bahan kimia yang boleh membawa kemudaratan maka ia adalah najis dan ia tidak boleh dibawa ke dalam solat.
Menggunakan bahan-bahan yang boleh membawa kemudaratan adalah diharamkan kerana Islam melarang umatnya mencampakkan mereka ke dalam lembah kemudaratan.
Mengenai soalan telekung pula, sebenarnya tidak menjadi kesalahan dalam menggunakan telekung berwarna-warni dan penuh kerawang. Di antara syarat sah solat adalah menutup aurat dan Islam tidak pula menetapkan warna tertentu dalam penggunaan pakaian solat dan Islam juga tidak menetapkan jenis atau bentuk pakaian tertentu untuk digunakan dalam solat.
Haram jika mahu menunjuk-nunjuk
Penggunaan telekung adalah sebahagian daripada adat resam berpakaian kepada sebilangan besar masyarakat kita di tanah Melayu ini. Samalah juga dengan penggunaan kain pelikat oleh lelaki dalam solat.
Pada asalnya telekung adalah berwarna putih dan tidak begitu banyak bunga hiasan atau kerawang tetapi hari ini terdapat banyak fesyen dan corak kerawang berwarna-warni.
Hukum asalnya adalah harus menggunakan telekung tidak kira apa jua warnanya tetapi apabila dikira ia akan mengganggu tumpuan orang lain dengan keunikan corak dan kerawang yang banyak serta warna yang amat menarik perhatian orang lain maka saya rasa ada yang perlu ditegur di sini.
Apakah tujuan si pemakai telekung tersebut? Kalau ia hanya pakaian solat semata-mata tanpa ada niat lain maka harus tetapi boleh menjadi haram jika disertai oleh niat lain iaitu riak dan menunjuk-nunjuk maka hukumnya adalah haram kerana pemakainya sudah tidak ikhlas dan riak adalah sifat mazmumah yang perlu dihindari.
Kalau pemakainya ikhlas dan tidak ada tujuan lain dalam hatinya tetapi boleh mengganggu orang lain maka sebaik-baiknya hendaklah dia memakai pakaian lain yang sesuai.
Dalam solat berjemaah kita hendaklah memakai pakaian yang sesuai dan berhati-hati dalam memilih pakaian walaupun tiada niat lain tetapi kita telah menarik perhatian orang lain maka dalam Islam itu sudah dianggap berhias yang boleh meresahkan orang lain.
Kepada wanita yang memakai telekung yang boleh dianggap terlalu menarik dan boleh mengganggu tumpuan orang lain maka seeloknya hanya memakai telekung tersebut di rumah sahaja supaya tidak menimbulkan fitnah. Kadang-kadang si pemakai tiada niat dan tidak ada tujuan tidak baik tetapi pandangan dan fikiran orang lain yang suka menimbulkan kontroversi ataupun fitnah maka inilah peluang mereka menabur fitnah dan sangkaan-sangkaan buruk kepada si pemakai itu.
Wednesday, November 27, 2013
Sikap Pemaaf Rasulullah
Tidak lekas marah, pemaaf (walaupun dicaci, ditohmah, dimaki dll)
Adil dalam pembahagian harta rampasan
Tidak memarahi orang yang cuba membunuhnya malah menasihati pula. Cubaan pembunuhan ini berlaku dalam pelbagai cara, antaranya tikam-curi semasa perang, menghempap batu semasa baginda berjalan dan diberikan racun dalam daging kambing oleh perempuan Yahudi. (Baginda melarang sahabatnya membunuh perempuan berkenaan)
Pernah disihir oleh lelaki Yahudi dan atas bantuan Jibril a.s. , sihir berjaya
dipulihkan dari sumur Zarwan. Tidak pernah baginda mengungkit
kembali perkara berkenaan walaupun di hadapan Yahudi berkenaan.
Pernah baginda dihunuskan pedang dan ditanya "Siapakah yang mencegah engkau dariku?" dan baginda menjawab "Allah". Maka jatuhlah pedang tersebut dan baginda mengambilnya dan bersabda "Siapakah yang mencegah engkau dariku?" Lelaki itu menjawab "Adalah engkau hendaknya sebaik-baik orang yang mengambil kebajikan" Baginda menjawab "Aku bersaksi bahawa tiada Tuhan Melainkan Allah dan aku adalah Rasulullah" Lelaki itu menjawab "Tidak, hanya aku tidak akan memerangimu. Aku tidak akan bersamamu dan aku tidak akan bersama kaum yang memerangimu" Lantas Baginda melepaskan lelaki berkenaan dan mendekati sahabat-sahabatnya dan bersabda : "Aku datang kepada kamu dari orang yang terbaik antara manusia"
Perkara-Perkara Yang Tidak Digemari Rasulullah Saw
Seorang laki-laki masuk ke tempat baginda SAW dengan memakai kain yang berwarna kuning (pekat spt. warna api). Apabila lelaki berkenaan beredar dari situ, baginda mengatakan kepada sahabatnya menyuruh lelaki berkenaan tidak lagi memakai pakaian berwarna sedemikian.
Seorang Arab Badwi telah membuang air kecil dalam masjid di hadapan baginda SAW. Para sahabat cuba mencegah tetapi baginda bersabda: "Jangan kamu putuskan air kecilnya dan baginda bersabda kepada sahabatnya bahawa perkara ini tidak harus berlaku di dalam masjid.
Dll.
(Dipetik daripada Kitab Ihya Ulumiddin – Karya Hujjatul Islam Imam Muhammad bin Abu Hamid Al-Ghazaly dll sumber pelbagai )
Kemurahan Hati Rasulullah Saw
Sayyidina Ali r.a. berkata : "Adalah Nabi SAW manusia yang bermurah tangan, manusia yang berlapang dada, manusia yang sangat benar pembicaraan, manusia yang sangat menepati janji, manusia yang teramat lemah-lembut kelakuan dan manusia yang sangat memuliakan kekeluargaan. Barangsiapa melihat Nabi SAW dengan tiba-tiba, nescaya takut kepadanya. Dan barangsiapa bercampur-baur dengan Nabi SAW dengan mengenalnya, nescaya mencintainya. Orang yang menyifatkan Nabi SAW berkata : "Tidak pernah aku melihat sebelumnnya dan sesudahnya orang seperti Nabi SAW"
Seorang lelaki telah meminta sesuatu dari baginda dan diberikan seekor kambing dan lelaki itu kemudiannya mengajak semua rakan-rakan dari kaumnya memeluk Islam.
Baginda tidak pernah berkata "tidak" apabila diminta sesuatu. Baginda tidak takut kepada kemiskinan.
Baginda diberikan 90,000 dirham dan dibahagi-bahagikannya sehingga habis.
Pernah baginda diminta sesuatu dan baginda tiada apa-apa tetapi demi memenuhi kehendak si peminta, Baginda SAW menyuruhnya membeli secara berhutang atas nama baginda dan baginda berjanji untuk melunaskannya.
(Dipetik daripada Kitab Ihya Ulumiddin – Karya Hujjatul Islam Imam Muhammad bin Abu Hamid Al-Ghazaly dll sumber pelbagai )
Adil dalam pembahagian harta rampasan
Tidak memarahi orang yang cuba membunuhnya malah menasihati pula. Cubaan pembunuhan ini berlaku dalam pelbagai cara, antaranya tikam-curi semasa perang, menghempap batu semasa baginda berjalan dan diberikan racun dalam daging kambing oleh perempuan Yahudi. (Baginda melarang sahabatnya membunuh perempuan berkenaan)
Pernah disihir oleh lelaki Yahudi dan atas bantuan Jibril a.s. , sihir berjaya
dipulihkan dari sumur Zarwan. Tidak pernah baginda mengungkit
kembali perkara berkenaan walaupun di hadapan Yahudi berkenaan.
Pernah baginda dihunuskan pedang dan ditanya "Siapakah yang mencegah engkau dariku?" dan baginda menjawab "Allah". Maka jatuhlah pedang tersebut dan baginda mengambilnya dan bersabda "Siapakah yang mencegah engkau dariku?" Lelaki itu menjawab "Adalah engkau hendaknya sebaik-baik orang yang mengambil kebajikan" Baginda menjawab "Aku bersaksi bahawa tiada Tuhan Melainkan Allah dan aku adalah Rasulullah" Lelaki itu menjawab "Tidak, hanya aku tidak akan memerangimu. Aku tidak akan bersamamu dan aku tidak akan bersama kaum yang memerangimu" Lantas Baginda melepaskan lelaki berkenaan dan mendekati sahabat-sahabatnya dan bersabda : "Aku datang kepada kamu dari orang yang terbaik antara manusia"
Perkara-Perkara Yang Tidak Digemari Rasulullah Saw
Seorang laki-laki masuk ke tempat baginda SAW dengan memakai kain yang berwarna kuning (pekat spt. warna api). Apabila lelaki berkenaan beredar dari situ, baginda mengatakan kepada sahabatnya menyuruh lelaki berkenaan tidak lagi memakai pakaian berwarna sedemikian.
Seorang Arab Badwi telah membuang air kecil dalam masjid di hadapan baginda SAW. Para sahabat cuba mencegah tetapi baginda bersabda: "Jangan kamu putuskan air kecilnya dan baginda bersabda kepada sahabatnya bahawa perkara ini tidak harus berlaku di dalam masjid.
Dll.
(Dipetik daripada Kitab Ihya Ulumiddin – Karya Hujjatul Islam Imam Muhammad bin Abu Hamid Al-Ghazaly dll sumber pelbagai )
Kemurahan Hati Rasulullah Saw
Sayyidina Ali r.a. berkata : "Adalah Nabi SAW manusia yang bermurah tangan, manusia yang berlapang dada, manusia yang sangat benar pembicaraan, manusia yang sangat menepati janji, manusia yang teramat lemah-lembut kelakuan dan manusia yang sangat memuliakan kekeluargaan. Barangsiapa melihat Nabi SAW dengan tiba-tiba, nescaya takut kepadanya. Dan barangsiapa bercampur-baur dengan Nabi SAW dengan mengenalnya, nescaya mencintainya. Orang yang menyifatkan Nabi SAW berkata : "Tidak pernah aku melihat sebelumnnya dan sesudahnya orang seperti Nabi SAW"
Seorang lelaki telah meminta sesuatu dari baginda dan diberikan seekor kambing dan lelaki itu kemudiannya mengajak semua rakan-rakan dari kaumnya memeluk Islam.
Baginda tidak pernah berkata "tidak" apabila diminta sesuatu. Baginda tidak takut kepada kemiskinan.
Baginda diberikan 90,000 dirham dan dibahagi-bahagikannya sehingga habis.
Pernah baginda diminta sesuatu dan baginda tiada apa-apa tetapi demi memenuhi kehendak si peminta, Baginda SAW menyuruhnya membeli secara berhutang atas nama baginda dan baginda berjanji untuk melunaskannya.
(Dipetik daripada Kitab Ihya Ulumiddin – Karya Hujjatul Islam Imam Muhammad bin Abu Hamid Al-Ghazaly dll sumber pelbagai )
Hijab - A Study Of Surah Al-nur, Ayah#31
HIJABA Study of Surah an-Nur, Ayah 31
What is the meaning of Surah an-Nur ayah 31? What does "what is apparent of it" refer to? What type of garment is the khimar? What is the woman's jayb?
"Al-Muhajabah" , a European-American convert to Islam examines the hijab question.
What is the meaning of Surah an-Nur ayah 31? What does "what is apparent of it" refer to? What type of garment is the khimar? What is the woman's jayb?
"Al-Muhajabah" , a European-American convert to Islam examines the hijab question.
What is the meaning of Surah an-Nur ayah 31?
The Arabic text of this ayah is:
Wa
qul li al-mu'minat yaghdudna min absarihinna wa yahfazna furujahunna wa
laa yubdina zenatahunna illa maa zahara min haa wal-yadribna bi
khumurihinna ala juyubihinna; wa laa yubdina zenatahunna illa li
bu'ulatihinna aw aba'ihinna aw aba'i bu'ulatihinna aw abna'ihinna aw
abna'i bu'ulatihinna aw ikhwanihinna aw bani ikhwanihinna aw bani
akhawatihinna aw nisa'ihinna aw maa malakat aymanu hunna aw at-tabi'ina
ghayri ulu'l-irbat min ar-rijal aw at-tifl alladhina lam yazharu ala
awrat an-nisa wa laa yadribna bi arjulihinna li yu'lama maa yukhfina min
zenatahinna. Wa tubu ilaAllahi jami'an, ayyuha al-mu'minun la'allakum
tuflihun
A translation of this is:
And
say to the faithful women to lower their gazes, and to guard their
private parts, and not to display their adornment except what is
apparent of it, and to extend their headcoverings (khimars) to cover
their bosoms (jaybs), and not to display their adornment except to their
husbands, or their fathers, or their husband's fathers, or their sons,
or their husband's sons, or their brothers, or their brothers' sons, or
their sisters' sons, or their womenfolk, or what their right hands rule
(slaves), or the followers from the men who do not feel sexual desire,
or the small children to whom the nakedness of women is not apparent,
and not to strike their feet (on the ground) so as to make known what
they hide of their adornments. And turn in repentance to God together, O
you the faithful, in order that you are successful
As we can see, this ayah contains six commands for the Muslim sister, which I will list briefly, inshallah.
1) Lower the gaze.
2) Guard the private parts.
3) Not display the adornment "except what is apparent of it".
4) Draw the khimar to cover the jayb.
5) Not display the adornment except to the people listed in the ayah.
6) Not stamp the feet so as to give knowledge of hidden adornment.
Three
of these commands relate to behavior, which are lowering the gaze,
guarding the private parts, and not stamping the feet. The other three
relate to dress. It can also be noted that commands 3 and 5 are actually
parts of the same command. Thus there are two basic rules for the dress
of the Muslim sister:
A) Not display the adornment except "what is apparent of it" except to the people listed in the ayah.
B) Draw the khimar to cover the jayb.
There are three things that need to be explained in this:
1) What does "what is apparent of it" refer to?
2) What type of garment is the khimar?
3) What is the woman's jayb?
