Pages

Thursday, June 28, 2012

ANDA INGIN MENDERMA | MENDERMA


ANDA INGIN MENDERMA?


Menderma merupakan satu amalan mulia. Di samping dapat membantu orang yang lemah, si penderma juga dapat mengikis sifat tamak dan bakhil dalam dirinya. Labih jauh dari itu, amalan ini mendatangkan pahala yang amat besar di sisi Allah.
Dalam Surah al-Baqarah ayat 261, Allah secara terang lagi bersuluh menyatakan bahawa orang yang mendermakan hartanya dijalan Allah dijanjikan pahala berlipat-lipat kali ganda. Ia diumpamakan sebagai sebiji benih, lalu tumbuh menjadi pohon yang mempunyai 7 tangkai. Setiap tangkai pula mempunyai menghasilkan 100 biji. Maknyanya, dari satu biji kini menjadi 700 biji. Namun bukan setakat itu saja. Bahkan, Allah menegaskan lagi bahawa Allah menambahkan lagi ganjaran pahala itu tanpa menentukan berapa banyak dan luasnya kepada sesiapa jua yang dikehendakinya.
Subhaanallah! Maha Suci Allah yang Maha Agung lagi Maha Kaya! Allah pemilik alam dan segala-gala apa yang ada di dalamnya. Hal ini bukan sesuatu yang berat bagi Allah. Dengan hanya menghendaki sesuatu itu terjadi, maka terjadilah ia atas kehendak Allah s.w.t.
Justeru, sementara hayat masih ada, sementara kesempatan masih ada, manusia harus mengambil kesempatan untuk membuat sebanyak mungkin amal kebajikan di dunia. Mendermakan walau sekelumit dari harta benda kita boleh jadi penghalang kepada azab api neraka pada hari akhirat kelak. Bagi sesiapa yang ada hasrat dan keinginan untuk menderma, saudara-saudara boleh menderma kepada institusi atau organisasi yang membantu memelihara dan menyara anak-anak yatim. Untuk lebih lanjut, anda boleh melawat ke laman web senarai rumah-rumah anak yatim di Malaysia di alamat  http://rumahanakyatim.com.

Selamat Menderma untuk akhirat!


Wednesday, June 27, 2012

MENGAPA BUKAN AYAH SAJA YANG MENINGGAL?


(Kisah anak yg menyadarkan kealpaan ayahnya…subhanallah!)

Ia masih bocah, masih duduk di bangku kelas 3 SD. Pada suatu hari ustadz di kelasnya memotivasi para siswa untuk menjaga shalat jamaah shubuh. Bagi si anak, Shubuh merupakan sesuatu yg sulit bagi sang bocah,Namun sang bocah telah bertekad untuk menjalankan shalat shubuh di masjid.

Lalu dengan cara bagaimana anak ini memulainya?

Dibangunkan ayah? ibu? dengan alarm?…

Bukan!

Sang anak nekat tak tidur semalaman lantaran takut bangun kesiangan. Semalaman anak begadang, hingga tatkala adzan berkumadang, iapun ingin segera keluar menuju masjid.

Tapi…

Tatkala ia membuka pintu rumahnya suasana sangat gelap, pekat, sunyi, senyap…

Membuat nyalinya menjadi ciut.

Tahukah Anda, apa yg ia lakukan kemudian?

Tatkala itu, sang bocah mendengar langkah kaki kecil dan pelan, dengan diiringi suara tongkat memukul tanah…

Ya…

Ada kakek-kakek berjalan dengan tongkatnya. Sang bocah yakin, kakek itu sedang berjalan menuju masjid, maka ia mengikuti di belakangnya, tanpa sepengetahuan sang kakek.

Begitupula cara ia pulang dari masjid.

Bocah itu menjadikan perbuatannya itu sebagai kebiasaan begadang malam, shalat shubuh mengikuti kakek-kakek. Dan ia tidur setelah shubuh hingga menjelang sekolah. Tak ada org tuanya yg tahu, selain hanya melihat sang bocah lebih banyak tidur di siang hari daripada bermain.

Semuanya dilakukan sang bocah agar ia bisa begadang malam.

Hingga suatu kali…

Terdengar kabar olehnya, kakek2 itu meninggal. Sontak, si bocah menangis sesenggukan….

Sang ayah heran…”

Mengapa kamu menangis, nak? Ia bukan kakekmu…bukan siapa-siapa kamu!”

Saat si ayah mengorek sebabnya, sang bocah justru berkata,

“kenapa bukan ayah saja yang meninggal?”

“A’udzu billah…, kenapa kamu berbicara seperti itu?” kata sang ayah heran.

Si bocah berkata,

“Mendingan ayah saja yang meninggal, karena ayah tidak pernah membangunkan aku shalat Shubuh, dan mengajakkku ke masjid. ..

Sementara kakek itu….

setiap pagi saya bisa berjalan di belakangnya untuk shalat jamaah Shubuh.”

ALLAHU AKBAR!

Menjadi kelu lidah sang ayah, hingga tak kuat menahan tangisnya.

Kata-kata anak tersebut mampu merubah sikap dan pandangan sang ayah, hingga membuat sang ayah sadar sebagai pendidik dari anaknya, dan lebih dari itu sebagai hamba dari Pencipta-Nya yang semestinya taat menjalankan perintah-Nya.

Akhirnya sang ayah rajin shalat berjamaah karena dakwah dari anaknya…

“Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wadzurriyyaatinaa qurrata a’yuniw-waj’alnaa lil-muttaqiina imaamaa..”

sumber : http://www.facebook.com/photo.php?fbid=436834243000652&set=at.297115090305902.90801.100000222418620.100000978562272&type=1&ref=nf

Artikel: www.kisahislam.net
http://www.facebook.com/pages/KISAH-TELADAN/268214766583707

Sang Pemanah Jitu Yg Dijamin Dg Jaminan Kedua Orang Tua Rasulullah | Sa’ad bin Abi Waqqash RA

Sa’ad bin Abi Waqqash RA, dialah yang pertama melepas anak panah untuk membela Agama Allah, sekaligus orang pertama yang tertembus anak panah dalam membela Agama Allah. Sa’ad adalah satu-satunya orang yang dijamin oleh Rasulullah dengan jaminan kedua orang tua beliau, Sabda Rasulullah, SAW waktu saat perang Uhud: “Panahlah hai Sa’ad ! Ibu Bapakku menjadi jaminan bagimu ….”

Lelaki Penghuni Surga Diantara dua pilihan, Iman dan Kasih Sayang. Malam telah larut, ketika seorang pemuda bernama Sa’ad bin Abi Waqqash terbangun dari tidurnya. Baru saja ia bermimpi yang sangat mencemaskan. Ia merasa terbenam dalam kegelapan, kerongkongannya terasa sesak, nafasnya terengah-engah, keringatnya bercucuran, keadaan sekelilingnya gelap-gulita. Dalam keadaan yang demikian dahsyat itu, tiba-tiba dia melihat seberkas cahaya dari langit yang terang-benderang. Maka dalam sekejap, berubahlah dunia yang gelap-gulita menjadi terang benderang dengan cahaya tadi. Cahaya itu menyinari seluruh rumah penjuru bumi. Bersaman dengan sinar yang cemerlang itu, Sa’ad bin Abi Waqqash melihat tiga orang lelaki, yang setelah diamati tidak lain adalah Ali bin Abi Thalib r.a., Abu Bakar bin Abi Quhafah dan Zaid bin Haritsh.

Sejak ia bermimpi yang demikian itu, mata Sa’ad bin Abi Waqqash tidak mau terpejam lagi. Kini Sa’ad bin Abi Waqqash duduk merenung untuk memikirkan arti mimpi yang baginya sangat aneh. Sampai sinar matahari mulai meninggi, rahasia mimpi yang aneh tersebut masih belum terjawab. Hatinya kini bertanya-tanya, berita apakah gerangan yang hendak saya peroleh. Seperti biasa, di waktu pagi, Sa’ad dan ibunya selalu makan bersama-sama. Dalam menghadapi hidangan pagi ini, Sa’ad lebih banyak berdiam diri. Sa’ad adalah seorang pemuda yang sangat patuh dan taat kepada ibunya. Namun, mimpi semalam dirahasiakannya, tidak diceritakan kepada ibu yang sangat dicintai dan dihormatinya. Sedemikian dalam sayangnya Sa’ad pada ibunya, sehingga seolah-olah cinta Sa’ad hanya untuk ibunya yang telah memelihara dirinya sejak kecil hingga dewasa dengan penuh kelembutan dan berbagai pengorbanan.

Pekerjan Sa’ad adalah membuat tombak dan lembing yang diruncingkan untuk dijual kepada pemuda-pemuda Makkah yang senang berburu, meskipun ibunya terkadang melarangnya melakukan usaha ini. Ibu Sa’ad yang bernama Hamnah binti Suyan bin Abu Umayyah adalah seorang wanita hartawan keturunan bangsawan Quraisy, yang memiliki wajah cantik dan anggun. Disamping itu, Hamnah juga seorang wanita yang terkenal cerdik dan memiliki pandangan yang jauh. Hamnah sangat setia kepada agama nenek moyangnya, yaitu penyembah berhala.

Pada suatu hari tabir mimpi Sa’ad mulai terbuka, ketika Abu Bakar mendatangi Sa’ad di tempat pekerjaannya dengan membawa berita dari langit tentang diutusnya Muhammad Saw, sebagai Rasul Allah. Ketika Sa’ad bertanya, siapakah orang-orang yang telah beriman kepada Muhammad Saw, dijawab oleh Abu Bakar : dirinya sendiri, Ali bin Abi Thalib r.a., dan Zaid bin Haritsh. Muhammad Saw, mengajak manusia menyembah Allah Yang Esa, Pencipta langit dan bumi. Seruan ini telah mengetuk pintu hati Sa’ad untuk menemui Rasul Allah Saw, untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Kalbu Sa’ad telah disinari cahaya iman, meskipun usianya waktu itu baru menginjak tujuh belas tahun. Sa’ad termasuk dalam deretan lelaki pertama yang memeluk Islam selain Ali bin Abi Thalib r.a., Abu Bakar r.a. dan Zaid bin Haritsh. Cahaya agama Allah yang memancar ke dalam kalbu Sa’ad, sudah demikian kuat, meskipun ia mengalami ujian yang tidak ringan dalam memeluk agama Allah ini. Diantara ujian yang dirasa paling berat adalah, karena ibunya yang paling dikasihi dan disayanginya itu tidak rela ketika mengetahui Sa’ad memeluk Islam.