Inshallah, I will deal with each of these questions in turn.
What does "what is apparent of it" refer to?
There
is a difference of opinion on this, and was even among the Sahaba
(rAa). The opinion of Abdullah ibn Masud (rAa) is that "what is apparent
of it" refers to the outer surface of the woman's garments. This would
not permit any of her body to be seen whatsoever (uncovering one or both
eyes is a concession to necessity).
The
other opinion is that "what is apparent of it" refers to the face and
hands and/or to the decorations that are worn on the face and the hands.
This is the opinion of Aisha Umm al-Muminin (rAa), Anas ibn Malik
(rAa), Abdullah ibn Abbas (rAa), and Miswar ibn Makhrama (rAa) - these
are all Sahaba - and also of Ata (rAa), Qatada (rAa), Sa'id ibn Jubayr
(rAa), Mujahid (rAa), al-Dahhak (rAa), and al-Hasan (rAa) - these are
all Tabi'un (rAa). Almost every tafsir (commentary on the Quran) will
include some if not all of these authorities for this opinion.
Among
the commentators themselves, some of the most respected have followed
the "face and hands" opinion. Among these are Imam Tabari, Imam
Zamakhshari, Imam Fakhr ad-Din Razi, and Imam Qurtubi. Here is what they
have written in their own words.
Imam Abu Jafar Tabari"The
strongest and most accurate view is that which says that the exemption
refers to the face and the hands. Also included are kohl, rings,
bracelets, and makeup. We say that this is the strongest and most
accurate opinion because all scholars are unanimous that everyone who
needs to pray must cover the awra in his or her salat. A woman may
reveal the face and the hands in her salat, while she must cover the
rest of her body. What is not awra is not haram to be revealed" from his
tafsir of Surah an-Nur ayah 31, this is in Volume 18, pages 118-119 of
Jami Bayan Ta'wil al-Qur'an
Imam Abu'l-Qasim Zamakhshari"Why
is the woman permitted to display 'what is apparent of it'? Because to
conceal that would cause her inconvenience. A woman is forced to deal in
commodities with her hands. She is compelled by genuine need to expose
her face especially at the times of giving evidence, litigating in
court, and marriage. She is compelled to walk the streets and expose her
feet, especially poor women. This is the meaning of 'illa maa zahara
min ha', that is, what the situations of ordinary life compel her to
expose" from his tafsir of Surah an-Nur ayah 31
Imam Fakhr ad-Din Razi"Since
the showing of the face and hands is necessary, the jurists had no
choice but to agree that they are not awra" from his tafsir of Surah
an-Nur ayah 31
Imam Abu Abdullah Qurtubi"Since
the normal case is that a woman’s face and hands are revealed by the
force of habit and for worship, as this is required in salat and hajj,
then it is appropriate to say that the exemption applies to these" from
his tafsir of Surah an-Nur ayah 31
From
this, we can see that the predominant opinion on the meaning of "what
is apparent of it" is that it refers to the face and hands. In the
context of the ayah, it means that around non-mahram men, women are
allowed to display their faces and their hands. This is the exemption
that God has given. Everything else must be covered.
What type of garment is the khimar?
In
common usage, the words "head" and "face" are distinct. Unless
specified otherwise, the word "head" is not taken to refer to the face,
but instead refers to the rest of the head, while the word "face" is
specially used to designate the face. An example of this is the process
of wudu; the Quran and hadiths mention washing the "face" separately
from wiping the "head", and we do not again run our hands over the face
when we get to the stage of wiping the head. In order to say that the
khimar is a garment which covers the face, therefore, it must be
specified that it covers the "face". If the khimar just covers the
"head" then the general meaning is that it covers the hair. If you think
about how we use these words, inshallah you will see that I am correct.
Keeping this in mind, here are some definitions of the khimar and what it means in classical Arabic:
Imam Abu'l-Fida ibn Kathir:"Khumur
is the plural of khimar which means something that covers, and is what
is used to cover the head. This is what is known among the people as a
khimar."
The dictionary of classical Arabic, Aqrab al-Mawarid:"[The
word khimar refers to] all such pieces of cloth which are used to cover
the head. It is a piece of cloth which is used by a woman to cover her
head."
Shaykh Muhammad al-Munajjid on Islam Q&A:"Khimaar
comes from the word khamr, the root meaning of which is to cover. For
example, the Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him) said:
“Khammiru aaniyatakum (cover your vessels).” Everything that covers
something else is called its khimaar. But in common usage khimaar has
come to be used as a name for the garment with which a woman covers her
head; in some cases this does not go against the linguistic meaning of
khimaar. Some of the fuqahaa’ have defined it as that which covers the
head, the temples and the neck. The difference between the hijaab and
the khimaar is that the hijaab is something which covers all of a
woman’s body, whilst the khimaar in general is something with which a
woman covers her head."
Shaykh Muhammad Nasiruddin Albani:"The
word khimaar linguistically means only a head covering. Whenever it is
mentioned in general terms, this is what is intended."
Now,
in case my argument presented above about "covering the head" versus
"covering the face" does not seem convincing, we can also look at what
some tafsirs say about the exact meaning of the commandment in Surah
an-Nur ayah 31 regarding the khimar:
Imam Abu Abdullah Qurtubi:"Women
in those days used to cover their heads with the khimar, throwing its
ends upon their backs. This left the neck and the upper part of the
chest bare, along with the ears, in the manner of the Christians. Then
God commanded them to cover those parts with the khimar."
Imam Abu'l-Fida ibn Kathir:"'Draw
their khumur to cover their bosoms' means that they should wear the
khimar in such a way that they cover their chests so that they will be
different from the women of the jahiliyyah who did not do that but would
pass in front of men with their chests uncovered and with their necks,
forelocks, hair and earrings uncovered."
Both
Imam Qurtubi and Imam ibn Kathir are agreed that the women of
jahiliyyah (in imitation of the Christian women, according to Imam
Qurtubi) used to wear the khimar to cover their hair, but they threw its
ends upon their backs. This sloppy way of wearing the khimar exposed
the forehead, ears, neck, and upper chest. Subsequently, God ordered
them to draw their khimars to cover themselves. It is easy to see how
pulling the ends forward again and pulling the khimar tightly around the
circle of the face then fastening it at the throat, letting the ends
fall downwards, would cover the forehead, ears, neck, and upper chest,
as Imam Qurtubi and Imam ibn Kathir have specified. It should also be
easy to recognize in this a description of the headscarf of the Muslim
sister.
The
point is, neither Imam Qurtubi nor Imam ibn Kathir describes that the
khimar was to be pulled over the face, even though each specifies a
variety of anatomical features of the woman.
This
should be strong evidence that the word khimar means HEADSCARF. Its
linguistic meaning is a headcovering, not a face veil, and the
information provided by both Imam Qurtubi and Imam ibn Kathir clearly
shows that the khimar is to be worn as a HEADSCARF not as a face veil.
What is the woman's jayb?
Actually,
the quotes from Imam Qurtubi and Imam ibn Kathir provide a pretty good
explanation of what the jayb is. The usual translation of the term is
"bosom". The word "jayb" has also given its name to a certain type of
mathematical curve (see The Origin of the Word Sine).
As
well, Surah al-Qasas ayah 32 in Arabic reads "Usluk yadaka fii JAYB ka
takhrur bayda'a... " which means "Thrust your hand into your chest and
it will come out white... " (this is a story about the prophet Musa,
alayhi salam).
Shaykh
Muhammad Nasiruddin Albani says that the word "jayb" is related to the
word "jawb" which refers to something cut out, and he says that in this
context it refers to the neckline of the woman's dress.
In
any case, all of these definitions clearly point to the bosom, the
upper chest, or the neck and upper chest. They certainly do not mean
"face" or "entire body"!
Summary
Surah
an-Nur ayah 31 gives two basic commands in regard to women's dress. The
first of these commands is that the Muslim sister shall cover all of
her beauty except "what is apparent of it" whenever non-mahram men are
present. The majority opinion on the meaning of "what is apparent of it"
is the face and hands.
The
second command is to draw the khimar to cover the jayb. In classical
Arabic, the khimar is the headcovering or headscarf, and the jayb is the
bosom or more generally the neck and upper chest. Imam Qurtubi and Imam
ibn Kathir have provided a precise description of how the khimar is to
be drawn to cover the jayb, and why this was necessary. Neither the word
"khimar" nor the word "jayb" has anything to do with the face.
Therefore,
the first command (to cover the beauty) contains a specific exemption
that the majority of scholars have taken to refer to the face and the
hands. And the second command (regarding the wearing of the khimar) does
not mandate the covering of the face either.
In
conclusion, I feel that there is a very strong case to be made that
Surah an-Nur ayah 31 does not make niqab fard, but in fact allows the
display of the face and hands.
Tuesday, November 26, 2013
Menutup Keaiban Orang Lain
Hadith:
Daripada Abu Hurairah RA, daripada Nabi SAW sabdanya, “Tiada menutup seseorang hamba akan keaiban seorang hamba didunia melainkan Allah menutup keaibannya di hari kiamat”.
Huraian Hadith:
Islam mengajar umatnya supaya tidak mendedahkan keburukan seseorang kepada orang lain.
Sesiapa yang menutup keburukan saudara seagamanya nescaya Allah menutup keburukannya di hari kiamat kerana ganjaran yang disediakan sesuai dengan amalan yang dilakukan.
Daripada Abu Hurairah RA, daripada Nabi SAW sabdanya, “Tiada menutup seseorang hamba akan keaiban seorang hamba didunia melainkan Allah menutup keaibannya di hari kiamat”.
Huraian Hadith:
Islam mengajar umatnya supaya tidak mendedahkan keburukan seseorang kepada orang lain.
Sesiapa yang menutup keburukan saudara seagamanya nescaya Allah menutup keburukannya di hari kiamat kerana ganjaran yang disediakan sesuai dengan amalan yang dilakukan.
Pentingkan Diri (Selfish)
Dimana saja kita akan dengar keluhan tidak kepuasan
hati ditempat kerja. Ada yang tak puas hati dengan pegawai atasan,
majikan, atau mungkin suasana tempat kerja atau rakan sekerja.
Pernahkan kita fikir, apa mungkin mereka juga tidak puas hati dengan kita? Mereka mungkin juga merasa apa yg kita rasa. Ini mungkin disebabkan tindakkan kita sendiri, disebabkan keadaan atau ketidak puasan hati kita, kualiti kerja kita terjejas, tiada tumpuan.
Kita belajar hingga ketahap yang tertinggi, samada untuk mencapai cita cita kita atau untuk keluarga, apakah kita tidak memikirkan apa tujuan kita sebenarnya? Apakah kita berkerja atau menerima tawaran atau memohon jawatan jawatan tertentu hanya untuk kepuasan hati
atau untuk memenuhi cita cita yang kita idamkan?
Kalau kita berkerja atau menjawat jawatan yang kita sendiri memilihnya, sudah tentulah kita dapat menumpukan perhatian kita pada pekerjaan yang kita lakukan dengan baik, dan tentunya hasil kerja akan memenuhi apa yang kita harapkan juga apa yang majikan kita perlukan. Dan semuanya akan berjalan lancar.
Kadang kadang, ada majikan yang meminta kita melakukan kerja yang bukan dalam jadual kerja atau mungkin kerja yang lebih rumit, dan kita mula merungut, kenapa harus melakukan kerja orang lain sedangkan kerja kita sudah pun selesai, mengikut kehendak majikan juga mengikut apa yang kita mahukan.
Apakah kita pernah fikir, kenapa berlaku demikian? Pernah kita fikir, mungkin majikan mahukita belajar membuat kerja atau mengetahui kerja bahagian lain supaya kita mendapat lebihpengalaman, mungkin majikan mahukan kita lebih arif agar majikan dapat menaikkan pangkat atau mungkin majikan mahu agar semua pekerjanya mahir dalam semua bidang,agar apabila, majikan ingin memperkembangkan urusniaga, atau agar apabila majikan harus
keluar dari pejabat, dia(majikan akan lebih percaya pada pekerja untuk melakukan kerja dengan baik, samada sewaktu beliau(majikan) ada dipejabat atau tidak semuanya akan berjalan lancar dan dia(majikan) tidak perlu lagi bimbang tentang apa akan berlaku kiranya berliau harus meninggalkan pejabat samada pergi kerana pekerjaan atau sebab hal hal tertentu.
Kalau masing-masing(pekerja) melakukan perkerjaannya mengikut jadual atau mengikut apa yang telah ditugaskan buat semua, sudah pasti tiada masalah yang akan timbul, dan semuanya akan berjalan lancar, dan semua akan mendapat kepuasan.
Selfish atau pentingkan kan diri, sering berlaku tanpa kita sedar, selfish lah kita kalau semuanya kita expect mengikut apa yang kita inginkan sedangkan kita juga hanya pekerja seperti pekerja lain.
Tiada tempat kerja yang boleh memenuhi kehendak kita sendiri, kecuali, kita sendiri membukaurusniaga kita sendiri, itu pun kita akan melalui banyak cabaran atau malah lebih teruk dari kita menjawat jawatan dibawah kelolaan orang lain atau majikan sebab didalam bekerjasebagai pekerja lebih senang dari memikirkan apa yang harus kita buat untuk memajukan perniagaan kita, ini kerana, apabila kita berkerja, kita sudah tahu apa yang harus kita lakukan dan tidak perlu memikirkan apa yang harus kita buat. Tapi, sebagai majikan harus peka dan memikirkan bagaimana untuk mengembangkan perniagaan disamping harus memikirkan kebajikan pekerja, sedangkan kita sebagai pekerja hanya tahu demand. Itu yang dimaksudkan dengan perkataan selfish atau pentingkan diri sendiri.
Sedangkan lebih ramai diluar sana ingin menjawat jawatan yang telah kita ada. Dan mereka lebih bersedia untuk melakukan kerja dengan lebih baik.
Samada kita bekerja untuk memenuhi kehendak keluarga atau untuk kepuasan diri, kita harus memikirkan kehendak orang lain juga samada mereka seperti kita atau sebaliknya, semuanya mempunyai tujuan yang sama.
Jadilah pekerja yang lebih bertanggugjawab. Dan dengan bertanggungjawab sahajalah yang akan membuat kita puas hati dan tidak terlalu selfish, dan sebelum kita menjadi selfish, fikirkan orang lain, apa kah mereka sama seperti kita?
*Sama juga, jika kita inginkan suasana yang baik, dimana saja, kita harus bersedia untuk melakukan yang terbaik.
Pernahkan kita fikir, apa mungkin mereka juga tidak puas hati dengan kita? Mereka mungkin juga merasa apa yg kita rasa. Ini mungkin disebabkan tindakkan kita sendiri, disebabkan keadaan atau ketidak puasan hati kita, kualiti kerja kita terjejas, tiada tumpuan.
Kita belajar hingga ketahap yang tertinggi, samada untuk mencapai cita cita kita atau untuk keluarga, apakah kita tidak memikirkan apa tujuan kita sebenarnya? Apakah kita berkerja atau menerima tawaran atau memohon jawatan jawatan tertentu hanya untuk kepuasan hati
atau untuk memenuhi cita cita yang kita idamkan?
Kalau kita berkerja atau menjawat jawatan yang kita sendiri memilihnya, sudah tentulah kita dapat menumpukan perhatian kita pada pekerjaan yang kita lakukan dengan baik, dan tentunya hasil kerja akan memenuhi apa yang kita harapkan juga apa yang majikan kita perlukan. Dan semuanya akan berjalan lancar.
Kadang kadang, ada majikan yang meminta kita melakukan kerja yang bukan dalam jadual kerja atau mungkin kerja yang lebih rumit, dan kita mula merungut, kenapa harus melakukan kerja orang lain sedangkan kerja kita sudah pun selesai, mengikut kehendak majikan juga mengikut apa yang kita mahukan.
Apakah kita pernah fikir, kenapa berlaku demikian? Pernah kita fikir, mungkin majikan mahukita belajar membuat kerja atau mengetahui kerja bahagian lain supaya kita mendapat lebihpengalaman, mungkin majikan mahukan kita lebih arif agar majikan dapat menaikkan pangkat atau mungkin majikan mahu agar semua pekerjanya mahir dalam semua bidang,agar apabila, majikan ingin memperkembangkan urusniaga, atau agar apabila majikan harus
keluar dari pejabat, dia(majikan akan lebih percaya pada pekerja untuk melakukan kerja dengan baik, samada sewaktu beliau(majikan) ada dipejabat atau tidak semuanya akan berjalan lancar dan dia(majikan) tidak perlu lagi bimbang tentang apa akan berlaku kiranya berliau harus meninggalkan pejabat samada pergi kerana pekerjaan atau sebab hal hal tertentu.
Kalau masing-masing(pekerja) melakukan perkerjaannya mengikut jadual atau mengikut apa yang telah ditugaskan buat semua, sudah pasti tiada masalah yang akan timbul, dan semuanya akan berjalan lancar, dan semua akan mendapat kepuasan.
Selfish atau pentingkan kan diri, sering berlaku tanpa kita sedar, selfish lah kita kalau semuanya kita expect mengikut apa yang kita inginkan sedangkan kita juga hanya pekerja seperti pekerja lain.
Tiada tempat kerja yang boleh memenuhi kehendak kita sendiri, kecuali, kita sendiri membukaurusniaga kita sendiri, itu pun kita akan melalui banyak cabaran atau malah lebih teruk dari kita menjawat jawatan dibawah kelolaan orang lain atau majikan sebab didalam bekerjasebagai pekerja lebih senang dari memikirkan apa yang harus kita buat untuk memajukan perniagaan kita, ini kerana, apabila kita berkerja, kita sudah tahu apa yang harus kita lakukan dan tidak perlu memikirkan apa yang harus kita buat. Tapi, sebagai majikan harus peka dan memikirkan bagaimana untuk mengembangkan perniagaan disamping harus memikirkan kebajikan pekerja, sedangkan kita sebagai pekerja hanya tahu demand. Itu yang dimaksudkan dengan perkataan selfish atau pentingkan diri sendiri.
Sedangkan lebih ramai diluar sana ingin menjawat jawatan yang telah kita ada. Dan mereka lebih bersedia untuk melakukan kerja dengan lebih baik.
Samada kita bekerja untuk memenuhi kehendak keluarga atau untuk kepuasan diri, kita harus memikirkan kehendak orang lain juga samada mereka seperti kita atau sebaliknya, semuanya mempunyai tujuan yang sama.
Jadilah pekerja yang lebih bertanggugjawab. Dan dengan bertanggungjawab sahajalah yang akan membuat kita puas hati dan tidak terlalu selfish, dan sebelum kita menjadi selfish, fikirkan orang lain, apa kah mereka sama seperti kita?
*Sama juga, jika kita inginkan suasana yang baik, dimana saja, kita harus bersedia untuk melakukan yang terbaik.
Tuesday, November 19, 2013
Rezeki Melalui Perkahwinan
Berkahwin atau mendirikan rumah tangga merupakan
salah satu daripada sunnah Rasulullah SAW. Manakala sunnah itu sendiri
merupakan satu amalan yang dijanjikan balasan pahala terhadap orang yang
melakukannya.
Sabda Baginda yang bermaksud: "Perkahwinan itu sunnahku. Sesiapa yang menolak sunnahku, maka dia bukan dari kalanganku." (Riwayat Bukhari)
Hari ini sering kita melihat bahawa sesuatu perkahwinan itu menjadi perkara yang rumit dan menyusahkan. Mengapa perkara ini boleh terjadi? Ramai di antara kita yang beranggapan untuk berkahwin memerlukan kenderaan, memiliki rumah besar, wang yang banyak dan sebagainya. Cuba kita renungkan dan mengambil iktibar dari kisah yang berlaku lebih kurang 1,400 tahun dahulu yang boleh kita jadikan panduan hidup ini. Insya Allah.
Pada suatu hari, Rasulullah SAW telah didatangi oleh seorang lelaki. Lelaki ini mengaku dirinya seorang yang miskin. Kemudian ia meminta jalan keluar agar terlepas dari belengu kemiskinan. Tanpa berlenggah lagi, Rasulullah SAW terus menyuruh lelaki tersebut supaya berkahwin. Lelaki tersebut sangat gembira dengan saranan yang diberikan Rasulullah. Dengan keyakinan yang mantap, akhirnya lelaki itu berkahwin.
Setelah sekian lama berkahwin, lelaki itu datang lagi kepada Rasulullah dan mengadukan nasibnya, "Ya Rasulullah! Aku telah pun berkahwin, tetapi masih dalam keadaan miskin. Apa yang harus aku lakukan wahai Rasulullah?". "Kahwin lagi," jawab Rasulullah singkat.
Si lelaki tersebut tidak banyak bertanya. Beliau mempercayai Rasulullah SAW sepenuhnya kerana tidak mungkin Rasulullah mahu menipu umatnya. Akhirnya lelaki itu berkahwin lagi dengan gadis lain. Namun beberapa waktu kemudian lelaki itu datang lagi kepada Rasulullah dan mengadukan masalahnya : "Wahai Rasulullah, isteriku sudah dua pun dua orang, tapi aku masih tetap miskin, bagaimana ya Rasulullah... ?" keluh lelaki itu. "Kahwinlah lagi," jawab Rasulullah singkat. Hati lelaki itu berasa senang apabila mendengar jawapan Rasulullah. Kemudian beliau berkahwin buat kali ketiga.
Namun setelah beberapa lama, keadaan tetap juga belum berubah. Mulanya ia berasa malu untuk mengadu kepada Rasulullah, tapi apakan daya ia masih tetap miskin. Dengan berat hati, beliau menemui Rasulullah dan menyampaikan masalahnya. "Wahai Rasulullah, engkau telah menyuruhku menikah untuk ketiga kalinya, tapi aku tetap miskin. Sekarang apa yang harus aku lakukan? ", adu lelaki itu. "Berkahwinlah lagi,"kata Rasulullah. Akhirnya si lelaki itu menikah buat kali keempat.
Ternyata benarlah segala kata-kata Rasulullah. Ternyata isteri keempatnya ini membawa keberkatan perkahwinan di dalam kehidupannya. Dengan kepandaiannya menenun, ia mengajar kemahiran tersebut kepada ketiga-tiga madunya. Akhirnya usaha tersebut mendatangkan keuntungan dan kekayaan. Perusahaan industrinya semakin maju dan mampu mencukupi keperluan rumahtangga lelaki itu serta isteri-isterinya.
Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud: "Carilah rezeki dengan menikah" (Riwayat Ibnu Abbas)
Firman Allah SWT yang bermaksud: " Dan kahwinilah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkahwin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan kurniaNya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui." (Surah an-Nur : 32)
Dengan mengambil iktibar dan teladan dari kisah di atas, Insya Allah jika niat kita ikhlas dan murni serta tujuan berkahwin itu kerana Allah, tidak mustahil segala gejala-gejala sosial dapat dihindarkan.
Hai insan yang alpa Kehinaan bagi mu Kebangaan bagi ku..
Sabda Baginda yang bermaksud: "Perkahwinan itu sunnahku. Sesiapa yang menolak sunnahku, maka dia bukan dari kalanganku." (Riwayat Bukhari)
Hari ini sering kita melihat bahawa sesuatu perkahwinan itu menjadi perkara yang rumit dan menyusahkan. Mengapa perkara ini boleh terjadi? Ramai di antara kita yang beranggapan untuk berkahwin memerlukan kenderaan, memiliki rumah besar, wang yang banyak dan sebagainya. Cuba kita renungkan dan mengambil iktibar dari kisah yang berlaku lebih kurang 1,400 tahun dahulu yang boleh kita jadikan panduan hidup ini. Insya Allah.
Pada suatu hari, Rasulullah SAW telah didatangi oleh seorang lelaki. Lelaki ini mengaku dirinya seorang yang miskin. Kemudian ia meminta jalan keluar agar terlepas dari belengu kemiskinan. Tanpa berlenggah lagi, Rasulullah SAW terus menyuruh lelaki tersebut supaya berkahwin. Lelaki tersebut sangat gembira dengan saranan yang diberikan Rasulullah. Dengan keyakinan yang mantap, akhirnya lelaki itu berkahwin.
Setelah sekian lama berkahwin, lelaki itu datang lagi kepada Rasulullah dan mengadukan nasibnya, "Ya Rasulullah! Aku telah pun berkahwin, tetapi masih dalam keadaan miskin. Apa yang harus aku lakukan wahai Rasulullah?". "Kahwin lagi," jawab Rasulullah singkat.
Si lelaki tersebut tidak banyak bertanya. Beliau mempercayai Rasulullah SAW sepenuhnya kerana tidak mungkin Rasulullah mahu menipu umatnya. Akhirnya lelaki itu berkahwin lagi dengan gadis lain. Namun beberapa waktu kemudian lelaki itu datang lagi kepada Rasulullah dan mengadukan masalahnya : "Wahai Rasulullah, isteriku sudah dua pun dua orang, tapi aku masih tetap miskin, bagaimana ya Rasulullah... ?" keluh lelaki itu. "Kahwinlah lagi," jawab Rasulullah singkat. Hati lelaki itu berasa senang apabila mendengar jawapan Rasulullah. Kemudian beliau berkahwin buat kali ketiga.
Namun setelah beberapa lama, keadaan tetap juga belum berubah. Mulanya ia berasa malu untuk mengadu kepada Rasulullah, tapi apakan daya ia masih tetap miskin. Dengan berat hati, beliau menemui Rasulullah dan menyampaikan masalahnya. "Wahai Rasulullah, engkau telah menyuruhku menikah untuk ketiga kalinya, tapi aku tetap miskin. Sekarang apa yang harus aku lakukan? ", adu lelaki itu. "Berkahwinlah lagi,"kata Rasulullah. Akhirnya si lelaki itu menikah buat kali keempat.
Ternyata benarlah segala kata-kata Rasulullah. Ternyata isteri keempatnya ini membawa keberkatan perkahwinan di dalam kehidupannya. Dengan kepandaiannya menenun, ia mengajar kemahiran tersebut kepada ketiga-tiga madunya. Akhirnya usaha tersebut mendatangkan keuntungan dan kekayaan. Perusahaan industrinya semakin maju dan mampu mencukupi keperluan rumahtangga lelaki itu serta isteri-isterinya.
Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud: "Carilah rezeki dengan menikah" (Riwayat Ibnu Abbas)
Firman Allah SWT yang bermaksud: " Dan kahwinilah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkahwin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan kurniaNya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui." (Surah an-Nur : 32)
Dengan mengambil iktibar dan teladan dari kisah di atas, Insya Allah jika niat kita ikhlas dan murni serta tujuan berkahwin itu kerana Allah, tidak mustahil segala gejala-gejala sosial dapat dihindarkan.
Hai insan yang alpa Kehinaan bagi mu Kebangaan bagi ku..
Didik Isteri Perlu Strategi
Suami sebagai pemimpin rumahtangga semestinya
sentiasa kretif dalam mendidik isteri. Allah bekalkan kepada kita kaum
lelaki kekuatan akal yang rasional, tidak terlalu emosional atau mudah
didorong oleh perasaan.Lelaki tidak mudah tersinggung berbanding dengan
wanita. Jika kekuatan akal ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya,
ditambah dengan kesabaran serta kekuatan jasmani untuk mencari nafkah
keluarga, suami akan menjadi pelindung dan pendidik yang berwibawa.
Firman Allah yang bermaksud:
"lelaki adalah pemimpin (pembela dan pelindung) bagi wanita, kerana Tuhan telah melebihkan yang satu dari yang lainnya, dan kerana suami telah menafkahkan sebahagian daripada hartanya."
Tercetusnya kebahagiaan rumahtangga ialah apabila suami dapat menggunakan kekuatan akalnya serta kesabaran dalam menghadapi kerenah dan ragam isteri - makhluk yang kuat perasaannya.