Sejak memeluk Islam, Sa’ad telah melaksanakan shalat dengan sembunyi-sembunyi di kamarnya. Sampai pada suatu saat, ketika ia sedang bersujud kepada Allah, secara tidak sengaja, ibu yang belum mendapat hidayah dari Allah ini melihatnya. Dengan nada sedikit marah, Hamnah bertanya : “Sa’ad, apakah yang sedang kau lakukan ?” Rupanya Sa’ad sedang berdialog dengan Tuhannya; ia tampak tenang dan khusyu’ sekali. Setelah selesai menunaikan Shalat, ia berbalik menghadap ibunya seraya berkata lembut. “Ibuku sayang, anakmu tadi bersujud kepada Allah Yang Esa, Pencipta langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya. Mendengar jawaban anaknya, sang ibu mulai naik darah dan berkata : “Rupanya engkau telah meninggalkan agama nenek moyang kita, Tuhan Lata, Manata dan Uzza. Ibu tidak rela wahai anakku. Tinggalkanlah agama itu dan kembalilah kepada agama nenek moyang kita yang telah sekian lama kita anut”. “Wahai ibu, aku tidak dapat lagi menyekutukan Allah, Dia-lah Dzat Yang Tunggal, tiada yang setara dengan Dia, dan Muhammad adalah utusan Allah untuk seluruh umat manusia,” jawab Sa’ad. Kemarahan ibunya semakin menjadi-jadi, karena Sa’ad tetap bersikeras dengan keyakinannya yang baru ini. Oleh karena itu, Hamnah berjanji tak akan makan dan minum sampai Sa’ad kembali taat memeluk agamanya semula. Sehari telah berlalu, ibu ini tetap tidak mau makan dan minum. Hati Sa’ad merintih melihat ibunya, tetapi keyakinanya terlalu mahal untuk dikorbankan. Sa’ad datang membujuk ibunya dengan mengajaknya makan dan minum bersama, tapi ibunya menolak dengan harapan agar Sa’ad kembali kepada agama nenek moyangnya. Kini Sa’ad makan sendirian tanpa ditemani ibunya. Hari keduapun telah berlalu, ibunya tampak letih, wajahnya pucat-pasi dan matanya cekung, ia kelihatan lemah sekali. Tidak ada sedikitpun makanan dan minuman yang dijamahnya. Sa’ad sebagai seorang anak yang mencintai ibunya bertambah sedih dan terharu sekali melihat keadaan Hamnah yang demikian. Malam berikutnya, Sa’ad kembali membujuk ibunya,agar mau makan dan minum. Namun ibunya adalah seorang wanita yang berpendirian keras, ia tetap menolak ajakan Sa’ad untuk makan, bahkan ia kembali merayu Sa’ad agar menuruti perintahnya semula. Tetapi Sa’ad tetap pada pendiriannya, ia tak hendak menjual agama dan keimanannya kepada Allah dengan sesuatupun, sekalipun dengan nyawa ibu yang dicintainya.

Imannya telah membara, cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya telah sedemikian dalam. Di depan matanya ia menyaksikan keadaan ibunya yang meluluhkan hatinya, namun dari lidahnya keluar kata-kata pasti yang membingungkan lbunya; Demi Allah, ketahuilah wahai ibunda sayang, seandainya ibunda memiliki seratus nyawa lalu ia keluar satu persatu, tidaklah nanda akan meninggalkan agama ini walau ditebus dengan apa pun juga. Maka sekarang, terserah kepada ibunda, apakah ibunda akan makan atau tidak”. Kata kepastian yang diucapkan anaknya dengan tegas membuat ibu Sa’ad bin Abi Waqqash tertegun sesaat. Akhirnya ia mulai mengerti dan sadar, bahwa anaknya telah memegang teguh keyakinannya. Untuk menghormati ibunya, Sa’ad kembali mengajaknya untuk makan dengannya, karena ibu ini telah merasakan kelaparan yang amat sangat dan ia telah memaklumi pula bahwa anak yang dicintainya tidak akan mundur setapakpun dari agama yang dianutnya, maka ibu Sa’ad mundur dari pendiriannya dan memenuhi ajakan anaknya untuk makan bersama.

Alangkah gembiranya hati Sa’ad bin Abi Waqqash. Ujian iman ternyata dapat diatasinya dengan ketabahan dan memohon pertolongan Allah. Keesokan paginya, Sa’ad pergi menuju ke rumah Nabi Saw. Sewaktu ia berada di tengah majlis Nabi Saw, turunlah firman Allah yang menyokong pendirian Sa’ad bin Abi Wadqash: “Dan Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada ibu-bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua ibu-bapakmu; hanya kepada-Ku-lah tempat kamu kembali. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu turuti keduanya, dan bergaullah dengan keduanya didunia dengan baik dan ikutilah jalan orang-orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah tempat kembalimu. Maka Kuberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (Q.S. Luqman: 14-15).

Terkadang Sa’ad mencucurkan air matanya apabila ia sedang berada di dekat Nabi Saw. Ia adalah seorang sahabat Rasul Allah Saw, yang diterima amal ibadahnya dan diberi nikmat dengan doa Rasul Allah Saw, agar doanya kepada Allah dikabulkan. Apabila Sa’ad bermohon diberi kemenangan oleh Allah pastilah Allah akan mengabulkan doanya. Pada suatu hari, ketika Rasul Allah Saw, sedang duduk bersama para sahabat, tiba-tiba beliau menatap ke langit seolah mendengar bisikan malaikat. Kemudian Rasul kembali menatap kepada sahabatnya dengan berkata : “Sekarang akan ada di hadapan kalian seorang laki-laki dari penduduk surga”. Mendengar ucapan Rasul Allah Saw, para sahabat menengok ke kanan dan ke kiri pada setiap arah, untuk melihat siapakah gerangan lelaki berbahagia yang menjadi penduduk surga. Tidak lama berselang datanglah laki-laki yang ditunggu itu, dialah Sa’ad bin Abi Waqqash. Disamping terkenal sebagai anak yang berbakti kepada orang tua, Sa’ad bin Abi Waqash juga terkenal karena keberaniannya dalam peperangan membela agama Allah.

Ada dua hal penting yang dikenal orang tentang kesatriaannya. Pertama, Sa’ad adalah orang yang pertama melepaskan anak panah dalam membela agama Allah dan juga orang yang mula-mula terkena anak panah. Dan yang kedua, Sa’ad adalah satu-satunya orang yang dijamin oleh Rasul Saw dengan jaminan kedua orang tua Nabi Saw. Bersabda Nabi Saw, dalam perang Uhud :”Panahlah hai Sa’ad ! Ayah-Ibuku menjadi jaminan bagimu”. Sa’ad bin Abi Waqqash, hampir selalu menyertai Nabi Saw dalam setiap pertempuran. Sejarah mencatat, hari-hari terakhir Panglima Sa’ad bin Abi Waqqash ialah ketika ia memasuki usia delapan puluh tahun.

Dalam keadaan sakit Sa’ad bin Abi Waqqash berpesan kepada para sahabatnya, agar ia dikafani dengan Jubah yang digunakannya dalam perang Badr, sebagai perang kemenangan pertama untuk kaum muslimin. Pahlawan perkasa ini telah menghembuskan nafas yang terakhir dengan meningalkan kenangan indah dan nama yang harum. Ia dimakamkan di pemakaman Baqi’, makamnya para Syuhada.

Demikianlah, keimanan Sa’ad bin Abi Waqqash kepada Allah dan Rasul-Nya telah mendapat keridhaan Ilahi. Al-Qur’an telah mengabadikan peristiwa itu menjadi pedoman buat kaum Muslimin.

Monday, June 25, 2012

Jagalah lidahmu supaya semua makhluk selamat dari lidahmu dang engkau selamat dari seksa Allah SWT.

Jagalah lidahmu supaya semua makhluk selamat dari lidahmu dang engkau selamat dari seksa Allah SWT.

Semua yang menimpa dirimu, maka katakanlah : Itu adalah Qada’ dari Allah SWT supaya engkau tidak menyalahkan makhluk.

Semua yang menimpa dirimu, maka katakanlah : Itu adalah Qada’ dari Allah SWT supaya engkau tidak menyalahkan makhluk.

Nasihat berguna untuk orang-orang yang bercinta

Nasihat berguna untuk orang-orang yang bercinta 1. Janganlah kau membiarkan kemanisan bercinta dihirup sebelum engkau berkahwin dengan 'si dia'. 2. Bercintalah kau dengan nya dengan sekadarnya. Kelak mungkin 'si dia' mungkin bukan jodoh untukmu. 3. Jika kau ingin berbahagia seumur hidup, tahanlah dirimu untuk berbahagia sebelum kau berhak menjadi milik 'si dia'. 4. Jika engkau menyintainya, binalah asas perkahwinan dengan tidak melaggar syariatNYA. 5. Kebahagiaan yang kau lihat sebelum berkahwin hanya palsu, yang hakikinya adalah selepas kau diijabkabulkan. 6. Jikalau engkau inginkan pasangan hidupmu yang terbaik untukmu, maka engkaulah yang patut menjadi yang terbaik dahulu. 7. Membina keserasian sebelum berkahwin bukanlah dengan cara ber'dating', cukuplah sekadar engkau tahu apa yang perlu kau tahu. 8. Bercintalah untuk mencapai cintaNYA. 9. Jika engkau masih belum bercinta, tahanlah dirimu untuk bercinta sehingga yakin cinta tersebut membawamu ke gerbang perkahwinan. 10. Jangan biarkan nafsumu dengan cinta yang tidak diterima disisi ALLAH, kelak ALLAH akan tarik kebahagian darimu.

DIAM | SENYAP



Kadang-kadang kita hanya perlu DIAM dalam memberi komen.. Kadang-kadang kita hanya perlu DIAM dalam menegur.. Kadang-kadang kita hanya perlu DIAM dalam memberi nasihat.. Kadang-kadang kita hanya perlu DIAM dalam memprotes.. Kadang-kadang kita hanya perlu DIAM dalam persetujuan.. tapi.. Biarlah DIAM kita mereka faham ertinya.. Biarlah DIAM kita mereka terkesan maknanya.. Biarlah DIAM kita mereka maklum maksudnya.. Biarlah DIAM kita mereka terima tujuannya.. kerana.. DIAM kita mungkin disalah tafsir DIAM kita mungkin mengundang syak wasangka DIAM kita mungkin disilap terjemah.. DIAM kita mungkin tidak membawa apa-apa maksud.. maka.. jika kita merasakan DIAM itu terbaik.. seharusnya kita DIAM.. namun seandainya DIAM kita bukanlah sesuatu yang bijak.. berkatalah sehingga mereka DIAM…

HARI2 PENTING | BERINGAT

KITA SEBENARNYA.. lebih gembira menyambut 1hb. Januari daripada 1 Muharram. KITA SEBENARNYA.. lebih tahu apa itu 14 Februari daripada 12 Rabiulawal. KITA SEBENARNYA.. lebih membesarkan Sabtu dan Ahad daripada hari Jumaat. ... KITA SEBENARNYA.. lebih khusyuk mendengar lagu daripada mendengar azan. KITA SEBENARNYA.. lebih suka lepak, tidur, tengok tv daripada sembahyang. KITA SEBENARNYA.. lebih tahu nama artis-artis kita daripada nama-nama pujaan. KITA SEBENARNYA.. lebih suka menyebut hello atau hai drpd Assalamualaikum. KITA SEBENARNYA.. lebih suka menyanyi daripada berwirid atau bertasbih. KITA SEBENARNYA.. lebih suka memuji manusia daripada Tuhan kita sendiri. KITA SEBENARNYA.. lebih suka membaca majalah drpd buku2 agama dan al-quran. KITA SEBENARNYA.. lebih suka pergi ke konsert daripada ceramah agama. KITA SEBENARNYA.. lebih suka memaki,mengumpat orang drpd doakan mereka. KITA SEBENARNYA.. lebih suka mencarut daripada menyebut MasyaAllah. KITA SEBENARNYA.. lebih suka kemungkaran daripada berbuat kebaikan. KITA SEBENARNYA.. lebih bangga dgn kejahilan drpd bersyukur dgn keimanan kita. KITA SEBENARNYA.. lebih cintakan urusan dunia daripada urusan akhirat. KITA SEBENARNYA.. lebih suka menuju ke syurga daripada neraka. **Tapi layakkah kita dengan syurga milik Allah s.w.t?....

BILA DOSA JADI BIASA

Bila dosa jadi biasa, hilang rasa gerun pada Yang Maha Esa.. Bila dosa jadi biasa, hilang rasa malu dalam jiwa.. Bila dosa jadi biasa, calit hitam sudah tidak dapat dikesan di dalam hati yang bersarang noda.. Bila dosa jadi biasa, maksiat makin melata tak kira tempat dan masa.. Bila dosa jadi biasa, semua yang haram dipandang indah di mata manusia.. "Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta bertanggungjawab" (al-israk:36) Mari muhasabah diri bersama.

"HIDUP KITA CUMA DI DALAM 3 HARI:

Semalam ~ Sudah menjadi sejarah. Hari Ini ~ Apa yang sedang Kita lakukan. Esok ~ Hari yang belum pasti. Hisablah Hari pertama semoga Hari yang kedua Kita lebih baik kerana mungkin ajal Kita pada Hari yang kedua. HIDUP CUMA DALAM 2 NAFAS: Nafas Naik. Nafas Turun. Hargailah Nafas yang naik kerana udara yang disedut Adalah pemberian Allah secara percuma Dan Carilah keredhaan~Nya dalam menggunakannya. Bertaubatlah dalam Nafas yang kedua kerana mungkin itu Nafas yang terakhir keluar dari tubuh bersama Nyawa Dan roh untuk meninggalkan dunia yang fana ini. HIDUP CUMA ADA 2 PILIHAN : Hidup dalam keredhaan Allah. Hidup dalam kemurkaan Allah. HIDUP YANG ABADI CUMA ADA 2 TEMPAT : Kekal di dalam neraka. Kekal di dalam syurga. Ingatlah kecelakaan neraka itu amat mengerikan Dan Kita hanya diyakinkan oleh keyakinan Kita kepada rukun IMAN. Rukun Iman itu pula Ada 6 Dan apabila Hilang salah satu daripadanya maka hilanglah IA. Kelazatan Dan kesejahteraan syurga itu maha HEBAT. Tidak terduga oleh fikiran Kita Dan untuk mendapatkannya Terjemahkan rukun ISLAM yang 5 itu Dan puncaknya adalah SOLAT .. . Amat sukar untuk dipercayai Bagi yang ingin ke SYURGA tetapi tidak bersolat, Umpama seorang yang mahu menaiki kapal terbang, Tetapi tidak mempunyai boarding pass. Dan mereka yang sengaja melalaikan solat, Umpama mengeposkan sepucuk surat tanpa melekatkan setem .. . Apabila ditanya bagaimana surat itu akan sampai Pada penerimanya .. . Lalu dia pun berkata Setemnya akan dihantar kemudian. Ada 2 penyelesaian dalam kes ini : Dia mungkin didenda .. . Atau, suratnya masuk tong sampah. Oleh itu, tidakkah Kita semestinya bersyukur Atas segala nikmat yang Allah kurniakan kepada Kita .. . Sekurang-kurangnya Allah telah memberi udara Secara percuma untuk Kita berzikir mengingati~Nya Setiap detik Dan ketika, hinggalah Kita kembali Kepada Allah dalam keadaan jiwa yang tenang .. . Lalu masuk ke dalam syurga dalam keadaan Kita redha Dan Allah meredhai. Semoga Kita semua berbahagia + sejahtera senantiasa Di dunia jua di akhirat kelak serta Di dalam rahmat Allah s.w.t. Tanya balik diri sendiri... adakah cukup bekalan yang akan mengiringi pergi nanti?? Ya Allah berikan lah petunjuk kepada kami agar kami tidak sesat buat selama2nya!!

KENAPA AKU DIUJI ? | Makna Ujian

Surah Al-Ankabut, ayat 2-3 Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan ( saja ) mengatakan : “kami telah beriman “, sedangkan mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. KENAPA AKU TIDAK MENDAPAT APA YANG AKU IDAM-IDAMKAN? Surah Al-Baqarah, ayat 216 Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahuinya. KENAPA UJIAN SEBERAT INI? Surah Al-Baqarah, ayat 286 Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. RASA KECEWA? Surah Al-Imran, ayat 139 Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang2 yang paling tinggi (darjatnya), jika kamu orang2 yang beriman. BAGAIMANA AKU HARUS MENGHADAPINYA? Surah Al-Imran, ayat 200 Hai orang2 yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetapkanlah bersiap siaga (diperbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung. Surah Al-Baqarah, ayat 45 Dan mintalah pertolongan (kepadaAllah) dengan jalan sabar dan solat. Dan sesungguhnya solat itu amatlah berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. APA YANG AKU DAPAT DARI SEMUA INI? Surah At-Taubah, ayat 111 Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang2 mukmin, diri dan harta mereka dan memberikan syurga untuk mereka. KEPADA SIAPA AKU BERHARAP? Surah At-Taubah, ayat 129 Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Allah selain Dia. Hanya kepadaNya aku bertawakal. AKU TIDAK DAPAT BERTAHAN LAGI !!!!! Surah Yusuf, ayat 87 Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.

Akibat campur tangan keluarga


CAMPUR tangan keluarga juga adalah antara sebab ramai pasangan bercerai hari ini. Ini kerana pasangan hari ini telah berkenalan dahulu baru bertanya dan berkenalan dengan keluarga masing-masing.
Dalam keasyikan melayan cinta, pasangan terlupa bahawa perkahwinan memerlukan persetujuan dan restu ibu bapa. Apabila calon isteri atau suami tidak dipersetujui oleh salah satu atau kedua-dua ibu bapa, pasangan akan menghadapi pelbagai rintangan.
Ada yang tidak dapat bertahan lama kerana sikap keluarga yang tidak henti-henti mengganggu sehingga membawa kepada perceraian. Campur tangan keluarga bukan sekadar ibu bapa/ibu bapa mentua tetapi adik-beradik dan ipar-duai.
Ada banyak bentuk campur tangan keluarga, antaranya ibu kepada suami yang sering mengarahkan suami dengan pelbagai arahan dan suami pula mengikut arahan tanpa berbincang dengan isteri.
Apa yang jelas, suami yang sangat rapat dengan ibunya sebelum berkahwin belum dapat mengimbangkan hubungannya dengan ibu dan isterinya. Dia juga tidak dapat memahami tanggungjawabnya pada isteri. Sebagai ketua rumah tangga dia mesti berbincang dengan isteri bagaimana boleh terus membantu keluarganya sendiri dan pada masa sama, tidak membuat isteri merasa terabai atau dihargai.
Pasangan mesti boleh duduk semeja membincangkan kedudukan kewangan kerana jika suami berbuat sesuatu tanpa berbincang, ia kemungkinan besar melibatkan kewangan keluarga.
Misalnya, ibu menghubungi anaknya dan memaklumkan dia akan buat kenduri arwah pada hujung minggu pertama bulan Jun. Isteri pula telah menjemput kawan-kawan ke rumah kerana ingin menyambut hari ulang tahun perkahwinan mereka. Dia juga telah mencadangkan kepada suami untuk menjemput kedua-dua ibu bapa mereka.
Suami apabila mendapat maklum yang ibu bapa bercadang membuat kenduri, terus bersetuju tanpa memberitahu ibu yang dia juga akan mengadakan kenduri pada hari itu.
Bayangkan rasa hati isteri yang terpaksa membatalkan semua jemputan yang telah dibuat beberapa minggu sebelumnya. Nampak seperti tidak munasabah tetapi ia berlaku.
Satu lagi contoh, isteri meminta suami membelikannya dapur baru atau membaik pulih dapur rumah mereka. Suami mengatakan dia tidak ada duit. Namun, apabila ibunya tiba-tiba datang dan meminta bantuan serupa, suami terus bersetuju dan memberi wang kepada ibunya. Semua ini akan menyebabkan isteri merasa kecewa dengan sikap sedemikian suami.
Iri hati
Ada juga pasangan yang terpaksa berhadapan dengan adik-beradik pasangan mereka. Ada adik-beradik berasa iri hati apabila seorang menantu perempuan mendapat perhatian penuh daripada mentuanya. Ini kerana sikap ibu mertua yang suka memuji menantu kesayangan di hadapan menantu lain.
Tidak dapat dinafikan sebagai manusia, ibu juga tidak terlepas daripada kesilapan seperti bersikap pilih kasih sesama anaknya. Setiap anak adalah istimewa dan mempunyai kelebihannya masing-masing. Jadi jika sudah biasa memberi tumpuan hanya pada anak tertentu, ibu juga apabila menjadi mentua kadang-kadang memberi perhatian lebih kepada menantu tertentu dan cuba mencari salah menantu lain.
Ini akan merenggangkan hubungan kekeluargaan kerana menantu yang tidak mendapat tempat di hati mentua akan merasa kecewa dan akan memberi pelbagai alasan untuk tidak pulang ke rumah mentua. Akhirnya, bertengkar bila isu balik kampung dibincangkan.
Menantu juga secara tidak langsung akan menceritakan ketidakselesaannya kepada anak-anaknya yang menyebabkan anak-anak juga tidak menghormati nenek mereka dan akhirnya tidak mahu pulang ke kampung ayahnya. Ada pasangan yang hidup berumahtangga bertahun lama dan tidak bercerai tetapi hubungan dengan keluarga pasangan tidak dapat dijalin dengan baik.
Anak-anak juga akan dapat mengesan masalah kekeluargaan yang dihadapi ibu bapa mereka dan ini akan menimbulkan kesan dalam hidup mereka juga. Sebenarnya campur tangan keluarga dalam rumah tangga boleh dielakan jika semua orang dapat memahami hak dan tanggungjawab masing-masing serta menghormati hubungan ibu-anak, suami-isteri, cucu-nenek dan sebagainya.
Malangnya dalam kursus perkahwinan perkara seperti ini tidak disebutkan atau dibincangkan. Sebagai ibu bapa yang menjadi mentua, mereka perlu tahu tahap dan hak campur tangan mereka terhadap anak mereka dan pasangannya. Ada pasangan yang tinggal sebumbung dengan ibu bapa salah seorang daripada mereka dan tidak pula mereka bercerai-berai. Ini kerana mereka tahu tahap dan had pergaulan dalam sebuah rumah tangga.
Sebab itu ada pepatah Melayu pukul anak sindir menantu menunjukkan sikap orang Melayu yang tidak suka berterus terang tetapi lebih suka menyindir dan ini menyebabkan ketidakselesaan. Sebagai ibu (terutamanya) jangan sekali-kali menceritakan keburukan menantu (isteri/suami) kepada anak. Carilah hanya kebaikan menantu dan bukan kelemahannya.
Bagi menantu pula, baik lelaki atau perempuan, terimalah mentua seadanya tanpa perlu mengadu kepada suami atau isteri tentang layanan yang diberikan. Kita semua dibesarkan dengan cara ibu bapa kita sendiri dan kita mesti reda bahawa Allah SWT telah menjadikan manusia berbeza dan di atas perbezaan itu kita jatuh cinta dan berkahwin.
Perkara remeh temeh seperti pujian atau sindirian tidak perlu difikirkan dan hanya melihat keseronokan suami/isteri berada di samping keluarganya. Begitu juga apabila ada anak. Sentiasa menggalakkan anak menghormati dan menyayangi nenek dan datuk kedua pihak dan memastikan anak-anak tidak dipengaruhi perasaan kita sendiri terhadap ibu bapa atau mertua.
Sebagai isteri, jangan tanya apa yang suami kita bualkan dengan ibu bapanya kerana itu adalah hubungan mereka yang telah terjalin sejak suami anda dilahirkan. Selalu ingatkan suami tanggungjawabnya terhadap ibu bapanya. Suami pula, janganlah melarang isteri melawat ibu bapanya dan menjaga mereka seperti sebelum dia berkahwin. Jika isteri terlepas pandang akan tanggungjawabnya kepada suami dan anak-anak, ingatkan dia.
Jangan bersikap kasar terhadap mentua, kerana mereka seperti ibu bapa anda juga. Pasangan suami isteri mesti selalu menjaga mulut supaya tidak terlepas cakap terutama melibatkan keturunan pasangan masing-masing seperti, "Hah ini memang perangai emak awak." atau "Adik-beradik awak memang kurang ajar." atau "Emak awak macam tulah." Ini kerana akan menyakitkan hati pasangan kerana ia melibatkan keturunan dan cara pasangan kita dibesarkan.
Hidup berumahtangga sangat memerlukan timbang rasa dan tolak ansur serta hormat menghormati.