Secara mudah, bolehlah dikatakan lelaki adalah makhluk akal manakala wanita adalah makhluk rasa. Perasaan wanita terlalu mudah terusik dengan suasana dan keadaan sekeliling. Oleh itu dalam menghadapi wanita, lelaki hendaklah banyak menggunakan daya fikir. Kalau umpamanya isteri sedang berduka, suami perlu merancang untuk mewujudkan perasaan gembira di dada isteri. Di sinilah perlunya strategi dalam mendidik isteri.
Kaum wanita memang dibekalkan dengan sembilan nafsu dan akal berbanding dengan lelaki hanya satu nafsu dan sembilan akal. Nafsu yang dimaksudkan bukanlah nafsu seks semata-mata tetapi nafsu yang menyebabkan seseorang itu mudah tidak sabar, mudah prasangka, pemarah, pemboros dalam berbelanja, cepat tersinggung dan sebagainya. Pendekata, hasil dorongan nafsu itulah lahirnya pelbagai perasaan di dada wanita. Sebab itu dikatakan juga bahawa sembilan persepuluh daripada diri wanita itu ialah perasaan dan satu persepuluh saja pertimbangan akal. Atas dasar inilah wanita mesti dipandu atau dibimbing oleh lelaki agar segala tindak tanduknya tidak melulu ikut perasaan semata-mata.
Sembilan nafsu pada diri wanita boleh menyebabkan kerosakan pada masyarakat dan keruntuhan rumahtangga jika tidak dipagari dengan ilmu syariat. Mahu tidak mahu suami terpaksa belajar sedikit sebanyak ilmu untuk menundukkan wanita atau psikologi wanita serta memenuhkan dada dengan ilmu syariat. Barulan nanti dapat menggunakan kebijaksanaan dalam mendidik isteri sekalipun adakalanya menghadapi ragam isteri yang mencabar kesabaran kita.
Kebijaksanaan mesti disertai pula dengan kesabaran. Kedua-duanya mesti ada pada seorang suami. Kesabaran tanpa kebijaksanaan menyebabkan sumi menurut saja kemahuan isteri sehingga isteri besar kepala. Manakala kebijaksanaan tanpa kesabaran akan menyebabkan suami tewas dengan nafsunya sendiri sehingga bertindak ganas dan boleh membahayakan isteri. Maknanya, tanpa kesabaran seseorang itu hilang pertimbangan akal dan tidak dapat lagi melihat sesuatu persoalan dengan tenang. Jika kesabaran tidak ada pada diri, ia perlu diusahakan melalui latihan bepandukan ilmu tasauf.
Contoh bagaimana kesabaran boleh menundukkan nafsu wanita dapat dilihat pada satu kisah seorang perempuan tua yang suka mengganggu Rasulullah saw. Tatkala Rasulullah saw lalu di sebelah rumahnya dia akan membaling sampah kepada Rasulullah saw. Adakalanya dia menaburkan sampah dan serpihan kaca di sepanjang jalan yang akan dilalui oleh Rasulullah saw. Bahkan pernah juga dia membaling najis semasa Rasulullah lalu di sebelah rumahnya. Tetapi sedikit pun tidak dipedulikan oleh baginda Rasulullah saw.
Suatu hari Rasulullah rasa pelik kerana perempuan tua itu tidak menghalangi lagi perjalanannya baik dengan serpihan kaca mahupun dengan sampah yang dibalingkan. Apabila pulang dari masjid, baginda bertanya jiran perempuan tersebut. Rupa-rupanya perempuan itu sakit. Lalu baginda naik ke rumahnya dengan tujuan untuk berziarah. Rasulullah bertanyakan khabar dan tolong memasakkan air untuk perempuan tua itu. Alangkah terkejutnya perempuan tersebut melihat akhlak Rasulullah sanggup menziarai dan membantunya tatkala dia sedang sakit. Akhirnya dengan sifat sabar Rasulullah menghadapi kerenah perempuan tua itu menyebabkan terbuka hatinya memeluk Islam.
Pada masa yang lain, pernah Rasulullah melintasi sekumpulan kaum perempuan, lalu baginda memberi salam. Tetapi tiada siapa pun yang menjawab salam baginda. Baginda memberi salam sekali lagi. Mereka masih diam juga. Akhirnya setelah tiga kali Rasulullah beri salam, barulah mereka menjawab salam baginda. Apabila ditanya mengapa mereka tidak menyahut salam yang pertama dan kedua mereka menjawab, "Kami sengaja mahu Rasulullah saw mendoakan untuk kami."
Begitu Rasulullah saw mendidik kaum wanita. Walaupun sesekali kesabaran baginda rasanya tercabar, tetapi Rasulullah masih dapat menunjukkan akhlak yang paling baik. Kadangkala apabila berhadapan dengan kaum perempuan yang pendek akalnya, kita kaum lelaki mudah naik angin. Memang tidak dinafikan ada masanya perempuan mengambil masa untuk memahami sesuatu perkara. Tetapi kita kaum lelaki mestilah menyedari hakikat bahawa kaum perempuan memang sediakala lemahpemikirannya. Oleh itu, kita kaum lelaki mestilah bersedia untuk mendidik isteri dengan penuh kasih sayang tanpa rasa jemu walaupun mengambil masa yang panjang.
Suatu ketika datang seorang perempuan berjumpa Rasulullah dan bertanya tentang mandi hadas. Rasulullah menjawab, "Ambillah sepotong kain perca yang sudah dikasturikan lalu berwuduk dengannya."Perempuan itu terpinga-pinga kerana tidak memahami keterangan Rasulullah. Lantas dia mengulangi lagi pertanyaannya, "Bagaimana saya hendak berwuduk dengan itu?" Sekali lagi Rasulullah mengulangi jawapan baginda. Tetapi perempuan yang bertanya masih belum memahaminya. Lalu Rasulullah meminta kepada Siti Aisah supaya menerangkan kepada perempuan itu. Maka Siti Aishah pun berkata, "Ambil sepotong kapas yang bersih, lalu letakkan di tempat darah. Jika kapas itu tetap putih tanda haid sudah berhenti,"
Yang dimaksudkan dengan unsur kasih sayang dalam mendidik isteri bukanlah sekadar kata-kata asmara dana atau pujuk rayu. Tetapi ia lebih daripada itu. Sifat dan perwatakan suami itu sendiri hendaklah mempunyai ciri pengasih. Sekalipun jika dia seorang pemimpin.
Ada waktu-waktu yang tertentu apabila suami bersama isteri, kita hendaklah merendahkan sifat ego kita. Seperti mana yang dibuat oleh Rasulullah tatkala bersama Siti Aishah. Sewaktu Rasulullah dinikahkan dengan Siti Aishah, umur baginda 55 tahun manakala Siti Aishah baru enam tahun dan mereka bersama tatkala Siti Aishah berusia sembilan tahun. Semasa melayan Siti Aishah, ada masanya Rasulullah berlagak seperti kawan sepermainan. Siti Aishah diajak berlumba lari. Kadang-kadang Siti Aishah menang dan adakalanya Rasulullah menang dalam perlumbaan tersebut. Bermakna sewaktu bersama isteri adakalanya Rasulullah melayan kehendak isterinya tanpa menjatuhkan mertabatnya sebagai seorang suami yang wajib dihormati oleh isteri. Ini menunjukkan bahawa pada masa-masa tertentu suami mesti pandai memikat hati isteri asalkan tidak sampai terlalai hingga menurut saja segala kemahuan isteri. Di sinilah perlunya ketegasan seorang suami. Tegas dalam syariat dan tegas dalam perjuangan. Tegas tidak pula bermakna kasar atau garang cuma jangan sampai kerana hendak melayan kehendak isteri, syariat dan perjuangan terpaksa diketepikan.
Sebagai orang yang ditua-tuakan dalam sesebuah rumahtangga, suami berhak untuk mendidik dan menyelesaikan segala kekusutan fikiran isterinya. Oleh kerana wanita seringkali bertindak mengikut perasaannya, maka adakalanya apabila fikiran terganggu emosinya juga terikut sama. Tatkala itu kalau ada kesalahan suami walaupun kecil akan diungkit-ungkit lebih-lebih lagilah jika kesalahan itu dianggap besar, mulalah meluap-luap perasaan marahnya pada suami. Memang satu sifat yang agar sukar untuk dikawal ialah tatkala dia sedang marah. Kadang-kadang dia mengamuk macam ribut taufan lakunya (sebab itu kebanyakan nama ribut diambil dari nama perempuan umpamanya Taufan Lydia, Ariel, Angela dan lain-lain).
Bagaimana sepatutnya tindakan suami untuk mententeramkan isteri yang sedang dilanda ribut taufan ini? Seeloknya didiamkan saja dahulu sampai kemarahannya reda kemudian baru diterangkan dengan sejelas-jelasnya setiap perkara yang perlu diterangkan terutama yang menimbulkan prasangka isteri. Mengapa perlu diamkan saja orang yang sedang mengamuk? Kerana tatkala sedang marah syaitan sengaja meluap-luapkan perasaan marahnya. Kalau dijawab, bererti kita sengaja mencari pasal kerana berlawan dengan syaitan. Maka lebih baik didiamkan sahaja sehingga perasaan marahnya kendur. Ada kalanya demi keharmonian rumahtangga, ada perkara-perkara tertentu yang tidak sepatutnya diketahui oleh isteri. Kalau perlu disembunyikan dari pengetahuan isteri, sembunyikan sungguh-sungguh. Saya bukanlah menggalakkan suami mengambil kesempatan melakukan perkara yang sumbang dan berbuat dosa di belakang isteri. Tetapi jika perkara yang disembunyikan itu tidak bertentangan dengan syariat, memang ada baiknya disembunyikan. Mungkin ia berhubung dengan suatu perkara yang isteri masih sukar untuk menerimanya.
Hal ini pernah berlaku dalam rumahtangga Rasulullah saw. Suatu hari isteri-isteri datang menemui baginda dan Siti Aishah, yang mewakili mereka semua, bertanya, "Wahai Rasulullah, di antara isteri-isteri Rasulullah, yang manakah yang paling Rasulullah sayangi?" Rasulullah tersenyum mendengar pertanyaan itu. Rasulullah tidak terus menjawabnya. Bahkan baginda menyuruh kesemua isterinya pulang dahulu dan berjanji akan memberikan jawapannya kemudian.
Bagaimana harus dijawab kalau anda ditanya begitu oleh isteri-isteri anda? Memang tidak dinafikan perasaan kasih sayang itu tidak boleh diberi sama adil. Ini diakui oleh Allah. Tetapi suami mestilah pandai memainkan peranannya supaya jangan ada dikalangan isteri-isteri yang tersinggung perasaanya kerana mengetahui suami lebih sayang kepada isteri yang lain.
Berbalik kepada kisah tadi, maka seperti biasa Rasulullah saw mendatangi isteri-isterinya mengikut giliran masing-masing. Rasulullah sedikit pun tidakm menyebut mengenai persoalan yang dikemukakan itu. Sebaliknya sebelum baginda meninggalkan isterinya, setiap seorang baginda hadiahi sebentuk cincin dan baginda berpesan agar mereka tidak memberitahu pada isteri-isteri yang lain. Pada hari yang telah ditetapkan Rasulullah saw menyuruh isteri-isterinya berkumpul kerana baginda hendak memberi jawapan kepada persoalan yang dikemukakan.
Maka berdebar-debarlah hati masing-masing untuk mengetahui siapakah di antara mereka yang paling disayangi oleh Rasulullah. Ada yang terasa pasti jawapannya Siti Aishah kerana beliaulah yang termuda di antara mereka. tetapi dengan kebijaksanaan Rasulullah, baginda pun berkata, "Isteri yang paling disayangi ialah mereka yang diberi cincin kepadanya." Maka tersenyumlah isteri-isteri Rasulullah kerana setiap seorang menyangka dia sahaja yang menerima cincin tersebut. Begitulah sepatutnya tindakan suami, pandai menyelesaikan kekusutan fikiran isteri.
Satu perkara lagi biasanya kaum perempuan suka berleter atau setengah orang kata macam mulut murai. Suami yang bijak akan berdiam dan tidak menjawab leteran isteri. Ini bukan bermakna suami mengalah, tetapi sebagai satu strategi. Ibarat orang sedang sakit gigi. Gigi yang sakit jangan terus dicabut kerana akan bertambah sakitnya. Hendaklah tunggu sehingga sakitnya berkurangan barulah dicabut. Maknanya isteri yang sedang berleter, jangan dinasihati. Hendaklah tunggu keadaannya menjadi kendur barulah boleh dinasihati. Dan nasihat itu mestilah kena pada tempatnya. Maka barulah diterima dan dirasakan seperti kepala yang disirami embun pagi pada kala panas terik. Rasulullah juga pernah berhadapan dengan kerenah perempuan yang suka berleter. Rasulullah tidak menjawab sepatah pun. Baginda memberi peluang kepada perempuan tersebut meluahkan ketidakpuasan hatinya. Apabila kesemuanya telah diluahkan, barulah baginda memberi penjelasan atau pun memaafkan saja dan melupakan perkara tersebut.
Tidak semua suami memiliki isteri yang banyak kerenah. Beruntunglah suami yang memiliki isteri yang sikapnya terlalu pangasih terhadap suami dan anak-anak. Perempuan begini rela mengorbankan seluruh jiwa dan raganya untuk kebahagiaan suami dan anak-anak. Dia akan bersikap sebagai penghibur, penyayang, pendorong dan pembantu kepada perjuangan suami sekiranya suaminya seorang pejuang atau pendakwah. Isteri begini bukan sahaja tidak membebankan suami dengan masalah-masalahnya bahkan dia akan berusaha untuk menyelesaikan masalah suaminya. Sabda Rasulullah saw yang bermaksud:
"Barangsiapa memiliki isteri yang solehah maka sesungguhnya ia telah memiliki separuh dari agamanya."
Rasulullah juga bersabda yang bermaksud:
"Dunia adalah hiasan dan hiasan yang terbaik ialah memiliki isteri yang solehah."
Apabila wanita dapat dididik dengan betul maka ia dapat memberi kebaikan kepada seluruh umat kerana di tangan wanitalah penentu corak generasi akan datang. Kelembutan dan kehalusan belaian tangan wanita yang solehah akan membahagiakan seluruh isi alam.
Firman Allah yang bermaksud:
"lelaki adalah pemimpin (pembela dan pelindung) bagi wanita, kerana Tuhan telah melebihkan yang satu dari yang lainnya, dan kerana suami telah menafkahkan sebahagian daripada hartanya."
Tercetusnya kebahagiaan rumahtangga ialah apabila suami dapat menggunakan kekuatan akalnya serta kesabaran dalam menghadapi kerenah dan ragam isteri - makhluk yang kuat perasaannya.
Secara mudah, bolehlah dikatakan lelaki adalah makhluk akal manakala wanita adalah makhluk rasa. Perasaan wanita terlalu mudah terusik dengan suasana dan keadaan sekeliling. Oleh itu dalam menghadapi wanita, lelaki hendaklah banyak menggunakan daya fikir. Kalau umpamanya isteri sedang berduka, suami perlu merancang untuk mewujudkan perasaan gembira di dada isteri. Di sinilah perlunya strategi dalam mendidik isteri.
Kaum wanita memang dibekalkan dengan sembilan nafsu dan akal berbanding dengan lelaki hanya satu nafsu dan sembilan akal. Nafsu yang dimaksudkan bukanlah nafsu seks semata-mata tetapi nafsu yang menyebabkan seseorang itu mudah tidak sabar, mudah prasangka, pemarah, pemboros dalam berbelanja, cepat tersinggung dan sebagainya. Pendekata, hasil dorongan nafsu itulah lahirnya pelbagai perasaan di dada wanita. Sebab itu dikatakan juga bahawa sembilan persepuluh daripada diri wanita itu ialah perasaan dan satu persepuluh saja pertimbangan akal. Atas dasar inilah wanita mesti dipandu atau dibimbing oleh lelaki agar segala tindak tanduknya tidak melulu ikut perasaan semata-mata.
Sembilan nafsu pada diri wanita boleh menyebabkan kerosakan pada masyarakat dan keruntuhan rumahtangga jika tidak dipagari dengan ilmu syariat. Mahu tidak mahu suami terpaksa belajar sedikit sebanyak ilmu untuk menundukkan wanita atau psikologi wanita serta memenuhkan dada dengan ilmu syariat. Barulan nanti dapat menggunakan kebijaksanaan dalam mendidik isteri sekalipun adakalanya menghadapi ragam isteri yang mencabar kesabaran kita.
Kebijaksanaan mesti disertai pula dengan kesabaran. Kedua-duanya mesti ada pada seorang suami. Kesabaran tanpa kebijaksanaan menyebabkan sumi menurut saja kemahuan isteri sehingga isteri besar kepala. Manakala kebijaksanaan tanpa kesabaran akan menyebabkan suami tewas dengan nafsunya sendiri sehingga bertindak ganas dan boleh membahayakan isteri. Maknanya, tanpa kesabaran seseorang itu hilang pertimbangan akal dan tidak dapat lagi melihat sesuatu persoalan dengan tenang. Jika kesabaran tidak ada pada diri, ia perlu diusahakan melalui latihan bepandukan ilmu tasauf.
Contoh bagaimana kesabaran boleh menundukkan nafsu wanita dapat dilihat pada satu kisah seorang perempuan tua yang suka mengganggu Rasulullah saw. Tatkala Rasulullah saw lalu di sebelah rumahnya dia akan membaling sampah kepada Rasulullah saw. Adakalanya dia menaburkan sampah dan serpihan kaca di sepanjang jalan yang akan dilalui oleh Rasulullah saw. Bahkan pernah juga dia membaling najis semasa Rasulullah lalu di sebelah rumahnya. Tetapi sedikit pun tidak dipedulikan oleh baginda Rasulullah saw.
Suatu hari Rasulullah rasa pelik kerana perempuan tua itu tidak menghalangi lagi perjalanannya baik dengan serpihan kaca mahupun dengan sampah yang dibalingkan. Apabila pulang dari masjid, baginda bertanya jiran perempuan tersebut. Rupa-rupanya perempuan itu sakit. Lalu baginda naik ke rumahnya dengan tujuan untuk berziarah. Rasulullah bertanyakan khabar dan tolong memasakkan air untuk perempuan tua itu. Alangkah terkejutnya perempuan tersebut melihat akhlak Rasulullah sanggup menziarai dan membantunya tatkala dia sedang sakit. Akhirnya dengan sifat sabar Rasulullah menghadapi kerenah perempuan tua itu menyebabkan terbuka hatinya memeluk Islam.
Pada masa yang lain, pernah Rasulullah melintasi sekumpulan kaum perempuan, lalu baginda memberi salam. Tetapi tiada siapa pun yang menjawab salam baginda. Baginda memberi salam sekali lagi. Mereka masih diam juga. Akhirnya setelah tiga kali Rasulullah beri salam, barulah mereka menjawab salam baginda. Apabila ditanya mengapa mereka tidak menyahut salam yang pertama dan kedua mereka menjawab, "Kami sengaja mahu Rasulullah saw mendoakan untuk kami."
Begitu Rasulullah saw mendidik kaum wanita. Walaupun sesekali kesabaran baginda rasanya tercabar, tetapi Rasulullah masih dapat menunjukkan akhlak yang paling baik. Kadangkala apabila berhadapan dengan kaum perempuan yang pendek akalnya, kita kaum lelaki mudah naik angin. Memang tidak dinafikan ada masanya perempuan mengambil masa untuk memahami sesuatu perkara. Tetapi kita kaum lelaki mestilah menyedari hakikat bahawa kaum perempuan memang sediakala lemahpemikirannya. Oleh itu, kita kaum lelaki mestilah bersedia untuk mendidik isteri dengan penuh kasih sayang tanpa rasa jemu walaupun mengambil masa yang panjang.
Suatu ketika datang seorang perempuan berjumpa Rasulullah dan bertanya tentang mandi hadas. Rasulullah menjawab, "Ambillah sepotong kain perca yang sudah dikasturikan lalu berwuduk dengannya."Perempuan itu terpinga-pinga kerana tidak memahami keterangan Rasulullah. Lantas dia mengulangi lagi pertanyaannya, "Bagaimana saya hendak berwuduk dengan itu?" Sekali lagi Rasulullah mengulangi jawapan baginda. Tetapi perempuan yang bertanya masih belum memahaminya. Lalu Rasulullah meminta kepada Siti Aisah supaya menerangkan kepada perempuan itu. Maka Siti Aishah pun berkata, "Ambil sepotong kapas yang bersih, lalu letakkan di tempat darah. Jika kapas itu tetap putih tanda haid sudah berhenti,"
Yang dimaksudkan dengan unsur kasih sayang dalam mendidik isteri bukanlah sekadar kata-kata asmara dana atau pujuk rayu. Tetapi ia lebih daripada itu. Sifat dan perwatakan suami itu sendiri hendaklah mempunyai ciri pengasih. Sekalipun jika dia seorang pemimpin.
Ada waktu-waktu yang tertentu apabila suami bersama isteri, kita hendaklah merendahkan sifat ego kita. Seperti mana yang dibuat oleh Rasulullah tatkala bersama Siti Aishah. Sewaktu Rasulullah dinikahkan dengan Siti Aishah, umur baginda 55 tahun manakala Siti Aishah baru enam tahun dan mereka bersama tatkala Siti Aishah berusia sembilan tahun. Semasa melayan Siti Aishah, ada masanya Rasulullah berlagak seperti kawan sepermainan. Siti Aishah diajak berlumba lari. Kadang-kadang Siti Aishah menang dan adakalanya Rasulullah menang dalam perlumbaan tersebut. Bermakna sewaktu bersama isteri adakalanya Rasulullah melayan kehendak isterinya tanpa menjatuhkan mertabatnya sebagai seorang suami yang wajib dihormati oleh isteri. Ini menunjukkan bahawa pada masa-masa tertentu suami mesti pandai memikat hati isteri asalkan tidak sampai terlalai hingga menurut saja segala kemahuan isteri. Di sinilah perlunya ketegasan seorang suami. Tegas dalam syariat dan tegas dalam perjuangan. Tegas tidak pula bermakna kasar atau garang cuma jangan sampai kerana hendak melayan kehendak isteri, syariat dan perjuangan terpaksa diketepikan.
Sebagai orang yang ditua-tuakan dalam sesebuah rumahtangga, suami berhak untuk mendidik dan menyelesaikan segala kekusutan fikiran isterinya. Oleh kerana wanita seringkali bertindak mengikut perasaannya, maka adakalanya apabila fikiran terganggu emosinya juga terikut sama. Tatkala itu kalau ada kesalahan suami walaupun kecil akan diungkit-ungkit lebih-lebih lagilah jika kesalahan itu dianggap besar, mulalah meluap-luap perasaan marahnya pada suami. Memang satu sifat yang agar sukar untuk dikawal ialah tatkala dia sedang marah. Kadang-kadang dia mengamuk macam ribut taufan lakunya (sebab itu kebanyakan nama ribut diambil dari nama perempuan umpamanya Taufan Lydia, Ariel, Angela dan lain-lain).
Bagaimana sepatutnya tindakan suami untuk mententeramkan isteri yang sedang dilanda ribut taufan ini? Seeloknya didiamkan saja dahulu sampai kemarahannya reda kemudian baru diterangkan dengan sejelas-jelasnya setiap perkara yang perlu diterangkan terutama yang menimbulkan prasangka isteri. Mengapa perlu diamkan saja orang yang sedang mengamuk? Kerana tatkala sedang marah syaitan sengaja meluap-luapkan perasaan marahnya. Kalau dijawab, bererti kita sengaja mencari pasal kerana berlawan dengan syaitan. Maka lebih baik didiamkan sahaja sehingga perasaan marahnya kendur. Ada kalanya demi keharmonian rumahtangga, ada perkara-perkara tertentu yang tidak sepatutnya diketahui oleh isteri. Kalau perlu disembunyikan dari pengetahuan isteri, sembunyikan sungguh-sungguh. Saya bukanlah menggalakkan suami mengambil kesempatan melakukan perkara yang sumbang dan berbuat dosa di belakang isteri. Tetapi jika perkara yang disembunyikan itu tidak bertentangan dengan syariat, memang ada baiknya disembunyikan. Mungkin ia berhubung dengan suatu perkara yang isteri masih sukar untuk menerimanya.
Hal ini pernah berlaku dalam rumahtangga Rasulullah saw. Suatu hari isteri-isteri datang menemui baginda dan Siti Aishah, yang mewakili mereka semua, bertanya, "Wahai Rasulullah, di antara isteri-isteri Rasulullah, yang manakah yang paling Rasulullah sayangi?" Rasulullah tersenyum mendengar pertanyaan itu. Rasulullah tidak terus menjawabnya. Bahkan baginda menyuruh kesemua isterinya pulang dahulu dan berjanji akan memberikan jawapannya kemudian.
Bagaimana harus dijawab kalau anda ditanya begitu oleh isteri-isteri anda? Memang tidak dinafikan perasaan kasih sayang itu tidak boleh diberi sama adil. Ini diakui oleh Allah. Tetapi suami mestilah pandai memainkan peranannya supaya jangan ada dikalangan isteri-isteri yang tersinggung perasaanya kerana mengetahui suami lebih sayang kepada isteri yang lain.
Berbalik kepada kisah tadi, maka seperti biasa Rasulullah saw mendatangi isteri-isterinya mengikut giliran masing-masing. Rasulullah sedikit pun tidakm menyebut mengenai persoalan yang dikemukakan itu. Sebaliknya sebelum baginda meninggalkan isterinya, setiap seorang baginda hadiahi sebentuk cincin dan baginda berpesan agar mereka tidak memberitahu pada isteri-isteri yang lain. Pada hari yang telah ditetapkan Rasulullah saw menyuruh isteri-isterinya berkumpul kerana baginda hendak memberi jawapan kepada persoalan yang dikemukakan.
Maka berdebar-debarlah hati masing-masing untuk mengetahui siapakah di antara mereka yang paling disayangi oleh Rasulullah. Ada yang terasa pasti jawapannya Siti Aishah kerana beliaulah yang termuda di antara mereka. tetapi dengan kebijaksanaan Rasulullah, baginda pun berkata, "Isteri yang paling disayangi ialah mereka yang diberi cincin kepadanya." Maka tersenyumlah isteri-isteri Rasulullah kerana setiap seorang menyangka dia sahaja yang menerima cincin tersebut. Begitulah sepatutnya tindakan suami, pandai menyelesaikan kekusutan fikiran isteri.
Satu perkara lagi biasanya kaum perempuan suka berleter atau setengah orang kata macam mulut murai. Suami yang bijak akan berdiam dan tidak menjawab leteran isteri. Ini bukan bermakna suami mengalah, tetapi sebagai satu strategi. Ibarat orang sedang sakit gigi. Gigi yang sakit jangan terus dicabut kerana akan bertambah sakitnya. Hendaklah tunggu sehingga sakitnya berkurangan barulah dicabut. Maknanya isteri yang sedang berleter, jangan dinasihati. Hendaklah tunggu keadaannya menjadi kendur barulah boleh dinasihati. Dan nasihat itu mestilah kena pada tempatnya. Maka barulah diterima dan dirasakan seperti kepala yang disirami embun pagi pada kala panas terik. Rasulullah juga pernah berhadapan dengan kerenah perempuan yang suka berleter. Rasulullah tidak menjawab sepatah pun. Baginda memberi peluang kepada perempuan tersebut meluahkan ketidakpuasan hatinya. Apabila kesemuanya telah diluahkan, barulah baginda memberi penjelasan atau pun memaafkan saja dan melupakan perkara tersebut.
Tidak semua suami memiliki isteri yang banyak kerenah. Beruntunglah suami yang memiliki isteri yang sikapnya terlalu pangasih terhadap suami dan anak-anak. Perempuan begini rela mengorbankan seluruh jiwa dan raganya untuk kebahagiaan suami dan anak-anak. Dia akan bersikap sebagai penghibur, penyayang, pendorong dan pembantu kepada perjuangan suami sekiranya suaminya seorang pejuang atau pendakwah. Isteri begini bukan sahaja tidak membebankan suami dengan masalah-masalahnya bahkan dia akan berusaha untuk menyelesaikan masalah suaminya. Sabda Rasulullah saw yang bermaksud:
"Barangsiapa memiliki isteri yang solehah maka sesungguhnya ia telah memiliki separuh dari agamanya."