Muhasabah seorang pekerja


MENJADI seorang pekerja mungkin agak mudah bagi segelintir daripada kita. Ia mungkin tanggapan yang benar sekiranya kita menyangkakan kerja yang dilaksanakan itu sekadar masuk pada waktu pagi dan keluar pada waktu petang setelah mencukupi lapan jam.
Ataupun mungkin bagi sesetengah daripada kita yang menganggap kerja ialah 'menunjukkan muka di pejabat'. Maka, tentunya ia lebih mudah dan senang.
Namun, Islam tidak menganggap kerja semudah itu. Islam menganggap kerja adalah sebahagian daripada ibadah. Sebagaimana ibadah-ibadah yang lain, seperti mendirikan solat serta berpuasa, kerja yang dilakukan di pejabat juga boleh diterima sebagai ibadah.
Bekerja adalah merupakan tuntutan agama yang perlu dipenuhi. Ini sejajar dengan hadis Nabi SAW yang bermaksud: Tidaklah ada makanan seseorang itu yang lebih baik daripada apa yang dimakannya daripada hasil usaha tangannya sendiri. (riwayat al-Bukhari)
Di samping itu, pekerjaan yang kita lakukan bukan sahaja untuk mencari nafkah, tetapi ia dilakukan adalah untuk berkhidmat kepada masyarakat.
Demikianlah yang digambarkan oleh Prof. Dr. Yusuf al-Qaradhawi dalam bukunya Dawru al-Qiyam wa al-Akhlak fi al-Iqtisad al-Islamiy (Peranan Nilai dan Akhlak Dalam Ekonomi Islam), di mana beliau menyatakan bahawa apabila seseorang itu telah mempunyai kekayaan yang melimpah ruah sehingga dia tidak perlu bekerja untuk dirinya sendiri, namun tetap dia perlu bekerja untuk masyarakat di sekelilingnya sebagai khidmat bakti kepada mereka.
Bukanlah seorang yang benar-benar beriman sekiranya dia hanya tahu berzikir dan melakukan solat siang dan malam. Namun pada waktu yang sama dia meninggalkan tuntutan yang lain seperti bekerja untuk mencari nafkah kepada keluarga.
Justeru, kita mahu supaya kerja yang kita lakukan dianggap sebagai amal soleh di sisi Allah SWT.
Sebagai seorang pekerja, apa yang perlu dicapai ialah kejayaan organisasi. Ini adalah kerana, kejayaan sesebuah organisasi itu menunjukkan kejayaan kepada pekerja-pekerjanya.
Namun, bagaimana sesebuah kejayaan itu dapat diraih? Adakah ia bergantung kepada kemahiran pekerja semata-mata? Atau di sana terdapat unsur-unsur lain yang dapat menyumbang kepada kejayaan tersebut?
Memang tidak dapat dinafikan bahawa kemahiran dan kepakaran adalah elemen penting bagi membentuk kejayaan. Pun begitu, kita perlu memahami bahawa kemahiran pekerja tidak akan memberikan apa-apa erti sekiranya pekerja itu tidak mempunyai nilai akhlak yang tinggi.
Ini kerana, pekerja yang mempunyai masalah sikap adalah pemusnah kepada pembangunan yang dibangunkan dalam sesebuah institusi. Justeru, ingin ditekankan di sini bahawa sikap dan akhlak yang baik adalah merupakan elemen yang paling penting dalam diri seseorang pekerja itu. Dengan kata lain, kemahiran yang ada pada pekerja perlulah digandingkan dengan akhlak yang baik dan terpuji.
Justeru, marilah kita jadikan tempat kita bekerja sebagai satu 'hamparan sejadah' untuk kita beribadah dan melakukan amal soleh. Mudah-mudahan ia dapat menampung kelemahan yang terdapat pada ibadah-ibadah yang lain.

Wakaf baiki ekonomi negara

Berbeza dengan kutipan zakat, wakaf dapat diperuntukan bagi tujuan yang lebih menyeluruh kepada semua golongan masyarakat.



SEJARAH telah membuktikan, Islam pernah mencapai zaman kegemilangan ekonomi yang sangat hebat. Hinggakan tiada seorangpun yang layak menerima zakat kerana tahap kemiskinan adalah sifar.
Ia berikutan perancangan ekonomi yang sistematik dan teliti yang diamalkan oleh pemerintah Islam pada zaman tersebut, di samping mengaplikasikan amalan ekonomi Islam dalam pemerintahan.
Salah satu daripadanya adalah amalan wakaf. Al-Qurtubi berpendapat wakaf ialah mengeluarkan harta dan manfaat yang dimiliki ke jalan yang diredai oleh Allah SWT demi untuk menghampirkan diri kepada Nya.
Wakaf bukan sesuatu yang baru untuk diperkenalkan. Malah ia telah diamalkan sejak dari era pemerintahan sahabat dan tabiin yang terbukti berkesan. Ia sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah SWT menerusi ayat di atas.
Sehinggakan kemuncak kepada gagasan wakaf pada zaman Khalifah Uthmaniyyah iaitu, "Seseorang dilahirkan dalam rumah yang diwakafkan, tidur dalam buaian yang diwakafkan, membaca buku yang diwakafkan, mengajar dalam sekolah yang diwakafkan, menerima gaji daripada pentadbiran wakaf, dan akhirnya bila ia mati kelak, urusan jenazahnya adalah atas pentadbiran wakaf dan ia dikuburkan dalam tanah perkuburan wakaf."
Penubuhan PWS
Sebab itu kata Ketua Pegawai Eksekutif Perbadanan Wakaf Selangor (PWS), Abu Bakar Yang, wakaf mampu membaiki ekonomi negara.
Malah, mencontohi kegemilangan ekonomi pada zaman pemerintahan Islam , Majlis Agama Islam Selangor (MAIS) dengan nasihat Sultan Selangor, Sultan Sharafuddin Idris Shah telah menubuhkan PWS pada Februari tahun lalu.
PWS adalah perbadanan yang berperanan untuk menggalakkan, mendorong, membantu, mengusaha dan memajukan harta serta produk wakaf mengikut Hukum Syarak.
Kata Abu Bakar, jika amalan wakaf berkembang pesat di negara ini ia diyakini dapat membentu membaiki ekonomi.
Beliau berkata, konsep menerima dan mengurus mengembangkan harta dalam amalan wakaf dapat membantu memperbaiki dan menyusun atur sistem ekonomi negara dengan menyumbangkan hasil wakaf kepada golongan yang memerlukan.
Sebagai contoh katanya, Universiti Al-Azhar, Mesir, ditubuhkan hasil daripada kutipan wakaf. Kini, pelajar yang menyambung pelajaran di universiti Islam tertua itu hanya perlu membayar yuran pada kadar yang minimum sahaja.
"Pencapaian itu kerana, kutipan harta wakaf diuruskan dan dikembangkan untuk manfaat masyarakat dengan cara melakukan kitaran pendapatan pada hasil harta wakaf tersebut.
"Tidak mustahil juga di negara ini, dengan kutipan wakaf yang disumbangkan mampu menjadikan Malaysia sebuah negara maju yang mengamalkan sistem ekonomi Islam dengan gemilang. Tidak mustahil pelajar tidak dikenakan bayaran dengan tertubuhnya sekolah wakaf, pesakit juga tidak dicas satu sen pun dengan terbinanya hospital wakaf," katanya.
Beliau berkata demikian ketika ditemui di ibu pejabat PWS di Bangunan Sultan Idris Shah, Shah Alam, baru-baru ini.
Selain menerima dan menguruskan kutipan harta wakaf, PWS turut berfungsi sebagai agensi penyelaras di dalam pelaksanaan kemajuan pembangunan harta dan produk wakaf secara pesat serta melaksanakan kajian dan pembangunan di dalam semua aspek harta dan produk wakaf.
Abu Bakar berkata, berbeza dengan kutipan zakat, harta wakaf dilihat lebih memberikan sumbangan besar kepada ekonomi negara kerana ia boleh dimanfaatkan tanpa batasan selagi tidak menyalahi hukum syarak.
"Zakat wajib dikeluarkan oleh semua umat Islam yang cukup syarat. Walaupun zakat juga memainkan peranan untuk pembangunan ummah, tetapi ia terbatas kepada golongan sasaran sahaja iaitu lapan lapan golongan asnaf yang disebutkan di dalam al-Quran dan perlu diagihkan segera pada tahun yang sama.
"Akan tetapi, harta wakaf berkekalan dan memberi manfaat berpanjangan kepada seluruh masyarakat dengan cara terus digunakan atau melakukan kitaran pendapatan pada hasil harta wakaf tersebut," jelasnya.
Hikmah wakaf
Bagaimanapun kata Abu Bakar, misi itu dilihat sukar untuk dicapai tanpa sokongan dan kerjasama daripada seluruh masyarakat.
"Ramai di kalangan umat Islam yang masih belum menyedari hakikat kepentingan dan hikmah wakaf. Ramai yang beranggapan mereka akan kehilangan harta jika memberikan wakaf.
"Begitu juga pemikiran orang ramai yang mengatakan untuk memberi wakaf memerlukan harta yang banyak, sama ada untuk dijadikan tapak perkuburan atau masjid sahaja.
"Sebenarnya wakaf adalah luas. Ingin memberi wakaf tidak memerlukan harta yang banyak dan hasilnya juga akan dimanfaatkan untuk pelbagai kegunaan lain," katanya.
Tambahnya, di dalam kepercayaan agama lain juga telah mengamalkan sama seperti konsep wakaf dan terbukti berjaya sehingga mampu membina bangunan yang hebat dan gah.
Dengan serendah RM5 sebulan, orang ramai turut boleh menyumbang mewakafkan harta untuk kebajikan pembangunan ummah.