Rasulullah juga bersabda yang bermaksud:
"Dunia adalah hiasan dan hiasan yang terbaik ialah memiliki isteri yang solehah."
Apabila wanita dapat dididik dengan betul maka ia dapat memberi kebaikan kepada seluruh umat kerana di tangan wanitalah penentu corak generasi akan datang. Kelembutan dan kehalusan belaian tangan wanita yang solehah akan membahagiakan seluruh isi alam.
Monday, November 18, 2013
Tanda-Tanda Kematian Untuk Orang Islam
Sesungguhnya tanda-tanda kematian menurut Ulama’
adalah benar dan wujud. Cuma amalan dan ketakwaaan kita saja yang akan
membezakan kepekaan kita kepada tanda-tanda ini. Rasullullah saw
diriwayatkan masih mampu memperlihat dan menceritakan kepada keluarga
dan sahabat secara langsung kesukaran menghadapi sakaratul maut dari
awal hinggalah akhir hayat baginda.
Imam Al-Ghazali diriwayatkan memperolehi tanda-tanda ini sehinggakan beliau mampu menyediakan dirinya untuk menghadapi sakaratul maut secara bersendirian. Beliau menyediakan dirinya dengan segala persiapan termasuk mandinya, wuduknya serta kafannya sekali. Cuma sampai bahagian tubuh dan kepalanya sahaja, beliau telah memanggil abangnya iaitu Imam Ahmad Ibnu Hambal untuk menyambung tugas tersebut. Beliau wafat ketika Imam Ahmad bersedia untuk mengkafankan bahagian mukanya.
Adapun riwayat-riwayat ini memperlihatkan kepada kita sesungguhnya Allah swt tidak pernah berlaku zalim kepada hambanya. Tanda-tanda yang diberikan adalah untuk menjadi kita supaya bertaubat dan bersedia dalam perjalanan menghadap Allah swt. Walau bagaimanapun, semua tanda-tanda ini akan berlaku kepada orang Islam sahaja manakala orang kafir iaitu orang yang menyekutukan Allah, nyawa mereka akan terus direntap tanda sebarang peringatan sesuai dengan kekufuran mereka kepada Allah swt.
Antara tanda-tanda ini terbahagi kepada beberapa bahagian;
Tanda 100 hari sebelum hari mati
Ini adalah tanda pertama dari Allah swt kepada hambanya dan hanya akan disedari oleh mereka yang dikehendakiNya. Walaubagaimanapun semua orang Islam akan mendapat tanda ini. Cuma sama ada mereka sedar atau tidak sahaja. Tanda ini berlaku lazimnya selepas waktu Asar.
Seluruh tubuh iaitu dari hujung rambut ke hujung kaki akan mengalami getaran seakan-akan menggigil. Contohnya seperti daging lembu yang baru disembelih di mana jika perhatikan dengan teliti kita akan mendapati daging tersebut seakan-akan bergetar. Tanda ini rasanya lazat dan bagi mereka yang sedar, akan bertindak di hati bahawa mungkin ini adalah tanda mati, maka getaran ini akan hilang setelah kita sedar akan kehadiran tanda ini. Bagi mereka yang tidak diberi kesedaran atau hanyut dengan kenikmatan dunia tanpa memikirkan soal kematian, tanda ini akan lenyap begitu sahaja tanpa sebarang manfaat. Bagi yang sedar akan kehadiran tanda ini maka ini adalah peluang terbaik untuk memanfaatkan masa yang ada mempersiapkan diri dengan amalan dan urusan yang akan dibawa atau ditinggalkan sesudah mati.
Tanda 40 hari sebelum hari mati
Tanda ini juga akan berlaku sesudah Asar. Bahkan pusat kita akan berdenyut-denyut. Pada ketika ini daun yang tertulis nama kita akan gugur dari pokok yang letaknya di atas Arasy Allah swt. Maka malaikat maut akan mengambil daun tersebut dan mula membuat persediaannya ke atas kita ,antaranya ia akan mula mengikuti kita sepanjang masa. Akan tetapi malaikat maut ini akan memperlihatkan wajahnya sekilas lalu dan jika ini terjadi, mereka yang terpilih akan merasakan seakan-akan bingung seketika. Adapun malaikat maut ini wujudnya cuma seorang tetapi kuasanya untuk mencabut nyawa adalah bersamaan dengan jumlah nyawa yang akan dicabutnya.
Tanda 7 hari
Tanda ini akan diberikan hanya kepada mereka yang diuji dengan musibah kesakitan di mana orang sakit yang tidak makan secara tiba-tiba ianya berselera utnuk makan.
Tanda 3 hari
Pada ketika ini akan terasa denyutan di bahagian tengah dahi kita iaitu diantara dahi kanan dan kiri. Jika tanda ini dapat dikesan maka berpuasalah kita selepas itu supaya perut kita tidak mengandungi banyak najis dan akan memudahkan urusan orang yang memandikan kita nanti.
Ketika itu juga mata hitam kita tidak akan bersinar lagi dan bagi orang yang sakit, hidungnya akan perlahan-lahan jatuh dan ini dapat dikesan jika kita melihatnya dari sisi. Telinganya akan layu di mana bahagian hujungnya akan beransur-ansur masuk ke dalam. Telapak kakinya yang terlunjur akan perlahan-lahan jatuh ke depan dan sukar ditegakkan.
Tanda 1 hari
Akan berlaku sesudah waktu Asar di mana kita akan merasakan satu denyutan disebelah belakang iaitu di bahagian ubun-ubun di mana ini menandakan kita tidak akan sempat menemui waktu Asar keesokan harinya.
Tanda Akhir
Akan berlaku keadaan dimana kita akan merasakan satu keadaan sejuk dibahagian pusat dan ianya akan turun kepinggang dan seterusnya akan naik ke bahagain halkum. Ketika ini hendaklah kita terus mengucap kalimah syahadah dan berdiam diri serta menantikan kedatangan malaikat maut untuk menjemput kita kembali kepada Allah swt yang telah menghidupkan kita dan sekarang mematikan kita pula.
Penutup
Sesungguhnya marilah kita bertakwa dan berdoa kepada Allah swt semoga kita adalah diantara orang-orang yang dipilih oleh Allah yang akan diberi kesedaran untuk peka terhadap tanda mati ini semoga kita akan membuat persiapan terakhir dalam usaha memohon keampunan sama ada dari Allah swt mahupun dari manusia sendiri dari segala dosa dan urusan hutang-piutang kita.
Walaubagaimanapun sesuai dengan sifat Allah swt Yang Maha Berkuasa lagi Pemurah dan Maha Mengasihani maka diriwayatkan bahawa tarikh mati seseorang manusia masih boleh diubah dengan amalan doa dari kita sendiri ataupun dari doa dari orang lain. Namun ianya adalah ketentuan Allah swt semata-mata.
Oleh itu, marilah bersama-sama berusaha dan berdoa semoga kita diberi hidayah dan petunjuk oleh Allah swt serta kelapangan masa dan kesihatan tubuh badan dan juga fikiran dalam usaha kita untuk mencari keredhaan Allah swt sama ada di dunia mahupun akhirat.
Apa yang baik datangnya dari Allah swt dan apa yang silap dari kelemahan saya sendiri.
Wassalam.
Imam Al-Ghazali diriwayatkan memperolehi tanda-tanda ini sehinggakan beliau mampu menyediakan dirinya untuk menghadapi sakaratul maut secara bersendirian. Beliau menyediakan dirinya dengan segala persiapan termasuk mandinya, wuduknya serta kafannya sekali. Cuma sampai bahagian tubuh dan kepalanya sahaja, beliau telah memanggil abangnya iaitu Imam Ahmad Ibnu Hambal untuk menyambung tugas tersebut. Beliau wafat ketika Imam Ahmad bersedia untuk mengkafankan bahagian mukanya.
Adapun riwayat-riwayat ini memperlihatkan kepada kita sesungguhnya Allah swt tidak pernah berlaku zalim kepada hambanya. Tanda-tanda yang diberikan adalah untuk menjadi kita supaya bertaubat dan bersedia dalam perjalanan menghadap Allah swt. Walau bagaimanapun, semua tanda-tanda ini akan berlaku kepada orang Islam sahaja manakala orang kafir iaitu orang yang menyekutukan Allah, nyawa mereka akan terus direntap tanda sebarang peringatan sesuai dengan kekufuran mereka kepada Allah swt.
Antara tanda-tanda ini terbahagi kepada beberapa bahagian;
Tanda 100 hari sebelum hari mati
Ini adalah tanda pertama dari Allah swt kepada hambanya dan hanya akan disedari oleh mereka yang dikehendakiNya. Walaubagaimanapun semua orang Islam akan mendapat tanda ini. Cuma sama ada mereka sedar atau tidak sahaja. Tanda ini berlaku lazimnya selepas waktu Asar.
Seluruh tubuh iaitu dari hujung rambut ke hujung kaki akan mengalami getaran seakan-akan menggigil. Contohnya seperti daging lembu yang baru disembelih di mana jika perhatikan dengan teliti kita akan mendapati daging tersebut seakan-akan bergetar. Tanda ini rasanya lazat dan bagi mereka yang sedar, akan bertindak di hati bahawa mungkin ini adalah tanda mati, maka getaran ini akan hilang setelah kita sedar akan kehadiran tanda ini. Bagi mereka yang tidak diberi kesedaran atau hanyut dengan kenikmatan dunia tanpa memikirkan soal kematian, tanda ini akan lenyap begitu sahaja tanpa sebarang manfaat. Bagi yang sedar akan kehadiran tanda ini maka ini adalah peluang terbaik untuk memanfaatkan masa yang ada mempersiapkan diri dengan amalan dan urusan yang akan dibawa atau ditinggalkan sesudah mati.
Tanda 40 hari sebelum hari mati
Tanda ini juga akan berlaku sesudah Asar. Bahkan pusat kita akan berdenyut-denyut. Pada ketika ini daun yang tertulis nama kita akan gugur dari pokok yang letaknya di atas Arasy Allah swt. Maka malaikat maut akan mengambil daun tersebut dan mula membuat persediaannya ke atas kita ,antaranya ia akan mula mengikuti kita sepanjang masa. Akan tetapi malaikat maut ini akan memperlihatkan wajahnya sekilas lalu dan jika ini terjadi, mereka yang terpilih akan merasakan seakan-akan bingung seketika. Adapun malaikat maut ini wujudnya cuma seorang tetapi kuasanya untuk mencabut nyawa adalah bersamaan dengan jumlah nyawa yang akan dicabutnya.
Tanda 7 hari
Tanda ini akan diberikan hanya kepada mereka yang diuji dengan musibah kesakitan di mana orang sakit yang tidak makan secara tiba-tiba ianya berselera utnuk makan.
Tanda 3 hari
Pada ketika ini akan terasa denyutan di bahagian tengah dahi kita iaitu diantara dahi kanan dan kiri. Jika tanda ini dapat dikesan maka berpuasalah kita selepas itu supaya perut kita tidak mengandungi banyak najis dan akan memudahkan urusan orang yang memandikan kita nanti.
Ketika itu juga mata hitam kita tidak akan bersinar lagi dan bagi orang yang sakit, hidungnya akan perlahan-lahan jatuh dan ini dapat dikesan jika kita melihatnya dari sisi. Telinganya akan layu di mana bahagian hujungnya akan beransur-ansur masuk ke dalam. Telapak kakinya yang terlunjur akan perlahan-lahan jatuh ke depan dan sukar ditegakkan.
Tanda 1 hari
Akan berlaku sesudah waktu Asar di mana kita akan merasakan satu denyutan disebelah belakang iaitu di bahagian ubun-ubun di mana ini menandakan kita tidak akan sempat menemui waktu Asar keesokan harinya.
Tanda Akhir
Akan berlaku keadaan dimana kita akan merasakan satu keadaan sejuk dibahagian pusat dan ianya akan turun kepinggang dan seterusnya akan naik ke bahagain halkum. Ketika ini hendaklah kita terus mengucap kalimah syahadah dan berdiam diri serta menantikan kedatangan malaikat maut untuk menjemput kita kembali kepada Allah swt yang telah menghidupkan kita dan sekarang mematikan kita pula.
Penutup
Sesungguhnya marilah kita bertakwa dan berdoa kepada Allah swt semoga kita adalah diantara orang-orang yang dipilih oleh Allah yang akan diberi kesedaran untuk peka terhadap tanda mati ini semoga kita akan membuat persiapan terakhir dalam usaha memohon keampunan sama ada dari Allah swt mahupun dari manusia sendiri dari segala dosa dan urusan hutang-piutang kita.
Walaubagaimanapun sesuai dengan sifat Allah swt Yang Maha Berkuasa lagi Pemurah dan Maha Mengasihani maka diriwayatkan bahawa tarikh mati seseorang manusia masih boleh diubah dengan amalan doa dari kita sendiri ataupun dari doa dari orang lain. Namun ianya adalah ketentuan Allah swt semata-mata.
Oleh itu, marilah bersama-sama berusaha dan berdoa semoga kita diberi hidayah dan petunjuk oleh Allah swt serta kelapangan masa dan kesihatan tubuh badan dan juga fikiran dalam usaha kita untuk mencari keredhaan Allah swt sama ada di dunia mahupun akhirat.
Apa yang baik datangnya dari Allah swt dan apa yang silap dari kelemahan saya sendiri.
Wassalam.
Sunday, November 17, 2013
Solat dan rukhsah
- Sebagai Muslim kita diwajibkan menunaikan solat walau di mana berada
ALLAH SWT menganugerahkan akal fikiran, amanah dan tidak terkecuali daripada menunaikan tanggungjawab terbesar iaitu solat lima waktu sehari semalam tanpa ada sebarang kelonggaran pada umumnya.