AIM bantu usahawan


ALLAH tidak akan mengubah nasib sesuatu kaum itu, melainkan kaum itu sendiri yang mengubahnya. Maksudnya, Allah membantu makhluknya berubah dalam kehidupan apabila doa dipanjatkan dan usaha sendiri diteruskan.
Sehubungan itu Amanah Ikhtiar Malaysia (AIM) mewujudkan konsep persaudaraan yang boleh membantu sesama umat melalui projek ekonomi secara kecil-kecilan.
AIM menawarkan pinjaman kepada kumpulan kecil seramai lima orang menjalankan perniagaan masing-masing.
Ahli kumpulan bertindak menjadi mentor dan mantee bagi memastikan projek perniagaan mereka mampu berjaya dan membayar balik pinjaman mengikut jadual ditetapkan.
Setiap minggu kira-kira 40 hingga 60 peminjam berkumpul di pusat pembayaran balik pinjaman, di samping menjalankan pelbagai kegiatan yang dipimpin seorang pegawai AIM dan kumpulan peminjam.
Ternyata program itu mendapat sambutan dan berjaya membantu khasnya, rakyat luar bandar keluar daripada kepompong kemiskinan.
Sehubungan itu AIM menawarkan pinjaman berskala besar kepada usahawan kecil di Bagan Datoh, Perak yang dianggap sebagai pemangkin pembangunan sosio-ekonomi rakyat miskin di kawasan berkenaan.
Tahun lalu AIM menyediakan peruntukan pinjaman berasaskan sistem muamalat Islam Qadul Hassan berjumlah RM22 juta di Hilir Perak dan Parlimen Bagan Datoh RM (RM10 juta).
Tahun ini AIM menambah peruntukan kepada RM26 juta di Hilir Perak, manakala Parlimen Bagan Datoh (RM12 juta).
AIM yang mula bergerak di kawasan Hilir Perak terutamanya di Bagan Datoh pada 1990 berjaya membantu 3,427 usahawan di Hilir Perak dan 1,227 di Bagan Datoh.
Penolong Pengurus AIM Wilayah Perak dan sekitarnya, Norhaliza Dolah berkata, tujuan AIM diperkenalkan di Bagan Datoh adalah untuk menyalurkan modal kepada masyarakat berpendapatan rendah mengembangkan projek sedia ada, terutamanya di kalangan nelayan, peniaga kecil, petani dan sektor-sektor lain.
Menurutnya, setiap peminjam yang dikenali sebagai Sahabat AIM dan berpotensi besar dalam memperluaskan perniagaan yang diusahakan layak memohon pinjaman sehingga berjumlah RM50,000 dan tempoh bayaran balik dibenarkan selama lima tahun.
"Bagi memudahkan urusan di samping tidak membebankan peminjam mereka boleh membuat bayaran secara mingguan.
"Kadar bayaran perkhidmatan dikenakan lima peratus untuk pinjaman selama enam bulan dan 10 peratus untuk pinjaman setahun dan ke atas," katanya pada majlis Hari Keluarga Sahabat AIM peringkat Parlimen Bagan Datoh, Perak, baru-baru ini.

Uniknya penciptaan manusia


SURAH ini diturunkan selepas surah ar-Rahman. Keseluruhan ayatnya berjumlah 31 ayat. Ia termasuk di dalam kategori surah Madaniah. Hubungan surah ini dengan surah sebelumnya ialah terdapat di dalam surah terdahulu disebutkan tentang peristiwa ngeri yang akan dihadapi oleh orang yang mengingkari kedatangan hari kiamat.

Manakala dalam surah ini pula disebutkan nikmat abadi yang diperoleh oleh orang yang berbakti di akhirat kelak. Berkenaan dengan surah ini sama ada Makki atau Madani ada tiga pendapat:
* Ia adalah Madaniyah semuanya, inilah pendapat jumhur termasuk Mujahid dan Qatadah.
* Ia adalah Makkiyah, inilah pendapat Ibn Yasar dan Muqatil.
* Sebahagiannya Makkiyah dan sebahagiannya Madaniyah.

Firman Allah SWT: Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? (al-Insan: 1)
Perkataan insan di sini ada dua pendapat:
* Ia adalah Adam dan satu waktu pula bermaksud selama 40 tahun di mana dibentuk dengan lembaga seperti itu tanpa ditiupkan roh, inilah pendapat jumhur ulama.
* Ia adalah semua manusia seperti riwayat Ibnu Abbas dan Ibnu Juraij.
Al-Maraghi berkata: Telah datang kepada jenis manusia ini satu batas waktu yang dia belum ada, sehingga dapat diketahui dan patut disebutkan.
Al-Farra’ dan Tha’lab berkata: Maksudnya ialah jasad yang dibentuk daripada debu dan tanah, tidak disebutkan, tidak dikenal, tidak diketahui apa namanya dan tidak diketahui pula apa maksudnya. Kemudian ditiupkan kepadanya roh sehingga menjadilah ia sesuatu yang patut disebutkan.
Ibnu Kathir berkata: Allah SWT berfirman mengkhabarkan tentang manusia bahawa Dia telah menciptakannya setelah sebelumnya tidak pernah menjadi sesuatu yang disebut kerana kerendahan dan kelemahannya.
Sayid Qutub berkata: Pertanyaan di permulaan surah ini merupakan pertanyaan untuk penjelasan. Pertanyaan itu dibuat sedemikian rupa seolah-olah supaya manusia bertanya kepada dirinya sendiri: Tidakkah dia tahu bahawa dia telah dilalui suatu ketika di dalam zaman yang di mana dia belum lagi menjadi sesuatu yang dapat disebut?
Tidakkah dia memikirkan hakikat ini dengan sebaik-baiknya? Kemudian tidakkah pemikirannya itu melahirkan di dalam hatinya kesedaran adanya tangan qudrat Ilahi yang menolaknya ke pentas kehidupan dan menyuluhkan cahaya lampu kepadanya dan menjadikannya satu makhluk yang dapat disebut setelah selama ini tidak pernah disebut-sebut.
Firman Allah SWT: Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia daripada setitis mani yang bercampur yang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), kerana itu kami jadikan dia mendengar dan melihat. (al-Insan: 2)
Ibnu Jauzi berkata: Kami ciptakan manusia yakni semua anak Adam dan perkataan setitis mani yang bercampur iaitu mani lelaki dan wanita yang akhirnya terbentuk menjadi manusia.
Al-Maraghi berkata: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia daripada nuftah yang di dalamnya ada air lelaki bercampur dengan air perempuan. Kami hendak menguji dan mencubanya dengan tanggungjawab apabila dia telah besar dan dewasa. Dan Kami menjadikannya pula dapat mendengar ayat-ayat dan menyaksikan dalil-dalil, memahami dan berfikir.
Ibnu Kathir berkata: Maksudnya Kami berikan kepadanya pendengaran dan penglihatan sehingga dengan keduanya dia mampu melakukan ketaatan dan juga kemaksiatan.
Ibnu Abbas berkata: Maksud al-Amsyaj di dalam ayat ini ialah sperma lelaki dan ovum perempuan, sekiranya telah bersatu dan bercampur lalu beralih dari satu fasa ke fasa berikutnya, dari satu keadaan ke satu keadaan berikutnya dan dari satu warna ke warna berikutnya.
Qatadah berkata: Al-Amsyaj adalah peringkat-peringkat penciptaan, pada satu tahap ia sebagai nuftah, pada tahap yang lain ia sebagai ‘alaqah (seketul darah), pada tahap seterusnya sebagai mudghah (seketul daging) dan pada tahap kemudian ia sebagai ‘izam (tulang-temulang). Kemudian tulang-temulang itu dibungkus daging.
Al-Hasan berkata: Kami hendak menguji kesyukurannya di waktu dia berada dalam kesenangan dan hendak menguji kesabarannya di waktu dia berada dalam kesusahan.
Sayid Qutub antara lainnya berkata: Demikianlah manusia diciptakan oleh tangan qudrat Allah SWT daripada air mani yang bercampur. Manusia bukan diciptakan sia-sia atau main-main sahaja, malahan ia diciptakan untuk diuji dan dicuba.
Allah SWT memang mengetahui siapakah dia manusia? Apakah ujian yang akan dilaluinya? Dan apakah akibat ujian itu? Tetapi iradat Allah mahu menzahirkan insan di atas pentas alam al-Wujud dan melahirkan kesan-kesannya dia alam al-Wujud dan memberi balasan kepadanya mengikut natijah ujian yang dilaluinya.
Dan Allah SWT menjadikannya dengan daya kebolehan mendengar dan melihat yakni membekalkannya dengan daya-daya kefahaman supaya dia dapat menerima dan menyambut dakwah dan supaya dia dapat memahami benda-benda dan nilai-nilai serta dapat membuat keputusan dan pilihan, juga dapat melalui ujian itu mengikut pilihannya.