Jamak dan qasar
Pensyarah Pusat Pengajian Syariah, Fakulti Pengajian Kontemporari Islam, Universiti Sultan Zainal Abidin, Ahmad Farid Ibrahim menjelaskan, Islam adalah agama mudah dan langsung tidak membebankan umatnya. Sebagai contoh, apabila kita berada dalam situasi musafir disarankan melakukan solat jamak dan qasar, begitu juga semasa kita melakukan aktiviti beriadah seperti meneroka hutan, mendaki bukit dan sebagainya.
“Harus disematkan dalam minda akan pentingnya kewajipan bersolat walau dalam apa jua keadaan. Hak untuk bersolat langsung tidak dapat dinafikan. Ini tidak, bayangkan satu situasi, apabila tidak membawa telekung sembahyang terus tidak bersolat sedangkan jika baju yang dipakai bersih serta menutup aurat boleh sahaja untuk menunaikan solat.
“Mahu atau tidak mahu sahaja, kerana itulah kita disarankan sentiasa dalam keadaan berwuduk dan berpakaian menutup aurat sekali gus membolehkan kita bersolat,” katanya kepada Rehal.
Menurutnya, umat Nabi SAW tergolong sebagai umat yang diberi kemudahan berbanding umat rasul dan nabi lain.
Bayangkan, semasa peristiwa Israk wal Mikraj, Nabi SAW menerima perintah bersolat daripada ALLAH dalam jumlah yang banyak, namun atas nasihat daripada nabi lain, Nabi SAW meminta ALLAH mengurangkan bilangan itu sehingga menjadi lima sehari semalam.
Lihatlah betapa ALLAH memberi kemudahan kepada umat Muhammad.
Solat semasa berekreasi
Ustaz Farid menjelaskan, dalam kehidupan seharian sebagai makhluk ALLAH yang beriman, kita tidak terkecuali daripada hidup bebas ke sana dan ke sini tanpa ada sekatan.
“Ketahuilah bahawa dalam kita berseronok menjalani hidup sebagai hambaNya seperti berekreasi, mendaki gunung atau mengembara (bermusafir) tetap tidak dapat lari daripada tugas utama iaitu beriman kepada ALLAH dengan bersolat di mana jua dan dalam keadaan macam mana sekalipun," katanya.
Menurutnya, ramai kurang jelas mengenai hukum dan panduan melaksanakan solat ketika waktu pendakian kerana ada berpandangan solat itu boleh diqada atau ditinggalkan begitu sahaja dengan alasan sukar mencari air untuk berwuduk atau ada juga berpandangan dalam keadaan berpakaian kotor comot dan tidak selesa penuh dengan lumpur dan berpeluh.
Namun Islam adalah agama yang lengkap dengan pelbagai kaedah, panduan dan peraturan hidup bermula dari sekecil-kecil sehinggalah sebesar-besarnya. Islam itu sendiri memperlengkapkan setiap apa jua bentuk amalan dengan peraturan dan panduan serta hukumnya yang tersendiri.
Solat semasa bermusafir
Nabi SAW berkata kepada Imran bin Hushain: “Solatlah kamu sambil berdiri, dan jika kamu tidak mampu, maka sambil duduk, dan jika tidak mampu, maka dengan berbaring”. (Riwayat Bukhari).
Menurut mazhab Syafie, apabila seseorang itu bermusafir lebih dari dua marhalah (60 batu), maka dia harus melakukan solat qasar dan jamak sekali. Solat jamak dan qasar ini adalah suatu keringanan diberi ALLAH kepada hambaNya dalam segenap masa bagi orang musafir, senang atau susah asalkan melebihi dua marhalah.
Permulaan musafir ini dikira setelah keluar kawasan, sama ada melalui sungai, parit, kota sempadan atau kawasan yang sudah tidak ada bangunan lagi.
Solat jamak dan qasar boleh dilakukan apabila perjalanan seorang musafir tidak kurang dari 60 batu atau 100 km walaupun ada khilaf ulama dalam penentuan jarak jauhnya. Jadi, untuk berhati-hati, eloklah dikira melebihi dari 60 batu.
Jika seseorang itu sudah sampai ke kawasan dia bertolak tadi, maka selesailah solat jamak dan qasarnya. Dia tidak boleh lagi mengerjakan solat secara jamak dan qasar.
Seseorang itu bermusafir dan berhenti pada satu tempat selama empat hari atau lebih, maka putuslah safarnya. Tapi, sekiranya dia hendak berhenti di situ selama tiga hari, maka bolehlah solat jamak dan qasar. Tiga hari itu tidak termasuk hari sampai dan hari keluar.
Semasa berhenti di suatu tempat dengan niat akan berada di situ selama tiga hari, tapi kerana urusan tidak selesai dari sehari ke sehari, maka dia diharuskan jamak dan qasar sehingga 18 hari.
Perjalanan seseorang musafir hendaklah tentu dan dia tahu ke mana arah tujuannya bolehlah jamak/qasar.
Orang yang musafir kurang dari tiga marhalah (90 batu) maka afdal solat sebagaimana biasa. Jika perjalanannya melebihi 90 batu, maka baginya lebih afdal mengerjakan solat jamak dan qasar.
Menyapu khuf (usap sepatu)
Jika dikaji dari sudut kaedah pelaksanaannya, Islam menyarankan umatnya supaya laksanakanlah solat itu walaupun dalam keadaan seperti di atas, jadi kefahaman mengenai kaedah menyapu khuf (mengusap sepatu) adalah sesuatu kaedah yang penting.
Seseorang itu boleh melakukan solat itu dalam keadaan bersepatu yang mana sepatu atau kasut itu tadi dipakai sebelum melakukan solat serta pemakai tadi diisyaratkan dengan menyapu kedua-dua khuf tadi dengan lima syarat:
i. Kedua-dua dipakai setelah wuduk yang sempurna (iaitu dipakai dalam keadaan berwuduk).
ii. Hendaklah kedua-duanya menutupi semua tempat kaki yang wajib dibasuh( ketika berwuduk), kerana kedua-duanya tidak dinamakan khuf kecuali dalam keadaan demikian.
iii. Hendaklah keduanya tahan daripada dimasuki air ke dalam kaki, kecuali di bahagian jahitan.
iv. Hendaklah keduanya kuat dan lasak sehingga boleh berjalan berturut-turut sehari semalam bagi orang bermukim dan tiga hari tiga malam bagi yang bermusafir.
v. Kedua-duanya adalah suci. Sekiranya ia diperbuat daripada kulit bangkai, maka ia hendaklah kulit bangkai yang disamak.
Nak kahwin tapi wali enggan nikahkan...
- Gambar hiasan
Kakak saudara saya ingin mendirikan rumah tangga dengan lelaki pilihan sendiri. Bagaimanapun wali enggan menikahkan anaknya. Apa tindakan yang boleh dilakukan?
Jawapan
Pernikahan sah adalah dengan mematuhi dan memenuhi semua syarat dan rukun pernikahan iaitu; pengantin lelaki, pengantin perempuan, wali, dua saksi lelaki dan juga ijab Kabul (akad nikah tersebut).
Menurut Akta Undang-Undang Keluarga Islam Wilayah Persekutuan, Seksyen 11, suatu perkahwinan adalah tidak sah melainkan jika cukup semua syarat yang perlu, menurut hukum syarak, untuk menjadikannya sah. Setiap pasangan Muslim di negara ini yang ingin berkahwin perlu mengetahui prosedur perkahwinan menurut Undang-undang Keluarga Islam Negeri tempat menetap masing-masing.
Prosedur ini adalah perlu untuk memastikan perkahwinan yang dilaksanakan adalah bertepatan dengan undang-undang yang berkuat kuasa. Ini kerana perkahwinan yang dilaksanakan mengikut prosedur yang betul sahaja akan diiktiraf dan dilindungi oleh undang-undang sekiranya berlaku apa-apa di kemudian hari.
Kebelakangan ini, banyak isu berkenaan dengan bapa yang enggan untuk menjadi wali, lalu si anak ambil keputusan untuk kahwin lari tanpa kebenaran dengan terpaksa membelakangkan keluarga dan mengetepikan undang-undang sedia ada.
Dalam konteks perkahwinan, wali adalah seseorang yang dipertanggungjawabkan untuk menikahkan bakal isteri dengan bakal suaminya.
Daripada Abi Musa RA, Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: "Tidak ada nikah melainkan dengan adanya wali’. (Riwayat Al-Khamsah dan An-Nasa’i)
Peranan wali dalam pernikahan amat penting kerana ia merupakan satu daripada rukun nikah. Sekiranya pernikahan dilaksanakan tanpa wali ia adalah tidak sah dari segi hukum syarak. Wali hendaklah terdiri daripada orang yang berkelayakan. Wali turut terbahagi kepada beberapa bahagian, iaitu : wali mujbir, aqrab, ab’ad dan wali raja / hakim.
Faktor perlu wali hakim
Sebagai seorang bapa, beliau adalah wali mujbir iaitu wali yang mempunyai kuasa mewalikan perkahwinan anak perempuannya atau cucu perempuannya dengan persetujuannya atau tidak. Sekiranya wali enggan untuk menikahkan pengantin perempuan maka bolehlah menggunakan wali hakim.
Menurut Akta Undang-Undang Keluarga Islam Wilayah Persekutuan, Seksyen 2 (1) Wali Hakim ditakrifkan sebagai wali yang ditauliahkan oleh Yang di-Pertuan Agong dalam hal Wilayah Persekutuan, Pulau Pinang, Sabah dan Sarawak atau oleh Raja dalam hal sesuatu negeri lain untuk mengahwinkan perempuan yang tidak mempunyai wali daripada nasab.
Antara faktor yang dibenarkan untuk menggunakan wali hakim adalah seperti berikut;
1. Tidak ada wali nasab.
2. Anak tidak sah taraf atau anak angkat.
3. Wali yang ada tidak cukup syarat.
4. Wali aqrab menunaikan haji atau umrah.
5. Wali enggan.
Dalam kes di mana seorang bapa yang tiada alasan munasabah enggan menikahkan anaknya, ada beberapa perkara yang boleh dilakukan. Kalangan pihak terutama si anak haruslah duduk berbincang dan faham serta mengerti mengapa seorang ayah itu enggan.
Jarang si ayah ingin melihat anaknya menderita. Seorang ayah akan melindungi si anak dan melihat kepentingan dan kebajikan anaknya dalam perkara hal sebegini.
Sebagai seorang bapa, hendaklah beliau duduk berbincang dan terangkan sebab mengapa calon pilihan anaknya tidak dipersetujui. Seorang bapa hendaklah berfikiran matang dan bertanggungjawab dalam setiap perbuatannya.
Golongan fuqaha sependapat wali tidak boleh enggan untuk menikahkan perempuan yang dalam kewaliannya, tidak boleh menyakitinya atau melarangnya berkahwin walhal pilihan perempuan itu memenuhi kehendak syarak.
Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Ada tiga perkara yang tidak boleh ditangguhkan iaitu: solat bila telah datang waktunya, jenazah bila telah terlantar dan wanita janda yang telah bertemu jodohnya”. (Riwayat At-Tirmizi dan Hakim)
Oleh yang demikian, perbuatan wali menghalang atau enggan menikahkan wanita tanpa ada alasan syarak adalah dilarang dan dianggap satu tindakan yang zalim kepada wanita itu.
Bincang cara baik
Menurut Jumhur Fuqaha (Syafi’e, Maliki dan Hambali) apabila wali aqrab enggan menikahkan pengantin perempuan, maka wali hakimlah yang akan menikahkannya.
Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Kalau wali-wali itu enggan maka Sultan atau hakim menjadi wali bagi perempuan yang tidak mempunyai wali”. (Riwayat Abu Daud dan At-Tirmizi)
Satu contoh dapat dilihat dalam kes Azizah binti Mat lawan Mat bin Salleh berkenaan dengan wali enggan, Yang Arif Kadhi Mahmood bin Lebai Man (pada masa itu) memutuskan, Azizah berhak mendapat wali Raja atau hakim untuk berkahwin dengan
Mansor bin Isa dengan mas kahwin dan belanja yang tidak ditetapkan.
Seperti tertulis di dalam Seksyen 13 Akta Undang-Undang Keluarga Islam Wilayah Persekutuan; sekiranya wali enggan menikahkan seseorang perempuan tanpa alasan munasabah mengikut syarak, maka hak wali itu berpindah kepada wali hakim.
Dalam perkara ini setelah berbincang dengan keluarga, sekiranya tidak boleh diselesaikan secara baik, si anak boleh membuat permohonan untuk bernikah menggunakan wali hakim.
Sebagai seorang bapa juga haruslah bertimbang rasa dan prihatin terhadap anaknya. Bapa hendaklah cuba berfikiran matang dan boleh bertolak ansur sekiranya pilihan si anak tidak mendatangkan kemudaratan yang besar ke atas anak itu.
Kaedah fiqh menyatakan hendaklah dihapuskan kemudaratan yang besar. Sebagai contoh dalam kes ini haruslah diambil kira sekiranya anak tidak dibenarkan bernikah dengan pilihannya, pelbagai kemudaratan boleh timbul seperti kahwin sempadan, kahwin lari dan melakukan maksiat.
Permohonan boleh dilakukan di mahkamah syariah berhampiran tempat tinggal masing-masing dengan mengisi borang dan disertakan dengan dokumen sokongan seperti salinan kad pengenalan dan lain-lain yang perlu.
Selain itu, pemohon perlu memfailkan notis permohonan, afidavit dan bayaran pendaftaran akan dikenakan. Pemohon boleh merujuk kepada peguam untuk sebarang nasihat dan tindakan lanjut sekiranya difikirkan perlu.
Perkahwinan bukan untuk sehari dua tetapi perjalanan panjang dalam kehidupan. Oleh itu kedua–dua belah pihak seharusnya cuba untuk bekerjasama dalam memastikan perkara yang disamakan dengan perbuatan mendirikan masjid ini berjalan sempurna.
Sebagai seorang anak pula, berbincanglah cara baik dengan ibu bapa kerana walau apa jua sekalipun merekalah yang menjaga dan membesarkan kita daripada sekecil tapak tangan sehingga dewasa.