Perhiasan emas yang hilang

Islam, merdeka, sempurna milik, cukup nisab dan haul adalah syarat-syarat wajib zakat. Namun bagi emas perhiasan ia juga mestilah mencapai atau melebihi uruf. - Gambar hiasan



Saya juga telah meniatkan, andai terjumpa kembali emas perhiasan itu, maka saya akan menjualnya dan semua hasil jualan itu akan saya sedekahkan kepada sebuah institusi. Adakah saya masih perlu mengeluarkan zakat?
JAWAPAN
Terima kasih kerana mengajukan persoalan dan mudah-mudahan soalan ini dapat dikongsi oleh orang ramai demi manfaat bersama. Semoga Allah SWT juga mempermudahkan urusan puan untuk mendermakan hasil jualan barang-barang emas perhiasan puan.
Baiklah, dalam menyajikan jawapan kepada soalan puan di atas, suka saya mengajak agar kita kembali melihat syarat-syarat wajib zakat yang perlu ada bagi seseorang itu untuk mengeluarkan zakat hartanya, iaitu Islam, merdeka, sempurna milik, cukup nisab dan haulnya, manakala bagi emas perhiasan mestilah mencapai atau melebihi uruf.
Dalam kes puan ini, andaikan sahaja kesemua syarat itu telah dipenuhi (termasuklah mencapai atau melebihi uruf), kecuali hanya satu syarat yang terkurang, iaitu sempurna milik. Ini kerana, apabila emas perhiasan itu hilang daripada simpanan puan, bermakna puan telah tiada kekuasaan ke atasnya lagi.
Dalam erti kata lain, kala itu puan sudah ketiadaan hak at-tasaruf (hak kebebasan penggunaan). Maka, pada tempoh puan kehilangan emas perhiasan selama lima tahun itu, puan terlepas daripada kewajipan mengeluarkan zakat ke atas emas perhiasan tersebut.
Timbul persoalan, adakah puan wajib mengqadanya? Maka, dalam hal ini apa yang harus difahami, qada diwajibkan seandainya sesuatu ibadah itu sudah cukup segala syarat wajibnya dan puan meninggalkannya dengan sengaja, maka baharulah wajib diqada.
Maka, dalam hal ini, puan bukanlah dengan sengaja meninggalkannya, melainkan puan tidak menunaikan zakat ke atas emas perhiasan itu kerana ia tidak ada dalam simpanan (kekuasaan) puan. Maka, tidaklah wajib bagi puan untuk mengqadakan kembali segala zakat ke atas emas perhiasan itu selama tempoh lima tahun berkenaan.
Kecuali, sebelum emas perhiasan itu hilang, puan sepatutnya sudah wajib mengeluarkan zakatnya kerana telah mencapai haul dan uruf, maka puan hendaklah mengqadakannya dengan segera bagi tahun yang puan telah terlalaikan itu.
Berkenaan hajat dan niat puan untuk menjual dan menyedekahkan kesemua hasil jualan barangan emas perhiasan itu, maka ia adalah baik dan mulia. Namun, sebelum puan memberikan keseluruhan hasil jualan itu kepada institusi yang berkenaan, maka sewajarnyalah puan mengeluarkan terlebih dahulu zakat ke atasnya, yakni zakat pendapatan.
Ini kerana, apabila puan menjual emas itu maka wang yang puan perolehi boleh dinisbahkan sebagai harta perolehan (yakni sebahagian daripada harta pendapatan atau mal al-mustafad yang perlu dizakatkan sebagai zakat pendapatan).
Maka, keluarkan dahulu 2.5 peratus daripada hasil jualan emas perhiasan itu sebagai zakat dan selebihnya baharulah puan panjangkan ke mana-mana institusi yang puan berkenan untuk didermakan. Ini kerana, menunaikan zakat itu wajib sedangkan memberikan sedekah itu adalah sunat, maka hendaklah puan mendahulukan perkara yang wajib.
Kecualilah puan mahu menyedekahkan kesemua emas perhiasan itu kepada institusi berkenaan dan kemudian pihak institusi itu yang menjualnya, maka tidaklah wajib zakat pendapatan ke atas hasil jualan itu lagi. Sesebuah institusi kebajikan yang merupakan milik ummah, tidaklah wajib zakat ke atas harta-harta yang dimilikinya. Wallahua'lam.

Sunday, June 24, 2012

Doa Agar Beroleh KElapangan Hati

If you’re reading this you’ve survived EVERYTHING that you’ve come across with/ has ever happened to you/ etc let that sink in for a minute

Alhamdulilah =)

Tuesday, June 19, 2012

Doa Solat Dhuha

Sila Klick Gambar utk melihat lebih jelas

KISAH MAYAT MEMBACA SURAH YASIN DI MEKAH

Ini adalah cerita benar yang telah diceritakan oleh pelajar-pelajar Malaysia di Arab Saudi. Peristiwa ini baru saja berlaku dan disahkan benar oleh Ustaz Halim Naser….penceramah bebas yang amat terkemuka di Malaysia.

Ceritanya begini.. Pada suatu hari di musim haji yang lepas, pelajar Malaysia yang sama-sama menunaikan haji telah mengikut seorang Arab untuk mengebumikan mayat seorang yang meninggal dunia pada musim haji. Makam tersebut terletak di Ma’la….tempat pengebumian para jemaah haji yang meninggal dunia di Mekah….

Cara yang mereka kebumikan mayat ialah dengan cara meninggalkan mayat dalam lubang yang disediakan dan menutupnya untuk kira-kira lapan bulan. Selepas lapan bulan, lubang itu akan dibuka semula untuk mengebumikan mayat yang baru.

Pada hari tersebut, apabila satu lubang dibuka untuk mengebumikan mayat yang baru, orang Arab tersebut bertempiaran lari kerana dia nampak mayat sedang bersila, bukan tidur seperti kebiasaannya. Penuntut Malaysia ini memberanikan diri merangkak ke dalam kubur tersebut untuk melihat dengan lebih jelas. Hasilnya dia mendapati memang mayat tersebut sedang bersila dan mayat tersebut sedang membaca Al Quran, dan Al Quran tersebut memang yang asli.

Selepas dilihat seterusnya. Ayat Quran yang terbuka ialah Surah Yasin. Satu lagi perkara ialah mayat tersebut tidak reput dan kain yang membalutinya juga tidak reput. Yang reput hanyalah kapas yang diletakkan di antara mayat dengan kain kapan (kain ehram).

Setelah dibuat kajian, rupa-rupanya mayat tersebut ialah mayat seorang lelaki berkulit hitam yang kerjanya ialah membersihkan Baitullah daripada tumpahan air zam-zam. Kerjanya tiada lain selain daripada membersihkan Baitullah jika ada tumpahan air zam-zam. Jika tiada tumpahan , dia kan duduk di satu sudut Baitullah dan membaca Surah Yasin.

Itulah kelebihannya bagi orang yang berbakti ke jalan Allah… Inilah yang membuatkan kita semakin berkobar-kobar untuk mengunjungi Baitullah… .

Selepas peristiwa itu, lubang kubur itu pun di patri (disimen) dan ditandakan agar tiada mayat lagi yang akan dikebumikan di situ….. sumber renungan kita. Inilah bukti akan janji-janji Allah pada hambaNya yang taat dan ikhlas bekerja keranaNya.





Sumber : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=339061646162286&set=a.296351673766617.64135.228364623898656&type=1&theater

KISAH BENAR | SUDILAH ANDA MENEKAN BUTANG SHARE DEMI ISLAM

Monday, June 18, 2012

Jadual puasa-puasa sunat bagi tahun 2012 | Puasa 2012


Downloads di Sini utk yg lebih jelas : >Jadual Puasa 2012<

1. Puasa sunnah tiap hari Isnin dan Khamis (kalendar Hijriah/Masihi).
2. Puasa Tiga Hari Setiap Bulan (Tanggal 13,14,15 di kalendar Hijriah)
- 8, 9, 10 Disember 2011/Muharram 1433 H
- 7, 8, 9 Januari 2012/Safar 1433 H
- 5, 6, 7 Februari 2012/Rabi’ul Awwal 1433 H
- 6, 7, 8 Mac 2012/Rabi’ul Akhir 1433 H
- 5, 6, 7 April 2012/Jamadil Awwal 1433 H
- 4, 5, 6 Mei 2012/Jamadil Akhir 1433 H
- 3, 4, 5 Jun 2012/Rejab 1433 H
- 3, 4, 5 Julai 2012/Sya’ban 1433 H
- Puasa (wajib) Ramadhan 1433 H – 20 Julai – 18 Ogos 2012 ***t275: dengan demikian, tidak ada puasa sunnah 3 hari di bulan Ramadhan..***
- 31 Ogos, 1, 2 September 2012/Syawal 1433 H
- 29, 30 September, 1 Oktober 2012/Zulkaedah 1433 H
- 29, 30, 31 Oktober 2012/Zulhijjah 1433 H. ***29 Oktober = hari terakhir Tasyriq, tidak boleh berpuasa***
3. Puasa Sepertiga Bulan – Yakni di bulan Zulhijjah (antara 17 September – 16 Oktober 2012).
Puasa tanggal 9 Zulhijjah (Arafah) bagi selain orang yang melaksanakan haji. Tanggal 25 Oktober 2012.
Puasa dilakuan 17 September – 16 Oktober 2012, terputus dengan Aidul Adha dan hari Tasyrik, dilanjutkan lagi tanggal 30 & 31 Oktober 2012.
Tidak boleh berpuasa :
Hari Aidul Adha – 10 Zulhijjah / 26 Oktober 2012.
Hari tasyriq 11,12,13 Zulhijjah / 27, 28, 29 Oktober 2012.
4. Puasa Bulan Muharram – ‘Asyura’ selama 3 hari – 9, 10, 11 Muharram (4, 5, 6 Disember 2011).
Sangat dianjurkan tanggal 9 dan 10 (Tasu’a dan ‘Asyura). Boleh juga dilakukan tanggal 10 dan 11.
5. Puasa pada sebagian bulan Sya’ban
Antara 21 Jun – 19 Julai 2012.
6. Puasa pada bulan Syawal – 6 hari
Tidak diperkenankan puasa pada 1 Syawal (19 Ogos 2012)
Antara 20 Ogos – 16 September 2012.
7. Puasa Daud – berpuasa selang seling
Berpuasa satu hari lalu berbuka satu hari. *kecuali hari2 yang dilarang berpuasa*
Semoga bermanfaat.
Silakan diperbanyak jika anda membutuhkan dan dirasa berguna untuk saudara-saudara kita yang lain.


DIBALIK KEGELAPAN



ALLaH SWT MENGHENDAKI ORANG BERIMAN MENINGKAT DaRJATNYA

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.
Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqoroh : 155)

Alloh SWT menciptakan kehidupan dan kematian sebagai ujian,
siapa diantara manusia yang terbaik amalannya.
Jiwa manusia dapat menjadi suci setelah ditempa, Ibnul Jauzi mengungkapkan;
“Orang yang ingin mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan abadi tanpa ujian
dan cobaan, berarti belum mengenal arti pasrah diri kepada Alloh SWT.”

Seorang mukmin diberi ujian sebagai tempaan baginya bukan siksaan,
terkadang cobaan itu ada dalam kesenangan, terkadang juga ada dalam kesusahan.
Alloh SWT berfirman;
“Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk,
agar mereka kembali kepada kebenaran…” (QS. Al A’roof : 168)
Jangan merasa aman dengan kesenangan, karena bisa saja ia menimbulkan kemudhorotan,
jangan merasa putus asa karena kesulitan, karena bisa jadi akan mendatangkan kesenangan.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,
dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;
Alloh SWT megetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqoroh : 216)
Orang-orang mengalami kebinasaan karena tidak memiliki ketabahan,
seorang mukmin yang kuat akan tegar menghadapi beban berat,
hatinya tidak akan berubah dan lisannya tidak akan mengutuk.
Orang-orang berakal selalu menunjukkan ketegaran dalam menghadapi musibah,
karena yakin dengan janji Alloh SWT ini;
“Dan sesungguhnya Kami akan member balasan kepada oang-orang yang sabar
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An Nahl : 96)

“Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka,
dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan, dan sebagian dari apa yang Kami
rizkikan kepada mereka, mereka menginfakkannya.” (QS. Al Qoshosh : 54)
Alloh SWT tidak pernah menahan sesuatu bagi orang yang tertimpa musibah,
melainkan karena Alloh SWT akan memberi sesuatu yang lain.
Alloh SWT hanya menguji untuk memberikan keselamatan,
Alloh SWT hanya memberi cobaan untuk membersihkan diri.
Cobaaan justru akan mengangkat derajat orang-orang yang sholih
dan meningkatkan pahala mereka.

Sa’ad bin Abi Waqqosh mengungkapkan; aku pernah bertanya, “Wahai Rosululloh !
Siapakah orang yang paling berat cobaannya ?”
Beliau SAW menjawab, “Para nabi, kemudian orang-orang sholih,
kemudian yang sesudah mereka secara berurut menurut tingkat kesholihannya.
Seseorang akan diberi ujian sesuai dengan kadar agamanya,
bila ia kuat..akan ditambah cobaan baginya, kalau ia lemah dalam agamanya,
akan diringankan cobaan baginya.
Seorang mukmin akan tetap diberi cobaan sampai ia berjalan dimuka bumi ini
tanpa dosa sedikitpun.” (HR. Bukhori)

Seorang ulama mengungkapkan; “Orang yang diciptakan untuk masuk syurga,
pasti akan merasakan banyak kesulitan.
Musibah yang sesungguhnya adalah yang menimpa agama seseorang,
Sementara musibah-musibah selain itu merupakan jalan keselamatan baginya,
Ada yang berfungsi meningkatkan pahala, ada yang menjadi pengampunan dosa.
Orang yang benar-benar tertimpa musibah adalah mereka yang terhalang
dari mendapatkan pahala.

Kalau bukan karena kesusahan, manusia tidak bisa mengharapkan saat-saat senang.
Menepis segala kesedihan adalah dengan ridho terhadap takdir
dan dengan sholat dimalam yang panjang.

Segala kesulitan pasti akan hilang, tidak perlu putus asa hanya karena musibah
yang datang bertubi-tubi.

Bersujud kepada Alloh SWT, pasti kesulitan akan sirna selekasnya.
Setiap orang yang penuh dengan ketabahan, pasti akan mendapat jalan keluar.”

Semoga bermanfaat….amin

Thursday, June 7, 2012

Ketagih web lucah

SUAMI saya gemar melayari laman web lucah di Internet. Adakah perkara ini normal bagi lelaki dan jika tidak, bagaimana mencegahnya?
Saya amat sayangkan suami kerana dia seorang yang bertanggungjawab, cuma bila tabiat itu kerap terjadi menyebabkan saya tawar hati untuk bersamanya.

ZAHARAH,
Selangor




HARAM melayari laman web lucah kerana ia membangkitkan nafsu dan mempengaruhi seseorang melakukan dosa besar seperti zina dan rogol.

Secara umumnya manusia ada kehendak seksual. Begitulah apa yang berlaku kepada suami puan. Bagaimanapun, ia hendaklah dikawal akal dan agama. Pada pandangan saya, suami mungkin sudah ketagih melayari laman web sedemikian.

Tabiatnya itu perlu dihentikan kerana ia tidak memberi sebarang kebaikan dan dikira sebagai melakukan maksiat. Oleh itu, puan hendaklah berusaha menasihati suami secara baik supaya dia dapat berhenti melakukan perbuatan itu.

Beri bayangan kepadanya sekiranya anak dia sendiri mengetahui perbuatan itu seterusnya melayari laman sebegitu tentu sekali dia akan berasa malu dan bimbang anak turut terpengaruh.

Jika ia berterusan, puan hendaklah memutuskan talian Internet itu supaya akses menjadi sukar. Sebagai isteri, puan hendaklah memahami kehendak seksual suami.

Jangan dekati zina

SAYA wanita muda yang berkerjaya. Pernah bercinta dan terjebak dengan pelbagai maksiat tetapi tidak pernah sampai berzina.
Adakah dosa seseorang itu masih boleh diampunkan selepas dia sedar, mengaku serta bertaubat dari dosa yang pernah dilakukan sebelum ini?

ELEENA,
Perak




APABILA seseorang sudah insaf dan bertaubat kepada Allah dengan bersungguh-sungguh atas kesilapan yang dilakukan, dosanya akan terampun.

Bagi mereka yang melakukan dosa kecil ia boleh terhapus dengan cara banyakkan beristighfar, iaitu memohon keampunan kepada Allah s.w.t. Selain itu, dengan mengambil wuduk juga dapat menghapuskan dosa kecil.

Saya nasihatkan, ketika bercinta anda tidak boleh keluar berdua-duaan kerana boleh menjurus kepada perbuatan dosa besar iaitu zina. Sebagai ingatan, zina termasuk dalam dosa besar yang perlu dijauhi.

Ini kerana ia mempunyai akibat buruk di dunia dan akhirat. Dosa zina itu menyebabkan amalan baik tidak dikira kecuali seseorang itu kembali bertaubat, beriman dan melakukan amal seterusnya.

Allah berfirman yang bermaksud: “Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan lain berserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan demikian itu, nescaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan digandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina kecuali orang-orang yang bertaubat dan beriman serta mengerjakan amal yang baik, maka orang-orang itu Allah akan menggantikan (pada tempat) k

Terlanjur dengan teman lelaki

SAYA pernah melakukan dosa paling besar iaitu menggugurkan kandungan selepas terlanjur dengan teman lelaki. Akibatnya, hati saya merasa tidak aman dan tenteram kerana sentiasa dihantui dosa silam itu.
Adakah dosa saya selama ini masih ada peluang untuk diampunkan Allah?

Alhamdulillah, kini saya benar-benar bertaubat dan mahu membina kehidupan baru.

ADEK,

Pulau Pinang



ALLAH Maha Pengampun dan lagi Maha Pengasih, maka setiap keinsafan dan taubat daripada hamba-Nya pasti akan diterima Allah.

Mana ada manusia di dunia ini tidak pernah melakukan dosa kecuali di kalangan nabi yang diberi taraf maksum oleh Allah.

Dalam sebuah hadis menyatakan: “Setiap anak Adam ada melakukan kesalahan. Sebaik-baik orang yang bersalah ialah orang yang bertaubat.” (Riwayat al-Tirmizi dan Ahmad).

Maka apa saja dosa kita pernah lakukan segeralah bertaubat iaitu kembali kepada Allah dengan mematuhi ajarannya. Setiap taubat dilakukan dengan penuh ikhlas akan diterima Allah dan tidak sesekali mengulangi perbuatan pernah dilakukan.

Ragu wang gaji

SAYA berumur 25 tahun dan bekerja di sebuah hotel terkemuka di Melaka. Saya ragu-ragu adakah gaji saya terima halal kerana hotel ada menyediakan minuman keras kepada pelanggan bukan Islam.
Bagaimanapun, saya tidak pernah terbabit langsung dengan penyediaan arak di sini. Apakah pendapat Dr kerana wang gaji yang saya terima ini turut diberikan kepada ibu bapa.

IZHAN,
Melaka




GAJI yang anda terima itu tetap halal untuk digunakan serta boleh diberikan kepada ibu bapa serta menanggung perbelanjaan keluarga.

Bagaimanapun, memandangkan arak haram di sisi Islam, minuman arak hanya dibenarkan kepada bukan Islam.

Kaunter jualan perlu dipantau supaya orang Islam tidak dibenarkan membeli jauh sekali meminumnya. Pihak pengurusan hotel perlu sedaya upaya memastikan orang Islam tidak mengambil minuman keras itu.

Contohnya, pihak hotel jangan meletak minuman keras di dalam peti sejuk
di bilik penginapan.

Elak nama anak surah al-Quran

SAYA ingin menamakan anak saya mengikut nama dalam surah al-Quran contoh�nya seperti An-Nur, An-Nisa’ dan An-Najmi. Adakah ia sama seperti menamakan anak dengan 99 Nama Allah seperti Karim dan Latif?
Apakah hukumnya berbuat demikian kerana saya ada membaca yang nama itu mempunyai maksud yang baik.

NADIAH,
Selangor





ANAK adalah kurniaan Allah kepada setiap pasangan yang menjadi pe�nyambung zuriat mereka di dunia ini. Islam menyuruh ibu bapa menamakan anak dengan nama yang baik.

Nama yang dipilih turut mempengaruhi peribadi anak. Antara nama yang baik ialah nama nabi dan rasul dan orang salih. Begitu juga dengan nama Allah dengan ditambah pada pangkalnya ‘Abd bermaksud ‘hamba’ seperti Abdullah (Hamba Allah).

Memilih nama daripada surah tertentu di dalam al-Quran diharuskan seperti nama nabi termasuk Yunus, Yusuf, Ibrahim dan Luqman manakala bagi perempuan seperti nama Maryam.

Bagaimanapun, penggunaan ‘al-’ pada permulaan nama seperti ‘al-Nur’ atau ‘al-Rahman’ seperti nama surah dalam al-Quran wajar dielak kerana ia adalah nama khusus dan ada juga terkandung nama Allah.