Soal Jawab Guaman oleh Datuk Khairul Anwar Rahmat, Pengerusi Sukarelawan Peguan untuk Semua (Sukaguam)
Alkisah : 5 Minit Dalam Kehidupan Ustazah Fatimah . . .
Di dalam sebuah taman terbuka, ustazah Fatimah duduk
di bangku bertentangan dengan Ramli, seorang bapa yang turut membawa
anak-anaknya untuk bermain di taman itu.
“Itu anak lelaki saya di sana,” kata Ustazah Fatimah sambil menunjukkan jarinya ke arah seorang budak lelaki berbaju merah yang sedang bermain basikal.
“Anak yang soleh,” jawab Ramli.
“Itu anak perempuan saya berbaju putih sedang bermain buaian” kata Ustazah Fatimah.
Ustazah Fatimah terus berbual dengan Ramli mengenai keluarga masing-masing.
Melihat jam menghampiri 6.30pm, Ustazah Fatimah bertanya ke anak lelakinya yang berusia 5 tahun, “Hamid, apa kata kita balik rumah masa dah nak masuk waktu Maghrib sekejap lagi?”
“Mak, lima minit lagi boleh?” jawab anak lelakinya.
Ustazah Fatimah menangguk. Selepas lima minit, Ustazah Fatimah bertanya lagi.
“Mid, masa dah sampai, jom balik,” katanya. “Mak, boleh lima minit lagi. Lima minit sahaja lagi,” rayu anak lelakinya lagi.
Ustazah Fatimah menggangguk ok sambil senyum.
“Ustazah memang seorang penyabar. Kalau saya, saya dah lama marah kat anak saya,” kata Ramli yang kagum dengan kesabaran Ustazah Fatimah.
“Abangnya Salih terbunuh dilanggar seorang pemandu mabuk tahun lepas semasa mengayuh basikal di sini. Saya tidak meluangkan masa yang banyak bersama abangnya Salih dan sekarang saya akan memberikan apa sahaja untuk menghabiskan lima minit lagi untuk bersama anak-anak saya. Saya berjanji tidak akan melakukan kesilapan yang sama pada anak-anak saya. Hamid rasa dia ada 5 minit lagi untuk mengayuh basikal. Tapi yang sebenarnya ialah, Allah memberikan saya 5 minit lagi untuk melihat anak saya bermain.”
Pengajaran: Hidup ini semuanya berkisar kepada apa yang penting dengan apa yang tak penting. Keluarga ialah benda terpenting bagi setiap orang, dan oleh itu, luangkan masa dengan sebaiknya bersama orang tersayang.
Berapa antara kita yang sudah terabaikan anak-anak kita semata-mata terlalu fokus dalam pekerjaan, perjuangan kita dan aktiviti masing-masing? Jaga prioriti dalam kehidupan, sesal kemudian tiada berguna.
“Itu anak lelaki saya di sana,” kata Ustazah Fatimah sambil menunjukkan jarinya ke arah seorang budak lelaki berbaju merah yang sedang bermain basikal.
“Anak yang soleh,” jawab Ramli.
“Itu anak perempuan saya berbaju putih sedang bermain buaian” kata Ustazah Fatimah.
Ustazah Fatimah terus berbual dengan Ramli mengenai keluarga masing-masing.
Melihat jam menghampiri 6.30pm, Ustazah Fatimah bertanya ke anak lelakinya yang berusia 5 tahun, “Hamid, apa kata kita balik rumah masa dah nak masuk waktu Maghrib sekejap lagi?”
“Mak, lima minit lagi boleh?” jawab anak lelakinya.
Ustazah Fatimah menangguk. Selepas lima minit, Ustazah Fatimah bertanya lagi.
“Mid, masa dah sampai, jom balik,” katanya. “Mak, boleh lima minit lagi. Lima minit sahaja lagi,” rayu anak lelakinya lagi.
Ustazah Fatimah menggangguk ok sambil senyum.
“Ustazah memang seorang penyabar. Kalau saya, saya dah lama marah kat anak saya,” kata Ramli yang kagum dengan kesabaran Ustazah Fatimah.
“Abangnya Salih terbunuh dilanggar seorang pemandu mabuk tahun lepas semasa mengayuh basikal di sini. Saya tidak meluangkan masa yang banyak bersama abangnya Salih dan sekarang saya akan memberikan apa sahaja untuk menghabiskan lima minit lagi untuk bersama anak-anak saya. Saya berjanji tidak akan melakukan kesilapan yang sama pada anak-anak saya. Hamid rasa dia ada 5 minit lagi untuk mengayuh basikal. Tapi yang sebenarnya ialah, Allah memberikan saya 5 minit lagi untuk melihat anak saya bermain.”
Pengajaran: Hidup ini semuanya berkisar kepada apa yang penting dengan apa yang tak penting. Keluarga ialah benda terpenting bagi setiap orang, dan oleh itu, luangkan masa dengan sebaiknya bersama orang tersayang.
Berapa antara kita yang sudah terabaikan anak-anak kita semata-mata terlalu fokus dalam pekerjaan, perjuangan kita dan aktiviti masing-masing? Jaga prioriti dalam kehidupan, sesal kemudian tiada berguna.
Awas & Perhatian: Langkah Berjaga-Jaga Dengan Kadar Jenayah Sekarang Yang Semakin Ketara akhir-akhir ini
Sempena cuti sekolah yang baru bermula nie info ini
penting untuk langkah berjaga-jaga memandangkan kadar jenayah yang
semakin ketara akhir-akhir ini..
1. Jangan biarkan anak-anak tidur di ruang tamu seorang diri (Mereka mungkin menggunakan anak sebagai tebusan).
2. Kunci atau sorokkan semua pisau-pisau yang terdapat di dapur sebelum tidur (Kesemua kes kecurian didapati pisau hilang dan menurut polis mereka akan mencari pisau dahulu sebelum mencuri bertujuan untuk melindungi diri mereka).
3. Sekiranya terdengar/terlihat paip air di luar rumah terbuka pada tengah malam (pukul 12 ke atas), jangan keluar rumah untuk menutup paip tersebut kerana ini adalah taktik terbaru mereka di mana mereka telah menunggu diluar pintu rumah untuk masuk (Kes terbaru berlaku di Dungun dan PJ).
4. Beritahu anak-anak sekiranya hendak ke tandas (jika tandas jauh) di waktu tengah malam, kejutkan ibubapa untuk bersama mereka.
5. Jangan simpan barang-barang kemas di dalam almari baju (Cara lama&hellip .
6. Bawa alarm kereta bersama semasa tidur, kalau terjaga tengah malam, cuba “on and off” kan balik untuk menakutkan pencuri (Menandakan kita sentiasa peka).
7.. Tekan butang merah alarm kereta anda jika anda mengesyaki pencuri sudah masuk ke dalam rumah.
8. Sekiranya terlihat orang asing yang mencurigakan di kawasan rumah anda, sila dapatkan plet no motor/kereta mereka (Selalunya mereka ini naik motor dan mereka ni biasanya berdua, setiap kali kita lalu depan mereka, mereka akan menundukkan kepala).
9. Pesan dengan jiran, sekiranya ada sesiapa yang datang ke rumah anda dan mengaku saudara anda bertujuan untuk mengambil barang-barang, jangan benarkan, beri nombor telefon pejabat kepada jiran supaya mereka boleh memaklumkan pada anda.
10. Semasa tidur, pastikan handphone anda berada di sisi atau pastikan juga Cordless Phone anda berada di sisi anda ataupun sambungkan satu extension dalam kamar tidur anda. Ini memudahkan anda membuat panggilan kecemasan sekiranya anda terasa kehadiran pencuri di dalam rumah anda.
11. Adakan senarai nombor telefon kecemasan 999 seperti polis, bomba , 991 atau sebagainya. Pastikan nombor-nombor ini disimpan dalam handphone anda. Kalau boleh, hafal nombor tersebut. Ini memudahkan anda untuk membuat sebarang panggilan telefon.
12. Kalau berkemampuan, pasangkan alat pengesan kecurian di rumah atau automatik alarm.
13. Lampu porch & lampu belakang rumah sebaiknya jenis automatik ,ia akan menyala bila malam, baik semasa kita ada di rumah atau pergi makan angin.
14. Kalau perlu mengambil cuti panjang,sentiasa memberitahu jiran2 anda supaya mereka dapat membantu menyimpan surat dlm mail box. Peti surat yg penuh membantu pencuri menghidu ketiadaan tuan rumah.
15. Kalau kawasan anda kerap berlaku kecurian, buat permohonan rasmi dari Balai Polis berdekatan supaya ada anggota polis buat rondaan yang kerap di kawasan anda.
16. Kereta PROTON merupakan kenderaan yang paling mudah dicuri. Kalau kereta anda baru dibeli, sekurang-kurangnya anda perlu mengunci gear & stering sebelum tidur (Sebenarnya masih boleh dicuri, tetapi ia dapat membantu melambatkan pencuri).
17. Kalau ada anak-anak perempuan, sebaik-baiknya pintu biliknya dikunci dari dalam (Sebab ada pencuri yg mengambil kesempatan seksual) dan anda perlu ada kunci pendua sekiranya berlaku kebakaran.
18. Sekurang-kurangnya simpan kayu hoki atau baseball di bawah katil anda buat mempertahankan diri dari pencuri yang ganas.
19. Jangan letak kunci bawah pasu bunga/mail box/alang pintu/tepi tingkap bila keluar (Pencuri dah lama tau taktik ni&hellip . Lebih selamat beri pada jiran yang kita kenal rapat.
20. Kalau menyewa di rumah baru, pastikan anda menukar padlock baru,kerana mungkin penyewa terdahulu masih mempunyai kunci pendua.
21. Kurangkan pendedahan dan pergaulan anda dengan pekerja asing.
==============================
Share untuk manfaat sahabat anda bersama
1. Jangan biarkan anak-anak tidur di ruang tamu seorang diri (Mereka mungkin menggunakan anak sebagai tebusan).
2. Kunci atau sorokkan semua pisau-pisau yang terdapat di dapur sebelum tidur (Kesemua kes kecurian didapati pisau hilang dan menurut polis mereka akan mencari pisau dahulu sebelum mencuri bertujuan untuk melindungi diri mereka).
3. Sekiranya terdengar/terlihat paip air di luar rumah terbuka pada tengah malam (pukul 12 ke atas), jangan keluar rumah untuk menutup paip tersebut kerana ini adalah taktik terbaru mereka di mana mereka telah menunggu diluar pintu rumah untuk masuk (Kes terbaru berlaku di Dungun dan PJ).
4. Beritahu anak-anak sekiranya hendak ke tandas (jika tandas jauh) di waktu tengah malam, kejutkan ibubapa untuk bersama mereka.
5. Jangan simpan barang-barang kemas di dalam almari baju (Cara lama&hellip .
6. Bawa alarm kereta bersama semasa tidur, kalau terjaga tengah malam, cuba “on and off” kan balik untuk menakutkan pencuri (Menandakan kita sentiasa peka).
7.. Tekan butang merah alarm kereta anda jika anda mengesyaki pencuri sudah masuk ke dalam rumah.
8. Sekiranya terlihat orang asing yang mencurigakan di kawasan rumah anda, sila dapatkan plet no motor/kereta mereka (Selalunya mereka ini naik motor dan mereka ni biasanya berdua, setiap kali kita lalu depan mereka, mereka akan menundukkan kepala).
9. Pesan dengan jiran, sekiranya ada sesiapa yang datang ke rumah anda dan mengaku saudara anda bertujuan untuk mengambil barang-barang, jangan benarkan, beri nombor telefon pejabat kepada jiran supaya mereka boleh memaklumkan pada anda.
10. Semasa tidur, pastikan handphone anda berada di sisi atau pastikan juga Cordless Phone anda berada di sisi anda ataupun sambungkan satu extension dalam kamar tidur anda. Ini memudahkan anda membuat panggilan kecemasan sekiranya anda terasa kehadiran pencuri di dalam rumah anda.
11. Adakan senarai nombor telefon kecemasan 999 seperti polis, bomba , 991 atau sebagainya. Pastikan nombor-nombor ini disimpan dalam handphone anda. Kalau boleh, hafal nombor tersebut. Ini memudahkan anda untuk membuat sebarang panggilan telefon.
12. Kalau berkemampuan, pasangkan alat pengesan kecurian di rumah atau automatik alarm.
13. Lampu porch & lampu belakang rumah sebaiknya jenis automatik ,ia akan menyala bila malam, baik semasa kita ada di rumah atau pergi makan angin.
14. Kalau perlu mengambil cuti panjang,sentiasa memberitahu jiran2 anda supaya mereka dapat membantu menyimpan surat dlm mail box. Peti surat yg penuh membantu pencuri menghidu ketiadaan tuan rumah.
15. Kalau kawasan anda kerap berlaku kecurian, buat permohonan rasmi dari Balai Polis berdekatan supaya ada anggota polis buat rondaan yang kerap di kawasan anda.
16. Kereta PROTON merupakan kenderaan yang paling mudah dicuri. Kalau kereta anda baru dibeli, sekurang-kurangnya anda perlu mengunci gear & stering sebelum tidur (Sebenarnya masih boleh dicuri, tetapi ia dapat membantu melambatkan pencuri).
17. Kalau ada anak-anak perempuan, sebaik-baiknya pintu biliknya dikunci dari dalam (Sebab ada pencuri yg mengambil kesempatan seksual) dan anda perlu ada kunci pendua sekiranya berlaku kebakaran.
18. Sekurang-kurangnya simpan kayu hoki atau baseball di bawah katil anda buat mempertahankan diri dari pencuri yang ganas.
19. Jangan letak kunci bawah pasu bunga/mail box/alang pintu/tepi tingkap bila keluar (Pencuri dah lama tau taktik ni&hellip . Lebih selamat beri pada jiran yang kita kenal rapat.
20. Kalau menyewa di rumah baru, pastikan anda menukar padlock baru,kerana mungkin penyewa terdahulu masih mempunyai kunci pendua.
21. Kurangkan pendedahan dan pergaulan anda dengan pekerja asing.
==============================
Share untuk manfaat sahabat anda bersama