Nama seperti al-Nisa’ boleh digunakan seperti Khairunnisa’ atau Nisa’

Walid bermaksud ayah atau bapa

APAKAH maksud ‘Walid’ yang diguna pakai sebagai ganti kepada panggilan ayah, abah dan sebagainya?
Menurut kamus, iamembawa maksud kelahiran, yang dilahirkan. Mohon penjelasan daripada Dr.

BASRI,
Selangor




SEBENARNYA perkataan walid sudah termuat dalam Kamus Dewan. Perkataan “walid” bermaksud “ayah, bapa.” (Kamus Dewan 2005: 1798) Ia berasal daripada perkataan Arab, iaitu waalid bermaksud “bapa, ayah” dan waalidah (umm), “ibu, emak.” Manakala walad (jamak, awlaad) bermaksud “budak, anak.” Perkataan “waalidan”
pula bererti “ibubapa”.

Dalam bahasa Arab kesemuanya berasal daripada kata perbuatan, iaitu walada. Kata “waladat al-untha” bermaksud “beranak itu perempuan” (atau lebih tepat, “Perempuan itu beranak”) (Marbawi 397)

Perlu perjanjian bertulis

SAYA ada memberi pinjaman wang secara peribadi kepada kawan. Ada kalanya melalui pindahan wang ke akaun banknya atau secara tunai kepadanya.
Kadang-kadang saya mendahulukan wang saya membayar sewa premisnya dengan menggunakan kad kredit.

Saya tidak membuat sebarang perjanjian bertulis dengannya, tetapi hanya ada bukti transaksi melalui e-mel atau penyata kad kredit atau transaksi pindahan ke akaun banknya.

Sekiranya memberi secara tunai, saya hanya melafazkan saja pemberian hutang itu.


Masalahnya sekarang, saya sukar mendapat bayaran walau sesen pun darinya daripada wang puluhan ribu ringgit yang saya pinjamkan kepadanya.

Setiap panggilan telefon atau e-mel yang dihantar tidak dijawab. Saya sedar saya tidak membuat sebarang perjanjian bertulis berserta saksi disebabkan menaruh kepercayaan kepadanya.

Apakah benar sekiranya pinjaman yang tidak mempunyai bukti bertulis dan tidak ada saksi tidak boleh dituntut pemberi pinjaman?

Apa yang patut saya lakukan untuk mendapatkan hak saya semula seperti yang dituntut dalam Islam?

DIN MERZ,
Perak



MEMBERI hutang atas sifat mahu menolong sesama kawan dan keluarga sangat digalakkan Islam. Bagaimanapun, sifat pemurah, rasa simpati dan sikap tolong menolong disalah guna orang yang mencari kesempatan seperti yang berlaku kepada anda di atas.

Islam menggariskan prosedur dalam memberi hutang, iaitu ia perlu bertulis dan dilakukan di hadapan saksi. Ini jelas apa yang tergambar dalam ayat 282-83 dalam Surah al-Baqarah.

Biasanya kita mengambil ringan saranan ayat ini dengan memberi hutang tanpa adanya dokumen tertentu. Ini berbeza apabila kita melihat prosedur bank dalam memberi hutang atau pinjaman.

Semuanya bertulis dan ada implikasi undang-undang. Ini yang sepatutnya dilakukan setiap individu dalam memberi hutang.

Seterusnya adalah menjadi tanggungjawab orang yang berhutang membayar hutangnya.

Mengikut Nabi s.a.w, kebaikan seseorang akan tergantung di hari akhirat nanti apabila hutang belum dijelaskan. Dalam pada itu Islam menyaran supaya orang yang berhutang diberi kesempatan menangguh pembayaran hutang sekiranya tidak mampu.

Mereka tidak boleh dikenakan ancaman atau dikenakan bunga pula atas alasan berkenaan. Islam juga menyarankan supaya orang yang memberi hutang membebaskan orang yang berhutang dari membayar hutang sama ada sepenuhnya atau sebahagian sekiranya boleh.

Ia dikira sedekah dan amalan yang mulia apabila melupuskan hutang itu. Dalam kes anda di atas, anda hendak mencuba sedaya upaya untuk mendapatkan bayaran balik hutang.

Banyaklah berdoa kepada Allah semoga dibuka hati sahabat anda.
��
Seterusnya jadilah ia sebagai iktibar untuk masa akan datang.

Solat sendiri apabila ditegur kesilapan

SAYA sudah berkahwin selama 25 tahun dan beberapa bulan lepas, suami pernah menyatakan dia tidak mahu bersembahyang jemaah bersama saya dan keluarga kerana saya pernah menegur bacaannya yang tidak betul dalam solat.
Saya memberi teguran yang lembut kepada suami. Suami seorang yang sangat sensitif dan tidak boleh menerima sebarang teguran.

Selepas peristiwa itu, kami sembahyang bersendirian dan banyak kali suami sembahyang di belakang saya ketika saya sedang bersembahyang.

Adakah seorang isteri tidak boleh menegur kesilapan suami? Apakah pula hukum suami bersembahyang di belakang isteri?


NOR,
Selangor



TIDAK salah menegur bagi membetulkan kesilapan yang berlaku.

Ini kerana setiap orang banyak melakukan kesalahan.

Orang yang ditegur pula hendaklah bersifat terbuka malah perlu berterima kasih kerana membetulkan kesalahan yang berlaku.

Sikap suami yang sensitif menyebabkan berlaku keadaan di atas.

Bagaimanapun, solat berjemaah perlu diteruskan bersama.

Pujuklah suami supaya terus menjadi imam.

Kemungkinan besar suami sudah memperbetul bacaannya atas teguran puan itu.

Ajaklah suami dan anak supaya bersolat jemaah di masjid atau surau.

Sembahyang bersendirian tidak menyamai solat berjemaah seperti yang sudah diketahui.

Justeru, solat jemaah hendaklah diusahakan untuk dilaksanakan dalam keluarga.

Mengenai suami yang bersolat di belakang isteri, solat tetap sah sekiranya bersendirian.

Sekiranya berniat jemaah maka tidak sah berjemaah dengan berimam wanita.

Ini kerana lelaki adalah pemimpin kepada wanita dan bukan sebaliknya.

Anak gadis belum khatan

SAYA seorang ibu kepada anak perempuan yang berumur tiga tahun. Masalah yang dihadapi sekarang ialah anak saya itu masih belum dikhatankan kerana dia mengalami ekzema yang teruk membabitkan seluruh badan dan juga kemaluannya semasa bayi.
Hingga kini ekzema itu masih belum sembuh. Ekzema itu menyakitkan apabila terkena air di tubuhnya dan merumitkan apabila menyuci najisnya.

Apa hukumnya jika saya lambat khatan anak saya itu? Saya ada tanya beberapa klinik, tapi memberi jawapan mereka hanya khatan bayi bawah umur dua tahun saja.

ANA,

Kuala Lumpur



TERMASUK dalam perkara sunat bagi anak lelaki dan perempuan ialah berkhitan.

Ini jelas apabila Rasulullah s.a.w bersabda: “Lima perkara termasuk (sunnah-sunnah) fitrah: khitan, mencukur bulu kemaluan, memendekkan kumis, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak.” (Muttafaq ‘alaih).

Bagaimanapun, terdapat perbezaan hukum antara mazhab berkhitan atau bersunat.

Mazhab Shafie menganggap berkhitan sebagai wajib bagi kedua-dua anak lelaki dan perempuan.

Ia mempunyai beberapa hikmah, antaranya bagi menjaga kebersihan diri, kesihatan dan kehormatan bagi wanita.

Mazhab Hanafi menganggap berkhitan hanya sunat.

Manakala mazhab Hanbali menghukumkan wajib bagi anak lelaki dan sunat bagi anak perempuan.

Berdasarkan pendapat hukum di atas dan kes yang berlaku kepada anak puan, berkhitan boleh ditangguhkan sehingga penyakit anak itu sembuh atau reda.

Walaupun berkhitan biasanya dilakukan semasa anak masih kecil, ia boleh ditangguh sehingga berumur tujuh tahun atau sebelum baligh bagi anak lelaki.

Puan boleh berhubung dengan pihak hospital sekiranya klinik tidak dapat melakukannya.

Berkhitan sebenarnya hanya membabitkan prosedur kecil yang tidak memudaratkan.

Pilih kedai dobi Islam

SAYA menghantar pakaian ke kedai dobi namun keliru apakah hukumnya jika pakaian saya itu bercampur sekali dengan pakaian orang lain yang tidak dipastikan kesuciannya?

Jawapan

MEMBASUH pakaian di kedai dobi dibenarkan dalam Islam. Bagaimanapun, bagi mengelakkan kesamaran dan was-was, anda dinasihatkan membasuh sendiri pakaian itu.


Ia lebih menjimatkan dan tidak timbul rasa was-was lagi. Sekiranya tidak dapat mengelakkan daripada menggunakan perkhidmatan kedai dobi, pilihlah kedai dobi kepunyaan orang Islam dengan harapan mereka dapat mengasingkan pakaian yang terkena najis berat dengan pakaian lain.

Menurut mazhab Shafie, pakaian yang terkena najis berat seperti babi perlu dicuci secara menyamak dengan membasuh sebanyak tujuh kali dengan salah satu air yang bercampur tanah.

Sekiranya berlaku percampuran secara tidak sengaja, ia dimaafkan dalam keadaan itu.

Tenaga batin terjejas

SAYA masih bujang dan mempunyai teman wanita. Selepas mengalami kemalangan empat tahun lalu, kaki cacat apabila tidak dapat bergerak.
Segala pergerakan memerlukan penggunaan kerusi roda. Masalahnya, selepas kemalangan itu, kekuatan batin saya berkurangan.

Saya bimbang tidak dapat memberi tuntutan nafkah batin dan memuaskan isteri apabila berkahwin kelak. Saya ada menjelaskan masalah itu kepada teman wanita dan dia menerima saya seadanya.

Adakah haram jika saya berkahwin dalam keadaan diri yang tidak sempurna?


RAFIQ,
Kuala Lumpur


ASAL hukum perkahwinan itu harus. Bagaimanapun ia bertukar menjadi wajib, haram, sunat dan makruh dalam keadaan tertentu. Hukum haram berkahwin apabila perkahwinan membawa kemudaratan kepada isteri dengan tidak mendapat nafkah zahir dan batin.

Hukum perkahwinan anda adalah makruh apabila anda kurang berupaya memberi nafkah batin kepada isteri. Perkahwinan tidak sempurna tanpa kedua-dua nafkah batin dan zahir.

Bagaimanapun, apabila bakal isteri sudah diberitahu dan dia bersetuju menerima kekurangan anda, perkahwinan boleh saja diteruskan.